Adu tarung program cagub, siapa yang layak memimpin Ibu Kota?
Merdeka.com - Pilkada DKI Jakarta 2017 diwarnai kasus penistaan agama yang dilakukan gubernur non-aktif Basuki T Purnama (Ahok). Begitu kasus ini merebak, warga seolah terlarut dan memberikan perhatian khusus pada kasus ini.
Begitu kuatnya pengaruh kasus ini membuat program-program para kandidat nyaris luput dari perhatian warga. Warga seakan lupa, Pilkada DKI 2017 merupakan ajang dan momen membangun Ibu Kota secara bersama-sama. Sebab, program yang ditawarkan saat ini adalah salah satu cara menilai cagub dan cawagub, apakah mereka mampu membawa perubahan dan mengatasi persoalan di Ibu Kota yang sangat kompleks.
Pengamat politik Universitas Nasional, Alfan Alfian mengatakan, meskipun gencar melakukan kampanye, program para kandidat dinilai masih tumpang tindih. Hampir semua program yang ditawarkan sama dan belum ada yang membedakan mereka satu sama lain. Polanya juga sama, janji dan memberi bantuan langsung kepada masyarakat.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Bagaimana cara pelaksanaan kampanye Pilkada 2024? Dalam pelaksanaan kampanye, KPU telah mengatur alat peraga apa saja yang boleh digunakan. Berikut berbagai alat peraga kampanye Pilkada 2024, perlu diketahui: 1. Bahan Kampanye: Semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program, dan/atau informasi lainnya dari peserta Pemilu, simbol atau tanda gambar peserta Pemilu, yang dipasang untuk keperluan kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih peserta Pemilu tertentu.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Kenapa Polwan dan Kowad sosialisasi pemilu? 'Kami mengajak ibu Danramil karena letak Makoramil juga dekat dengan lokasi banjir. Kami bersama-sama sosialisasi,' ucap Rara.
-
Dimana Polwan dan Kowad sosialisasi pemilu? Rara melakukan sosialisasi di Jalan lintas timur Riau-Sumatera Utara. Lokasi tepatnya di Ujung Tanjung Dusun Terminal, Tanah Putih, Rokan Hilir.
"Ketiganya sama, hampir sama isu, janjikan sesuatu yg secara umum perbaikan materi. Sama-sama mengeksplorasi isu populis," kata Alfan kepada merdeka.com berapa hari lalu.
Alfan menilai, ajang kampanye masih seputar pencitraan dan sosialisasi pengenalan kepada warga. Adapun dalam kesempatan ini, warga tidak diberikan ruang yang cukup untuk mengkritisi program-program yang ada dalam visi dan misi mereka.
Apa yang dibutuhkan warga DKI?
Pengamat tata kota Yayat Supriyatna mengatakan, meski sudah menawarkan program, ketiga pasangan calon masih memperlihatkan taktik politik saling menjatuhkan satu sama lain. Dia menilai, ketiganya belum sampai pada akar persoalan yang dihadapi masyarakat DKI.
"Belum ada dalam visi misi. Hanya saling menjatuhkan satu sama lain. Memang etika kepemimpinan juga perlu. Jakarta juga perlu dibangun dengan etika, sopan santun, berbudaya. Itu yang kita dorong," kata Yayat kepada merdeka.com, Selasa (22/11).
Dari kebutuhan-kebutuhan di Ibu Kota, menurut Yayat, ada tiga hal mendasar perlu mendapat perhatian khusus dari ketiga kandidat. Ketiga hal itu antara lain layanan umum yang lancar, solusi banjir dan sampah serta ketersediaan lapangan pekerjaan. Tiga hal ini, kata dia merupakan persoalan klasik yang hampir belum ada jalan keluarnya.
"Konstruksi layanan sudah dibongkar habis, apa yang mau diubah, apa bisa selesaikan? Lalu layanan umum. Yang kita dorong adalah layanan umum lancar. Dan ketiga, agar warga DKI enggak berantem harus dibuat sibuk. Kerja," jelasnya.
Anies Baswedan kampanye di Kepulauan Seribu ©2016 Merdeka.com/Anisyah Al Faqir
Terkait layanan umum, kata Yayat, fokusnya adalah soal mengatasi kemacetan di Ibu Kota. Menurut dia, hal yang sangat perlu adalah bagaimana membuat mobilitas penduduk berjalan tanpa hambatan. "Macet itu biasa ya dan biarkan saja. Tapi bagaimana membuat agar mobil dan bus tetap berjalan lancar dan nyaman," jelasnya.
Kemudian, masalah banjir dan sampah harus diselesaikan secara bersama-sama. Hal ini bukan saja tanggung jawab pemerintah tapi bagaimana mengajak warga ikut terlibat dalam menangani masalah banjir. Warga, kata dia perlu didorong untuk membangun kesadaran untuk hidup bersih dan tertib.
"Sungai sudah bersih tapi kesadaran masyarakat belum ada. Ini PR besar, seakan cagub ini sinterklas. Seharunya ajak warga, sharing, sama-sama agar tidak ada lagi yang buang sampah sembarangan," tegasnya.
agus yudhoyono di kalideres ©2016 Merdeka.com/septian
Hal ketiga yang menjadi persoalan mendasar di Ibu Kota adalah ketersediaan lapangan pekerjaan. Tingginya tingkat urbanisasi tiap tahunnya tidak diimbangi oleh ketersediaan lapangan pekerjaan. Akibatnya, kata Yayat, Jakarta terlihat sebagai kota yang 'garing' dengan banyaknya persoalan karena kekurangan lapangan pekerjaan. Jakarta harus menjadi kota yang kreatif yang menjadi sumber penghasilan warga kelas bawah.
"Ini gagasan yang harus dibangun. Para calon belum pada gagasan konsep mengubah manusianya. Lebih menarik daripada janji dan hadiah," tutupnya.
Janji para calon
Tiga pasangan calon sudah menyerahkan program mereka untuk DKI dalam visi-misi yang diserahkan ke KPUD DKI Jakarta. Penyerahan visi-misi itu dilakukan ketika mendaftarkan diri pada Oktober lalu. Selain itu, visi misi ini mereka sosialisasikan ketika turun ke masyarakat untuk melakukan kampanye.
Pasangan nomor urut satu, Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengusung tema "Jakarta kota maju dan beradab dengan seluruh warga merasakan keadilan dan kesejahteraan" sebagai visi kerja mereka. Visi ini dinyatakan dalam tiga misi dengan memfokuskan pada aspek pembangunan.
Merujuk pada tiga hal yang disampaikan Yayat di atas, Anies-Sandiaga berjanji akan merevitalisasi pompa dan saluran air, membuat daerah resapan air dalam konsep zero run off sebagai program mengatasi banjir. Untuk mengatasi kemacetan, keduanya fokus pada pembangunan infrastruktur serta menambah armada angkutan umum di Jakarta. Sementara itu, untuk ketersediaan lapangan pekerjaan, Anies-Sandiaga akan membangun entrepreneurship center di kelurahan-kelurahan, program bantuan modal dan pengembangan usaha untuk UMKM sebagai penyerap tenaga kerja, dan sebagainya.
Ahok dapat marga Ginting dan Karo Karo ©2016 Merdeka.com/Achmad Fikri Faqih Haq
Adapun pasangan calon nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat memiliki visi menjadikan Jakarta sebagai etalase kota Indonesia yang modern, tertata rapi, manusiawi, dan fokus pada pembangunan manusia seutuhnya dengan kepemimpinan yang bersih, transparan, dan profesional. Visi ini diwujudkan dalam lima misi besar.
Menjawab masalah banjir di DKI, pasangan petahana ini berniat melanjutkan program revitalisasi fungsi saluran air pada daerah sungai yang dijadikan hunian liar, mendrong pembangunan Ruang Terbuka Biru dengan menyelesaikan pembangunan 17 embung dan 9 waduk sebagai tempat tambahan penampungan air, dan sebagainya.
Untuk mengatasi macet, Ahok-Djarot tetap melanjutkan pembangunan MRT dan rencana tambahan armada bus. Adapun yang baru adalah mengimplementasikan Electronic Road Pricing (ERP), membangun jaringan 7 koridor LRT dalam kota sepanjang 110 km, dan sebagainya. Sementara itu, untuk mengatasi pengangguran, keduanya ingin meningkatkan peran BUMD untuk mempercepat pembangunan prioritas di bidang ketahanan pangan, penyediaan hunian layak dan infrastruktur, melanjutkan revitalisasi pasar tradisional, dan sebagainya.
Pasangan nomor urut tiga, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni memiliki visi "Dengan mempertimbangkan kondisi, masalah, dan perkembangan kekinian Jakarta dan aspirasi warga Jakarta akan masa depan, kami mencanangkan visi pembangunan Jakarta yang akan kami perjuangkan sebagai berikut: Menuju Jakarta tahun 2022 yang lebih maju, aman, adil, dan sejahtera". Visi yang cukup panjang ini dinyatakan dalam enam misi dengan kata mewujudkan Jakarta sebagai kota yang maju, aman, adil, sejahtera, hijau dan nyaman-bermartabat.
Untuk mengurangi banjir, keduanya berniat untuk meningkatkan kualitas dan fungsi saluran dan drainase perkotaan. Selain itu, keduanya meningkatkan kualitas normalisasi bantaran,
saluran sungai, waduk, dan situ. Masalah macet masuk dalam misi Jakarta Hijau. Agus dan Silvi berniat menambah feeder untuk Transjakarta dan mendorong berdirinya sarana parkir vertikal di lokasi-lokasi tertentu. Selain itu, masalah lapangan kerja yang masuk dalam misi Jakarta Sejahtera, keduanya akan menciptakan lapangan kerja baru melalui pemberdayaan UMKM, Kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Debat perdana Pilkada Jakarta akan digelar malam ini.
Baca SelengkapnyaDebat merupakan sarana capres-cawapres mempertahankan visi-misi dan program dari pertanyaan dan kritik yang muncul dari lawan debat.
Baca SelengkapnyaWasekjen PKB Syaiful Huda menilai kritik atas program yang disampaikan kandidat sangat penting untuk dilakukan agar dapat diuji di ruang publik.
Baca SelengkapnyaIde yang dikemukakan oleh para pasangan capres-cawapres dalam debat KPU belum membumi bagi masyarakat luas.
Baca Selengkapnya"Sepertinya para penyelenggara Pemilu lebih menitikberatkan pada pemilihan presiden," kata SBY.
Baca Selengkapnya“Kami butuh pemimpin yang cerdas dan berpihak untuk rakyat banyak,” kata Melki.
Baca SelengkapnyaTKN menjamin Gibran bakal membuktikannya pada debat nanti.
Baca SelengkapnyaBadan eksekutif mahasiswa (BEM) berbagai perguruan tinggi menantang calon presiden debat terbuka. Bacapres PDIP, Ganjar Pranowo pun merespons tantangan itu.
Baca SelengkapnyaPram dan Rano fokus pada program yang nyata dan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan berikan nasihat kepada masyarakat ibu kota soal bagaimana cara menentukan pilihan dalam Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPemilih pemula tidak tertarik dengan visi-misi hingga program dari calon pemimpin.
Baca SelengkapnyaAnies juga menyindir capres yang berkampanye dengan cara joget.
Baca Selengkapnya