Cara Menangani Konflik Keluarga dengan Tepat, Hindari Hal-Hal Negatif
Merdeka.com - Banyak yang bertanya-tanya tentang bagaimana cara menangani konflik keluarga dengan tepat agar masalah yang dihadapi cepat menemui jalan keluar yang terbaik.Konflik dalam keluarga dapat terjadi ketika para anggotanya memiliki pandangan atau keyakinan berbeda sehingga menimbulkan bentrok.
Terkadang, konflik bisa terjadi karena kesalahpahaman satu sama lain dan menghasilkan kesimpulan yang salah. Masalah konflik yang tidak diselesaikan secara damai dapat menimbulkan pertengkaran dan kebencian dalam keluarga. Anda tentu tak mau hal ini terjadi berlarut-larut dalam keluarga Anda, bukan?
Adalah normal untuk tidak setuju antara satu sama lain dari waktu ke waktu. Konflik sesekali adalah bagian dari kehidupan keluarga. Namun, konflik yang berkelanjutan dapat membuat stres dan merusak hubungan.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik antara orangtua dan anak? Dhani menyarankan agar dalam situasi emosional, baik orangtua maupun anak mengambil jeda terlebih dahulu sebelum melanjutkan diskusi. Hal ini memungkinkan keduanya untuk menenangkan diri dan kembali ke pembicaraan dengan pikiran yang lebih jernih.
-
Bagaimana cara mengatasi perselisihan antar saudara? Kita bisa melihatnya sebagai peluang untuk mengajarkan anak cara berinteraksi, bekerja sama, dan mengatasi konflik.
-
Mengapa konflik pribadi bisa terjadi? Konflik pribadi dapat memiliki dampak yang beragam, mulai dari ketegangan dalam hubungan interpersonal, produktivitas yang terganggu, hingga terjadinya kekerasan fisik atau emosional. Oleh karena itu, penting bagi individu-individu yang terlibat untuk mengelola konflik dengan baik, baik melalui komunikasi yang efektif, negosiasi, maupun upaya-upaya lain untuk mencapai solusi yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.
-
Bagaimana cara konflik muncul? Konflik berasal dari bahasa Latin 'configure' yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik dalam hubungan? Menghindari atau menumpuk konflik hanya akan menciptakan masalah yang bisa meledak sewaktu-waktu.
-
Apa itu konflik pribadi? Konflik pribadi adalah pertentangan atau ketegangan yang terjadi antar individu.
Terlebih beberapa orang memiliki kesulitan untuk mengelola perasaan mereka dan dengan sengaja malah menyakiti, agresif, atau bahkan melakukan kekerasan. Berkomunikasi dengan cara yang positif dapat membantu mengurangi konflik sehingga anggota keluarga dapat mencapai penyelesaian secara damai.
Komunikasi akan mengarah pada kesepahaman bahwa setiap orang setuju untuk berkompromi atau setuju untuk tidak setuju. Terkadang emosi yang kuat atau ketidakseimbangan kekuatan yang muncul dalam hubungan sulit untuk diselesaikan dan hanya dapat diselesaikan dalam situasi konseling.
Meski demikian, berikut ini adalah beberapa cara menangani konflik keluarga yang bisa Anda coba sendiri.
1. Terima Apa yang Bisa dan Tidak Bisa Dikendalikan
Langkah awal dalam cara menangani konflik keluarga adalah dengan menerima kenyataan bahwa ada beberapa hal yang memang bisa sekaligus ada juga yang tidak bisa Anda kendalikan. Terlepas dari seberapa besar keinginan Anda, Anda tidak dapat mengontrol perilaku orang lain. Namun, Anda bisa mengontrol bagaimana Anda merespons. Pikirkan konflik yang Anda alami di masa lalu, bagaimana Anda bereaksi, dan apa hasilnya.
Jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan, renungkan pendekatan yang telah Anda ambil. Apakah pendekatan itu secara akurat mencerminkan kebutuhan atau permintaan yang Anda inginkan dengan cara yang menjaga harga diri dan hubungan? Jika tidak, coba tanggapi konflik dengan cara yang berbeda lain kali, dengan harapan akan memberikan efek yang lebih positif.
2. Tunggu Situasi Tenang
Cara menangani konflik keluarga yang kedua adalah dengan menunggu hingga situasi dan kemarahan yang ada mereda. Akan lebih baik jika Anda membiarkan semuanya tenang sebelum mencoba menyelesaikan konflik sehingga Anda dapat melakukan percakapan yang rasional dan konstruktif.
Karena ketika emosi sedang tinggi, bagian fungsional dari otak menjadi kurang berfungsi dan hal ini benar-benar dapat membuat siapa saja kesulitan untuk melakukan diskusi yang masuk akal dengan solusi yang efektif. Cobalah berbicara dengan nada tenang dan kesampingkan semua emosi untuk menyelesaikan konflik keluarga.
Jika Anda mencoba untuk menyelesaikan konflik sementara orang-orang masih dalam keadaan sedang marah dan menyerang, upaya tersebut dapat gagal atau bahkan memperburuk situasi. Ingat, tujuannya di sini bukan untuk memenangkan pertengkaran tetapi untuk menemukan resolusi yang sehat dan saling menguntungkan.
3. Memahami Perspektif Anggota Keluarga
Cobalah untuk memahami perspektif anggota keluarga lainnya sebagai salah satu upaya menangani konflik dengan mereka. Penting untuk memberi kesempatan kepada anggota keluarga lain untuk mengungkapkan pandangan mereka tanpa diganggu. Dan Anda juga harus meminta kesempatan untuk melakukan hal yang sama.
Dengarkan secara aktif. Cobalah untuk memahami berbagai hal dari sudut pandang orang lain dan kemudian identifikasi apa yang dapat Anda lakukan secara berbeda untuk membantu menyelesaikan konflik. Mendengarkan orang lain dan memiliki empati adalah cara untuk bersikap adil dan mendapatkan wawasan yang berharga. Dan tentunya hal ini bukan tentang tunduk atau mengalah pada tuntutan orang lain, ya.
4. Memahami Bagaimana Konflik Memengaruhi Keluarga
Cara menangani konflik keluarga yang selanjutnya adalah Anda juga harus memahami bagaimana hal itu memengaruhi seluruh keluarga. Sangat mudah terjebak dalam konflik tanpa menyadari seberapa besar pengaruhnya terhadap orang-orang di sekitar Anda.
Misalnya, ketika orang tua bertengkar, anak-anak sering kali dapat merasakan stres dan perubahan suasana hati, meskipun mereka berusaha menyembunyikannya. Namun, ketika anggota keluarga yang terlibat dalam konflik memahami bagaimana hal itu menyakiti anggota keluarga lainnya, mereka cenderung terbuka untuk mencari penyelesaian.
5. Gunakan "Saya" Bukannya "Kamu"
Saat Anda mencoba menyelesaikan konflik, pernyataan "kamu" mungkin terdengar seperti tuduhan, yang mana akan mudah memicu respons defensif dan mempersulit untuk terhubung.
Sebaiknya, gunakan pernyataan dengan kata "saya" dan bicarakan tentang perasaan Anda. Anda cenderung tidak akan memicu pembelaan orang lain saat tengah menyoroti perspektif pribadi Anda, emosi Anda, dan masalah kritis yang perlu Anda selesaikan.
6. Selektif Memilih Masalah
Penting diketahui bahwa tak semua masalah perlu diperdebatkan secara luas. Ya, tidak setiap masalah layak diperjuangkan. Misalnya, jika pasangan atau anak Anda melakukan sesuatu yang sepele yang mengganggu, seperti tidak membuang sampah di tempatnya, pertimbangkan dalam diri apakah masalah seperti ini layak untuk diperdebatkan secara panjang lebar.
Ingat-ingatlah bahwa kecelakaan bisa terjadi, orang-orang bisa lupa, semua orang pasti pernah dan akan membuat kesalahan, dan tidak semuanya dilakukan untuk menyakiti Anda dengan sengaja. Namun, ini tidak berarti Anda harus mentolerir perilaku yang toxic atau kasar. Dan Anda berhak untuk prihatin serta angkat bicara jika memang masalahnya pelik bagi standar emosi Anda.
7. Raih, Jangan Menarik
Jika Anda melihat anggota keluarga lain sebagai ancaman, Anda dapat menarik diri sebagai cara untuk melindungi diri sendiri. Namun, mengasingkan diri dapat memperpanjang masalah di antara keluarga dan mempersulit penyelesaian konflik.
Jadi, saat Anda ingin menarik diri, cobalah menjadi orang berjiwa besar dan raihlah masalah yang ada sebagai gantinya. Mengambil risiko dan mengambil langkah pertama sering kali adalah pilihan yang baik, memberi Anda dan anggota keluarga lainnya kesempatan untuk menyelesaikan masalah dan menyambung kembali interaksi yang sehat.
8. Kerja Tim
Keluarga yang sehat adalah unit yang solid, tetapi keluarga terdiri dari banyak orang. Bahkan pasangan tanpa anak dapat mengalami konflik kepentingan. Dan situasi ini tidak akan menjadi lebih mudah jika mereka memiliki anak atau tinggal bersama kerabat lainnya.
Untuk memastikan saling pengertian dan dukungan, penting untuk menyepakati tujuan bersama dan kontribusi individu setiap orang. Berusahalah untuk melakukan percakapan yang disengaja tentang harapan satu sama lain dan peran setiap orang dalam mencapai tujuan bersama. Hal ini sangat penting, terutama karena setiap individu berkembang dan begitu pula kebutuhan serta kemampuan mereka).
9. Cari Bantuan Profesional
Anda bisa mencari bantuan dan dukungan profesional jika diperlukan. Bagi banyak orang, keluarga adalah bagian utama dalam hidup dan mereka menganggap keluarga layak untuk diinvestasikan untuk memperbaikinya. Mencari bimbingan yang tidak memihak dan bantuan dari seorang ahli dapat membantu Anda dan keluarga mengatasi tantangan apa pun secara efektif.
Baik itu terapi hubungan untuk membantu membangun hubungan romantis yang sehat atau konseling online untuk meningkatkan keterampilan manajemen amarah, saat ini telah tersedia dukungan profesional untuk semua jenis masalah yang dapat Anda temukan dengan mudah. Mereka yang terjebak dalam hubungan beracun juga bisa mendapat manfaat dari bantuan profesional ini.
10. Minimalisir Kontak
Anda bisa mengambil langkah akhir berupa meminimalisir atau mengakhiri kontak secara total jika konflik keluarga yang Anda alami tak memiliki prospek menjanjikan untuk berubah ke arah yang lebih baik. Meskipun meraih kadang lebih baik daripada menarik diri, ada beberapa jenis konflik yang memang tidak dapat diselesaikan.
Dan akan lebih baik bagi Anda untuk meminimalkan atau mengakhiri kontak sepenuhnya. Mengakhiri kontak biasanya merupakan pilihan terakhir, tetapi perlu dipertimbangkan jika kesehatan dan kesejahteraan Anda atau orang yang Anda cintai berisiko. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik adalah suatu proses sosial yang terjadi ketika ada perbedaan pandangan atau kepentingan antara dua pihak atau lebih.
Baca SelengkapnyaTerjadinya konflik antara orangtua dan anak perlu diselesaikan dengan tepat agar tidak berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengelola emosi dalam hubungan suami istri.
Baca SelengkapnyaKonflik pribadi dapat terjadi dalam berbagai macam konteks masalah.
Baca SelengkapnyaCara mengatasi masalah rumah tangga secara Islami melibatkan beberapa prinsip dan strategi yang dapat membantu memperbaiki hubungan suami-istri.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menjalin hubungan yang baik dengan mertua.
Baca SelengkapnyaKomunikasi adalah salah satu faktor penting dalam menjaga keharmonisan dan yang mampu mempererat ikatan batin antar anggota keluarga.
Baca SelengkapnyaAnak ke 2 dalam keluarga memiliki karakteristik cukup unik. Ini fakta anak ke 2 dalam percintaan.
Baca SelengkapnyaSibling rivalry lazim terjadi diantara sesama saudara. Orangtua harus peka dan bisa menengahi dengan adil jika terjadi konflik diantara anak-anak..
Baca SelengkapnyaTerjadinya pertengkaran antara orangtua bisa sangat mempengaruhi kondisi mental anak.
Baca SelengkapnyaTradisi Asia yang masih kuat diyakini menjadi pemicu konflik antara menantu dan mertua, khususnya soal keuangan.
Baca Selengkapnya