Mengintip Cara Hidup Elang Jawa, Burung dengan Penglihatan 8 Kali Lebih Tajam dari Manusia
Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda.
Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda.
Mengintip Cara Hidup Elang Jawa, Burung dengan Penglihatan 8 Kali Lebih Tajam dari Manusia
Satwa Langka
Polisi Kehutanan Madya Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BB KSDA) Jawa Timur, Hari Purnomo, mengatakan bahwa elang jawa termasuk satwa langka yang dilindungi. Mengutip Liputan6.com, hewan ini tak boleh dipelihara oleh perseorangan.
Baru-baru ini, BB KSDA menerima laporan tentang elang jawa yang dipelihara seseorang. Tak lama setelah laporan itu masuk, seorang warga Pandanwangi, Kota Malang, menyerahkan seekor elang jawa (Nisaetus bartelsi) peliharaannya BB KSDA ke Jawa Timur.
-
Bagaimana cara Elang Jawa berburu? Mereka biasanya berburu dengan cara menyergap atau melayang-layang di udara.
-
Di mana elang Jawa tinggal? Habitat yang disukai elang jawa adalah ekosistem hutan hujan tropis yang selalu hijau, mulai dari dataran rendah hingga daerah yang lebih tinggi dengan ketinggian mencapai 2.200 meter dan kadang-kadang 3.000 meter di atas permukaan laut.
-
Dimana habitat Elang Jawa? Habitat alami Elang Jawa meliputi hutan-hutan pegunungan, hutan primer, dan hutan sekunder di dataran tinggi.
-
Siapa burung terkuat di keluarga elang? Elang emas yang tersebar luas di belahan bumi utara, mengambil peran dominan sebagai burung kuat dalam keluarga elang.
-
Kenapa elang peregrine punya kecepatan tinggi? Mengutip IFLScience, Jumat (5/7), terbang hingga ketinggian jauh di atas korbannya – yang mungkin adalah burung lain – peregrine kemudian melipat sayapnya untuk memastikan bentuk yang lebih aerodinamis sebelum menjatuhkan paruhnya terlebih dahulu, hampir lurus ke bawah.
-
Bagaimana proses pelepasan elang Jawa? Pelepasan burung elang Jawa tersebut dilakukan di tempat latihan Kostrad tepatnya di Gunung Sangga Buana, Jawa Barat.
Selanjutnya, elang jawa direhabilitasi di kandang transit BB KSDA Jatim. Kelak, jika dinilai layak dilepas liarkan, petugas akan menentukan lokasi yang cocok. Pelepas liaran bisa di kawasan Bromo Semeru, Pulau Nusa Barong atau lainnya.
Identik dengan Garuda
Elang jawa merupakan spesies elang berukuran sedang dan termasuk hewan endemik di Pulau Jawa.
Elang ada yang memiliki tubuh sedang sampai besar dengan panjang tubuh antara 60-70 cm. Sedangkan kepala berwarna cokelat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm), dan tengkuk cokelat kekuningan.
Mengutip situs Taman Safari, satwa ini identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda.
Habitat
Persebaran elang jawa hanya terdapat di sekitar Pulau Jawa. Keberadannya bisa ditemui di Ujung Barat (Taman Nasional Ujung Kulon) sampai ujung timur (Semenanjung Blambangan Purwo) Pulau Jawa.
Burung ini hanya terbatas pada wilayah hutan primer dan daerah peralihan antara daratan rendah dan pegunungan. Sementara itu, satwa ini spesialisasi hidup di kawasan berlereng.
Sementara di Jawa Timur, dijumpai di Gunung Bromo, Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Meru Betiri.
Kini, penyebaran elang jawa hanya terdapat di hutan dataran tinggi. Kondisi ini terjadi karena banyak hutan dataran rendah yang hilang.
Padahal pada awal tahun 1990-an banyak yang menyebut elang jawa juga ada di dataran rendah.
Elang Jawa
Mata Tajam
Elang Jawa memiliki bola mata kecil, meski demikian burung ini mempunyai tatapan tajam untuk menaklukan mangsa. Elang Jawa memiliki penglihatan delapan kali lebih tajam dari manusia.
Dari atas ketinggian, elang jawa mengikuti gerak-gerik mangsa. Kemudian dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun di atas tanah. Mulai dari tupai, bajing, kalong, musang sampai anak monyet akan menjadi santapannya.
VP Life and Sains Taman Safari Indonesia, drh. Bongot Huaso Mulia, MSc. mengatakan, burung ini dikenal sebagai satwa dirgantara dengan daya jelajah luas. Elang jawa juga senang hidup di pohon yang tinggi menjulang agar dapat mengincar mangsa atau sebagai sarang.