Sejak Kecil Punya Ambisi Lulus Cepat agar Tak Bebani Orang Tua, Begini Kisah Ester Hotmaria Wisudawan Termuda ITS
Perempuan yang lulus TK pada usia 6 tahun ini dulunya tak bisa masuk sekolah dasar negeri.
Lulus kuliah di usia muda tentu menjadi cita-cita banyak orang. Meski demikian, tidak banyak orang yang mampu merealisasikannya. Ester Hotmaria, perempuan asal Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur, ialah salah satu orang yang mampu membuktikan bahwa lulus di usia muda itu mungkin dicapai.
Ester dinobatkan sebagai lulusan termuda pada gelaran Wisuda ke-130 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang akan digelar pada Sabru (21/9/2024) mendatang.
Perempuan berusia 20 tahun ini berhasil lulus dari Departemen Teknik Geofisika dari Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian (FTSPK) ITS setelah menjalani perkuliahan selama delapan semester.
Pendidikan
Ester lulus dari Taman Kanak-Kanak pada usia enam tahun. Selanjutnya, perempuan kelahiran Surabaya ini bersekolah di SD Hang Tuah 10 Juanda.
Saat itu, peraturan sekolah negeri mengharuskan calon siswa minimal berusia tujuh tahun atau lebih. Hal ini membuat Ester tidak bisa mendaftarkan diri ke sekolah dasar negeri.
“Makanya saya memilih sekolah swasta agar dapat masuk SD usia enam tahun,” tuturnya, dikutip dari situs resmi its.ac.id, Kamis (19/9/2024).
Ambisi Lulus Cepat
Ester mengaku bahwa dirinya berambisi lulus pendidikan cepat karena tak ingin membebani orang tuanya yang sudah mendekati usia pensiun. Ia pun mengikuti program akselerasi semasa duduk di bangku SMP dan SMA. Ambisinya tersebut terpancar ketika dirinya mengikuti program akselerasi semasa duduk di bangku SMP dan SMA.
“Pilihan tersebut berhasil memangkas dua tahun masa pendidikan saya,” imbuh Ester.
Lulus dari SMA Negeri 1 Sidoarjo pada usia 16 tahun, Ester kemudian melanjutkan pendidikannya pada jurusan Teknik Geofisika dari Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian (FTSPK) ITS.
“Di sinilah saya menemukan teman yang mendukung untuk terus berkembang,” ujar mahasiswa angkatan tahun 2020 ini.
Lingkungan kampus ITS membuat Ester nyaman dan tidak merasakan kendala meski usianya jauh lebih muda dibanding teman-teman seangkatannya.
Bukan Mahasiswi 'Kupu-Kupu'
Semasa kuliah, Ester tidak hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang).
“Saya mengisi waktu luang dengan ikut berbagai kegiatan nonakademik,” jelas anak bungsu dari pasangan Hasoloan Samosir dan Tiurma Theresia Tobing ini.
Perempuan yang gemar traveling ini mengaku tidak ingin menjadi mahasiswa yang minim pengalaman. Oleh karena itu, ia pun bergabung dengan sejumlah organisasi yakni Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) ITS dan Society of Exploration Geophysicists ITS Student Chapter.
“Di sini saya berkesempatan bertemu dengan banyak orang yang mendalami bidang yang sama dengan saya,” ucap Ester.
Salah satu pencapaian terbaik Ester yakni ketika berhasil mendapat predikat 1st Highest Score pada kompetisi Derrick Geothermal Case Study Competition 2022.
Ester juga pernah didapuk menjadi pembicara dalam sebuah acara yang melibatkan Tarlac Agricultural University (TAU), Filipina. Ia juga mengikuti kegiatan ITS CommTECH Exploration dan berkesempatan mengerjakan project bersama beberapa mahasiswa ITS dan mahasiswa asal Negeri Sakura.
Lika-liku kehidupan selama berkuliah dianggap Ester sebagai suatu hal yang berarti, karena setiap proses kehidupan ia yakin Tuhan selalu menyertainya. Ester pun selalu menghadapi rintangan yang ada sedikit demi sedikit.
“Kita tidak boleh menyerah dan harus yakin dengan kompetensi yang kita miliki,” tandasnya.