Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ancaman paling bahaya saat ini ekonomi

Ancaman paling bahaya saat ini ekonomi Sutiyoso. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Setelah namanya muncul sebagai calon tunggal Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) akhir bulan ini, Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso, bakal menjalani uji kelayakan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Berbagai penolakan pun muncul agar Presiden Joko Widodo mempertimbangkan kembali Sutiyoso buat menggantikan Kepala BIN saat ini, Marciano Norman.

Meski begitu, Bang Yos tetap santai terhadap tudingan-tudingan itu. Menurut dia, tudingan itu sudah selesai dan tidak ada pelanggaran HAM yang disebut-sebut. Sebagai calon kepala BIN, tentunya Bang Yos menghadapi tantangan besar. Mengingat tugas dan tanggung jawab BIN bukan sekadar soal mengumpulkan informasi dan melaporkannya ke presiden.

Menurut bang Yos, ancaman paling dekat saat ini bagi Indonesia ialah soal ekonomi. "Saat ini di mata saya ekonomi," kata Sutiyoso saat berbincang dengan Arbi Sumandoyo, Muhammad Taufiq dan Fotografer Muhammad Lutfi Rahman dari merdeka.com di kantornya, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat pekan kemarin.

Orang lain juga bertanya?

Anda akan menjalankan fit and propertest di DPR, apakah anda melakukan lobi-lobi khusus?

Enggak ada. Aku menjalani ini santai saja kok. Saya yakin mereka obyektif. Saya juga merasa tidak ada masalah masa lalu, jadi tenang saja.

Bagaimana komunikasi dengan DPR?

Ya komunikasi diberitahu nanti ada fit and propertest dan saya menyiapkan diri

Rencananya kapan akan menjalani fit and propertest?

Rencananya akhir bulan ini.

Apa program anda ke depan, mengingat ancaman kekerasan dan gerakan radikal begitu nyata?

Jadi nanti itu ya, setelah saya masuk kan harus melihat BIN itu seperti apa. Oleh karena itu masuk struktur organisasinya. Struktur itu sudah menjawab tantangan ke depan atau tidak, kan gitu, harus saya evaluasi. Kemudian yang kedua saya akan lihat personelnya apakah dia sudah memenuhi persyaratan atau tidak, bahwa dia memang cocok atau punya kapasitas di situ. Kalau tidak mesti diganti atau digeser-geser.

Lalu yang ketiga adalah perlengkapan. Perlengkapan yang dimiliki itu menjawab tantangan zaman atau tidak. Lebih khusus lagi adalah teknologi di dunia maya, seperti sekarang cyber war sekarang ini marak di situ. Nah di sinilah perlawanannya. Mereka menggunakan sarana indoktrinasi dan radikalisme itu melalui dunia maya, sementara pengguna internet di Indonesia itu nomor lima di dunia. Banyak jumlahnya dan sebagian penggunanya adalah yang masih labil. Lalu kita harus memiliki alat yang super canggih untuk mengatasi itu.

Secara global, apa ancaman yang paling membahayakan menurut anda?

Saat ini di mata saya ekonomi.

Seperti apa?

Yah kita kan mengindikasi, aku kan bukan ekonom tentunya yang bisa menjelaskan detail, akan tetapi kita bisa lihat rupiah kita merosot terus, kemudian harga-harga melambung tinggi dan sulit diturunkan. Itu kan bisa menimbulkan gejolak di masyarakat. Nah nanti tentu saja kita akan mengundang ekonom-ekonom yang punya kualitas, yang patenlah dan tentunya bisa menganalisis masalah ini secara detail dan untuk kita berikan kepada user atau presiden.

Aplikasinya seperti apa soal ekonomi?

Ya itukan sekali lagi tanya lah sama ekonom jangan tanya sama saya. Analisis itu kan lengkap sekali, masalahnya seperti ini, analisis kita seperti ini, maka perlu dilakukan tindakan seperti ini. Kira-kira begitu produk yang akan kita lakukan.

Bagaimana anda melihat pertahanan di Indonesia saat ini?

Ini kan begini ya, tadi ngomong soal ekonomi adalah ancaman yang paling depan. Ancaman yang paling depan yang harus kita atasi. Semua aspek kehidupan juga ada ancamannya, tadi ideologi kan bisa saja membedakan orang dari ideologi Pancasila ke ideologi lain, bisa dikaitkan dengan radikalisme dan separatisme. Semua ada, termasuk pertahanan-pertahanan kita. Dari pertahanan kita memang kurang, terutama menjaga batas teritorial kita, mungkin jumlah tentaranya kurang. Sementara saya melihatnya begitu. Sehingga pulau-pulau terluar ini memang tidak dijaga. (mdk/mtf)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BSSN: Potensi Serangan Siber 2023 Makin Marak, Sektor Keuangan Harus Hati-Hati
BSSN: Potensi Serangan Siber 2023 Makin Marak, Sektor Keuangan Harus Hati-Hati

BSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.

Baca Selengkapnya
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Dirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya
Waspada, Perang Israel Vs Hamas Berpotensi Buat Harga BBM dan Beras di Indonesia Naik
Waspada, Perang Israel Vs Hamas Berpotensi Buat Harga BBM dan Beras di Indonesia Naik

Jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza bertambah menjadi 17.177 sejak 7 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia

Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya

Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya
Gejolak di Timur Tengah Semakin Mencekam, APBN Aman untuk Jaga Ekonomi Indonesia
Gejolak di Timur Tengah Semakin Mencekam, APBN Aman untuk Jaga Ekonomi Indonesia

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dirancang sebagai alat untuk menyerap berbagai shock absorber.

Baca Selengkapnya