Mengenal Deni Wicaksono Pimpinan DPRD Jatim Termuda, Mantan Aktivis Mahasiswa yang Kini Berjuang Berantas Kemiskinan
Politisi 43 tahun ini memiliki rekam jejak panjang sebagai aktivis mahasiswa dan masyarakat.
Lima pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur telah mengucapkan sumpah/janji bersama di Ruang Sidang Paripurna DPRD Jatim yang berlokasi di Jalan Indrapura Kota Surabaya, Kamis (24/10/2024).
Dari lima pimpinan tersebut, Deni Wicaksono yang dilantik sebagai Wakil Ketua I merupakan pimpinan termuda DPRD Jatim sepanjang sejarah. Ia merupakan wakil rakyat dari Dapil Jatim IX yang meliputi Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi.
Pria kelahiran Kabupaten Gresik pada 18 Juli 1981 merupakan anggota DPRD Jawa Timur Komisi E yang membidangi Kesejahteraan Rakyat.
“Terima kasih masyarakat Jatim yang telah memberi penugasan ini. InsyaAllah akan kami jawab dengan kerja keras penuh amanah,” ujar pria 43 tahun ini, Jumat (25/10/2024), dikutip dari situs resmi Kominfo Jatim.
Aktivis Kampus
Deni merupakan alumnus program studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) angkatan tahun 2000. Selama kuliah, ia aktif dalam berbagai kegiatan organisasi internal maupun eksternal kampus.
Mengutip situs resmi Unair, di kampus, Deni aktif dalam Himpunan Mahasiswa Antropologi dan pernah didaulat Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (Presiden BEM) FISIP Unair pada tahun 2004.
Sementara di luar kampus, ia tergabung dengan organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Aktivitasnya di GMNI membuat Deni bisa berjejaring dengan kelompok nasionalis yang bergerak di bidang pemberdayaan dan pendampingan masyarakat.
Selama bergabung dengan GMNI, Deni pernah melakukan pendampingan kepada buruh-buruh di kawasan Perak serta beberapa pedagang kaki lima di sekitar kampusnya. Deni bahkan dulu pernah melakukan pendampingan kepada buruh-buruh di Perak serta beberapa pedagang kaki lima di sekitar kampus.
Perjalanan Karier
Kerja profesional Deni dimulai pada tahun 2012 silam saat ia menjadi Komisioner Komisi Pelayanan Publik (KPP) Jawa Timur, lembaga yang menangani pengaduan dan keluhan masyarakat terkait kebijakan dan pelayanan publik Pemerintah Provinsi Jatim. Bahkan, Deni pernah menjabat sebagai Ketua KKP Jatim selama setahun.
Deni kemudian mendirikan Lembaga Konsultan Politik yang aktif di dunia riset atau survei terkait dunia politik. Deni mendampingi beberapa calon kepala daerah dan calon legislatif.
“Ketika di ruang itu (Lembaga Konsultan Politik), saya merasa bahwa apa yang saya lakukan tidak bisa maksimal, karena saya hanya bisa mengkritik dan menyuarakan aspirasi masyarakat dari luar pagar,” ungkap Deni.
Deni akhirnya memutuskan bergabung dengan partai politik. Ia memilih PDI Perjuangan sebagai wadah perjuangan politik praktisnya. Deni sempat menjadi Koordinator Komite Pemenangan Pemilihan Umum (Pemilu) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Jatim, hingga Kepala Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Jatim.
Wakil Rakyat
Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu, Deni mencalonkan diri sebagai Caleg DPRD Jatim melalui PDI Perjuangan. Ia terjun ke dunia politik karena ingin memiliki peran lebih besar dalam masyarakat. Deni pun terpilih sebagai Anggota DPRD Jatim periode 2019-2024.
Pada Pileg 2024, Deni kembali mencalonkan diri sebagai Caleg DPRD Jatim dan kembali terpilih sebagai wakil rakyat.
Mengutip situs Kominfo Jatim, kini Deni bertekad mendengar aspirasi wong cilik, mengawal penurunan kemiskinan yang masih sangat tinggi di Provinsi Jawa Timur.
“Seluruh gerak kebijakan dan penganggaran Pemprov Jatim harus didedikasikan untuk masyarakat. Kurangi program seremonial yang tak berkaitan dengan hajat hidup rakyat. Ingat, kemiskinan di Jatim lebih tinggi dibanding rata-rata nasional. Padahal, potensi di Jatim luar biasa besar,” tegas Deni.