Mengenal Jenis Antibiotik, Ketahui Manfaat Serta Efek Sampingnya bagi Kesehatan
Merdeka.com - Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi (jamur) dan bakteri. Antibiotik memiliki khasiat untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman serta sifat toksik (racun) yang ditimbulkan bagi manusia relatif lebih kecil. Cara kerja antibiotik yang paling penting adalah perintangan sintesa protein, dengan sintesa protein ini kuman menjadi musnah atau tidak berkembang.
Antibiotik merupakan obat yang berasal dari seluruh bagian tertentu mikroorganisme yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik tidak efektif untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, karena virus tidak memiliki proses metabolisme sesungguhnya melainkan bergantung pada tuan rumah.
Antibiotik selain membunuh mikroorganisme atau menghentikan reproduksi bakteri juga membantu sistem pertahanan alami tubuh untuk mengeleminasi bakteri tersebut. Contoh jenis antibiotik adalah penisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin dan lain-lain. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai berbagai jenis antibiotik yang terdapat dalam dunia kesehatan.
-
Bagaimana antibiotik melawan infeksi bakteri? Obat ini berfungsi dengan dua cara: menghentikan pertumbuhan bakteri atau langsung membunuh bakteri tersebut.
-
Apa fungsi utama antibiotik dalam melawan penyakit? Sebuah artikel yang telah ditinjau secara medis oleh Alisha D Sellers, BS Pharmacy, PharmD dari Medical News Today menjelaskan bahwa antibiotik adalah obat yang dirancang untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
-
Apa fungsi utama antibiotik? Antibiotik adalah obat yang dirancang khusus untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat ini bekerja dengan dua cara: menghentikan pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri itu sendiri. Oleh karena itu, antibiotik sangat berguna ketika tubuh kita tidak dapat melawan infeksi bakteri secara efektif.
-
Antibiotik bekerja untuk apa? Saat sistem imun tidak dapat menangkal bakteri yang masuk dan berkembang biak di dalam tubuh, inilah waktu yang tepat untuk minum antibiotik. Obat tersebut akan bekerja untuk menghancurkan bakteri.
-
Bagaimana cara kerja antibiotik? Secara umum, antibiotik bekerja dengan 2 cara yaitu menghentikan pertumbuhan dan membunuh bakteri.
-
Kenapa antibiotik penting? Antibiotik diperlukan untuk infeksi bakteri'Kalau virus itu tidak perlu antibiotik, parasit tidak perlu juga,' tegasnya.
Golongan Jenis Antibiotik
Penggolongan jenis antibiotik berdasarkan struktur kimia dapat dibedakan sebagai berikut:
- Beta laktam, penisilin (contohnya: penisilin, isoksazolil penisilin, ampisilin), sefalosporin (contohnya sefadroksil, sefaklor), monobaktam (contohnya: azteonam) dan karbapenem (contohnya: imipenem).
- Tetrasiklin, contohnya tetrasiklin dan doksisiklin.
- Makrolida, contohnya eritromisin dan klaritromisin
- Linkomisin, contohnya linkomisin dan klindamisin
- Kloramfenikol, contohnya kloramfenikol dan tiamfenikol
- Aminoglikosida, contohnyastreptomisn, neomisin dan gentamisin.
- Sulfonamida (contohnya: sulfadizin, sulfisoksazol) dan kotrimoksazol (kombinasi trimetroprim dan sulfametoksazol).
- Kuinolon (contohnya: asam nalidiksat) dan fluorokuinolon (contohnya: siprofloksasin dan levofloksasin)
- Glikopeptida, contohnyavankomisin dan telkoplanin.
- Antimikrobakterium, isoniazid, rifampisin, pirazinamid.
- Golongan lain, contohnya polimiksin B, basitrasin, oksazolidindion.
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotik yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik (contohnya sulfonamid, trimetroprim, kloramfenikol, tetrasiklin, linkomisin dan klindamisin) dan ada yang bersifat membunuh bakteri, dikenal sebagai aktivitas bakterisid (contohnya penisilin, sefalosporin, streptomisn, neomisin, kanamisin, gentamisin dan basitrasin).
Klasifikasi Jenis Antibiotik
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:
- Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, antara lain beta-laktam (penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan vankomisin.
- Memodifikasi atau menghambat sintesis protein antara lain, aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin.
- Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat antara lain, trimetoprim dan sulfonamid.
- Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat antara lain, kuinolon, nitrofurantoin.
Antibiotik juga diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya. Terdapat dua klasifikasi, yaitu jenis antibiotik yang merusak dinding sel dan jenis antibiotik yang memodifikasi sintesis.
Jenis Antibiotik yang Merusak Dinding Sel
1. Antibiotik Beta-Laktam
Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur cincin beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-laktamase. Jenis antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar efektif terhadap organisme Gram -positif dan negatif.
Antibiotik beta-laktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.
2. Basitrasin
Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotik polipeptida, yang utama adalah basitrasin A. Basitrasin tersedia dalam bentuk salep mata dan kulit, serta bedak untuk topikal. Basitrasin jarang menyebabkan hipersensitivitas.
3. Vankomisin
Vankomisin merupakan antibiotik lini ketiga yang terutama aktif terhadap bakteri Gram-positif. Vankomisin hanya diindikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh S. aureus yang resisten terhadap metisilin (MRSA). Semua basil Gram-negatif dan mikobakteria resisten terhadap vankomisin. Vankomisin diberikan secara intravena, dengan waktu paruh sekitar 6 jam.
Jenis Antibiotik yang Memodifikasi atau Menghambat Sintesis
Jenis antibiotik yang termasuk golongan ini adalah aminoglikosid, tetrasiklin, kloramfenikol, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin.
1. Aminoglikosida
Aminoglikosisda dihasilkan oleh jenis−jenis fungi Streptomyces dan Micromanospora semua senyawa dan turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula amino di dalam molekulnya yang saling terikat secara glukosidis. Dengan adanya gugusan-amino, zat-zat ini bersifat basa lemah dan garam sulfatnya yang digunakan dalam terapi mudah larut dalam air.
2. Tetrasiklin
Antibiotik golongan ini mempunyai spektrum luas dan dapat menghambat berbagai bakteri Gram-positif, Gram- negatif, baik yang bersifat aerob maupun anaerob, serta mikroorganisme lain seperti Ricketsia, Mikoplasma, Klamidia, dan beberapa spesies mikobakteria. Antibiotik yang termasuk ke dalam golongan ini adalah tetrasiklin, doksisiklin, oksitetrasiklin, minosiklin, dan klortetrasiklin.
3. Kloramfenikol
Kloramfenikol aktif terhadap sejumlah organisme gram positif dan gram negatif, tetapi karena toksisitasnya penggunaan obat ini dibatasi hanya untuk mengobati infeksi yang mengancam kehidupan dan tidak ada alternatif lain. Antibiotik ini diindikasikan pada pasien dengan demam tifoid, infeksi berat lain terutama yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae, abses serebral, mastoiditis, ganggren, septikemia, pengobatan empiris pada meningitis.
4. Makrolid
Makrolida aktif terhadap bakteri Gram-positif, tetapi juga dapat menghambat beberapa Enterococcus dan basil Gram- positif.
5. Klindamisin
Mekanisme kerja klindamisin sama dengan eritromisin. Klindamisin terutama diberikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob, seperti bakteri Bakteriodes fragilis yang sering kali menimbulkan infeksi abdomen yang diakibatkan trauma. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Temukan berbagai fakta penting saat minum antiobitik, biar nggak salah!
Baca SelengkapnyaPerhatikan petunjuk label obat sebelum mengonsumsinya.
Baca SelengkapnyaMengetahui nama bakteri dan penyakitnya dapat meningkatkan kewaspadaan.
Baca SelengkapnyaKonsumsi antibiotik sembarangan bisa menjadi penyebab terjadinya resistensi, seberapa cepat kondisi ini bisa terjadi di tubuh kita?
Baca SelengkapnyaKedua bakteri ini dapat menyerang seluruh sistem organ dalam tubuh manusia dan menyebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaDampak resistensi antimikroba akibat konsumsi antibiotik berlebihan masih belum disadari banyak orang.
Baca Selengkapnya