Keunikan Tradisi Malem Selawe di Gresik, Lelang Bandeng di Bulan Ramadan
Menjadi salah satu kekayaan hasil alam Gresik, dulu bandeng hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu.
Menjadi salah satu kekayaan hasil alam Gresik, dulu bandeng hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu.
Keunikan Tradisi Malem Selawe di Gresik, Lelang Bandeng di Bulan Ramadan
Asal Mula Tradisi Malam Selawe
Melansir dari jurnal "Transformasi Tradisi di Kabupaten Gresik Akibat Adanya Pandemi Covid-19" karya Finna Rohmawati, terbentuknya tradisi Malam Selawe dikaitkan dengan sejarah Sunan Giri yang melakukan perjalanan dan pengikutnya yang membuat pasar dadakan untuk jual beli bandeng.
Hubungan antara budaya dan tradisi setempat ini membentuk keadaan sosial bernuansa islam. Terbentuklah Malam Selikur atau Selawe (malam 21 atau 25) di pasar Giri Gresik dengan melelangkan ikan bandeng untuk menyambut malam lailatul qadr.
Melansir dari jurnal "Menyingkap Makna Harga Dibalik Tradisi Lelang Bandeng di Gresik" karya Nur Habiba Rachmi, Tradisi lelang bandeng bermula pada abad ke-15 zaman Sunan Giri.
Pada masa itu perekonomian masyarakat lemah dan belum mengerti mengenai perniagaan. Sedangkan daerah Gresik menjadi wilayah yang strategis di jalur perdagangan laut. Bermula dari situlah Sunan Giri mengajarkan pada masyarakatnya untuk berniaga (Hasan, 2020).
Tradisi Malam Selawe
Malam selawe merupakan tradisi masyarakat serta santri di Gresik. Mereka beramai-ramai menuju masjid Giri pada waktu lailatul qadr.
Lantaran banyak santri Sunan Giri berasal dari luar daerah Gresik, maka saat mereka akan pulang, akan mencari oleh-oleh. Pasar Bandeng pun jadi pilihan.
Pasalnya, pada saat itu produksi bandeng sangat berlimpah. Hal itu dibuktikan dari catatan Kolonial bahwa produksi bandeng terbesar berada di Gresik Jawa Timur.
Bandeng menjadi salah satu makanan mewah yang disajikan pada masa koloniall.
Meskipun bandeng jadi produksi yang melimpah akan tetapi tidak semua kalangan bisa menikmati sajian bandeng. Hanya kalangan tertentu saja yang bisa menikmati bandeng.
Namun akhirnya, Kesunanan Giri menghapus adanya kalangan atas dan bawah.
Masyarakat pun bisa menikmati produksi bandeng yang menjadi salah satu kekayaan hasil alam Gresik.
Keunikan dan Makna Tradisi Malam Selawe
Melansir dari laman jurnal unsiq.ac.id (Transformasi Tradisi di Kabupaten Gresik Akibat Adanya Pandemi Covid-19-by. Finna Rohmawati), Tradisi Malem Selawe (lelang bandeng) menjadi kegiatan sebagai bentuk rasa syukur akan keberhasilan masyarakat dalam membudidayakan bandeng.
Bandeng menjadi pelengkap persediaan sebelum hari lebaran, karena menjelang lebaran banyak pedagang libur serta tak ada penjual seperti hari biasanya.
Dilestarikan Masyarakat Gresik
Fakta bahwa tradisi ini sangat dilestarikan oleh masyarakat Gresik dan menjadi turun temurun, ikan bandeng pun juga menjadi menu hidangan wajib pada saat hari raya idul fitri.
Keunikan malam selawe ini ialah dengan melelang bandeng yang diadakan di pasar Giri Kedaton tradisi ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lain semacam festival, lomba kuliner khas Gresik dan berbagai macam hadiah. Sehingga hal tersebut menjadi daya tarik masyarakat Gresik dan luar Gresik.Fungsi dari adanya lelang bandeng ini menjadi penunjang ekonomi masyarakat Gresik hingga kini dan menjadi hiburan bagi masyarakat Gresik dan pendatang. Pada saat ini lelang bandeng juga bisa dijumpai di pasar online akibat adanya pandemic Covid-19 waktu itu.
