Kisah Hidup Tri Rismaharini Calon Gubernur Jawa Timur, Hidup dengan Anak Yatim hingga Tak Berani Berdoa Minta Jabatan
Risma mengaku tak berani berdoa minta jabatan karena pengaruh didikan ayahnya sejak kecil
Sosok Tri Rismaharini mulai dikenal publik saat menjadi Wali Kota Surabaya. Ia merupakan wali kota perempuan pertama di Indonesia yang terpilih dalam Pemilu.
Sepak terjangnya selama menjadi wali kota Surabaya banyak dipuji. Ia pun membawa Kota Surabaya meraih sejumlah penghargaan. Selain itu, ia sendiri juga panen prestasi selama menjabat sebagai wali kota Surabaya. Prestasi tersebut membuatnya dilirik dalam politik nasional.
Ia kemudian dipercaya menjadi Menteri Sosial Republik Indonesia (RI) menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang pada terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur pada Pilkada 2019 lalu. Risma menjabat sebagai Mensos RI sejak 23 Desember 2020 hingga mengundurkan diri pada 6 September 2024 untuk mengikuti Pilkada Jawa Timur 2024.
Tak Pernah Minta Jabatan
Pada sebuah pertemuan dengan sejumlah tokoh Muhammadiyah di Jawa Timur, Risma menceritakan prinsipnya dalam berpolitik.
“Saya terus terang tidak menyiapkan apapun, saya punya prinsip bahwa jabatan itu tidak boleh diminta. Saya tidak daftar, juga tidak berdoa karena tidak berani. Saya tahu di balik jabatan itu berat tanggung jawabnya,” ungkap perempuan kelahiran Kediri, mengutip YouTube Liputan6.
Keteguhan prinsip Risma untuk tidak gila jabatan ini merupakan buah dari didikan sang ayah yang ia terima. Ayah Risma mendidik anaknya dengan sangat keras.
“Dulu kami tinggal dengan beberapa anak yatim. Mainan itu dibelikan sama semua (antara Risma dengan anak-anak yatim), tapi kalau anak yatim meminta mainan saya, bapak meminta saya menyerahkannya. Didikan orang tua itu melekat sampai sekarang, kadang saya enggak diminta saya pengen ngasih,” imbuh Risma.
Kesan Sejawat
Sosok Risma yang dikenal pekerja keras dan tidak kenal kompromi ini membuatnya dikagumi banyak orang. Salah satunya mantan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said.
"Ibu Risma adalah wanita pertama yang terpilih sebagai wali kota Surabaya sepanjang sejarah dan menjadi salah satu wali kota terbaik di dunia. Sebelum menjadi wali kota, beliau adalah Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan pernah menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya hingga tahun 2010," tutur Sudirman, dikutip dari situs esdm.go.id, Rabu (29/4/2015).
Menurut Sudirman, Risma juga merupakan orang yang istikamah dalam meniti karier sebagai aparatur sipil negara (ASN). Ia menjadi menjadi ASN sejak tahun 1990-an hingga kemudian menjadi wali kota Surabaya pada tahun 2010 silam.
"Ibu Risma mulai menata Kota Surabaya dari yang buruk penataannya, menjadi lebih asri dan lebih segar. Pada masa kepemimpinannya, Kota Surabaya meraih Adipura empat tahun berturut-turut untuk kategori kota metropolitan," tandas Sudirman.