![<b>Dulunya Buruh Migran Taiwan, Pria Asal Banyuwangi Kini Sukses Jadi Bos Susu Kambing Beromzet Rp16 Juta Per Minggu</b><br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/7/3/1719980998621-b2w4o.jpeg)
Dulunya Buruh Migran Taiwan, Pria Asal Banyuwangi Kini Sukses Jadi Bos Susu Kambing Beromzet Rp16 Juta Per Minggu
Omzetnya capai belasan juta per pekan
Omzetnya capai belasan juta per pekan
Jarot Setiawan, warga Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pernah mengadu nasib sebagai buruh migran di negeri orang. Tak ingin selamanya jadi buruh migran, Jarot pulang dan merintis usaha. Kini, ia dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses.
Jarot menjadi buruh migran hingga dua kali, jika ditotal ia menjadi buruh migran selama 6 tahun.
Pertama, ia berangkat ke Taiwan pada tahun 1999 dan pulang ke kampung halamannya tiga tahun kemudian yakni pada tahun 2002.
Selanjutnya, pada tahun 2006, Jarot kembali berangkat ke Taiwan. Sama seperti keberangkatan pertamanya, ia pulang setelah tiga tahun bekerja di sana yakni pada tahun 2009.
Saat pulang ke kampung halamannya di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi, Jarok mencoba peruntungan menjadi petani jeruk bersama keluarganya. Profesi ini ia lakoni selama beberapa tahun.
Pada tahun 2016, Jarot memutuskan beralih profesi menjadi pebisnis. Ia merintis bisnis susu perah dari nol. Ia memulainya dengan beternak kambing perah di lahan bekas kebun jeruk.
Mengutip situs resmi Pemkab Banyuwangi, saat ini ada 200 kambing perah jenis Sapera di peternakan yang tertata rapi dan bersih itu. Di tempat inilah, Jarot memproduksi susu kambing.
"Susunya enak, tidak bau prengus. Bentuknya lebih kental dari susu sapi, harganya lebih mahal dari susu sapi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (2/7/2024).
Sebanyak 200 ekor kambing bisa memproduksi 700-1000 liter susu per pekan.
"Satu kambing rata-rata menghasilkan 1 sampai 2 liter susu setiap hari. Total rata-rata setiap hari bisa dapat 100-150 liter, tergantung produktivitas kambingnya," jelas Jarot, dikutip dari Liputan6.com.
Jarot mengungkapkan, susu kambing yang dihasilkan setiap pekannya dikirim ke suppier pabrik susu bubuk di Yogyakarta dan Semarang.
"Kita jual ke supllier dalam bentuk beku. Setiap pekan bisa ambil 700 hingga 1000 liter susu kambing," tandas Jarot.
Adapun susu kambing dibanderol Rp 16.000 per liter. Jika produksi maksimal, Jarot meraup omzet 16 juta per pekan.
Setiap peternak bisa mengantongi Rp3,75 juta per dua pekan dari hasil menjual susu kambing, belum termasuk keuntungan jika kambing melahirkan
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap oleh petugas di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda
Baca SelengkapnyaIa mengunggah informasi burung murai dagangannya melalui Facebook, YouTube, hingga Instagram
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi di kawasan Tanjung Lengkong Kel. Bidaracina Kec. Jatinegara, Jakarta Timur, Jum'at (26/4) sore
Baca SelengkapnyaMayat korban dipaksakan pelaku agar muat ke dalam koper
Baca SelengkapnyaMereka diduga berangkat dengan cara ilegal dan menjadi korban perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaJamur ini mahal, langka dan harus menunggu sambaran petir untuk dipanen.
Baca SelengkapnyaDua wanita asal Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), ditangkap polisi. Mereka diduga terlibat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) antarnegara.
Baca SelengkapnyaSeorang TKI yang bekerja di Hongkong membagikan pengalamannya saat merawat kambing milik bosnya.
Baca Selengkapnya