Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Begini Cara Akhiri Genosida di Republik Afrika Tengah

Begini Cara Akhiri Genosida di Republik Afrika Tengah Ilustrasi anak Afrika. ©2013 Merdeka.com/arabiangazette.com

Merdeka.com - Masyarakat dunia sejak Maret tahun lalu mengikuti horor pembantaian atau genosida terhadap warga muslim Republik Afrika Tengah (RAT) oleh milisi kristen "Anti-Balaka". Koran Inggris The Guardian (12/3) menggambarkan salah satu korban pembantaian dengan "kepala berputar ke kiri dengan tengkorak penyok di satu sisi dan retak di bagian lain".

Amnesty Internasional dalam pernyataan persnya 12 Februari 2014 menyatakan bahwa upaya untuk membersihkan kaum muslim dari RAT telah mengakibatkan eksodus dalam proporsi yang belum pernah terjadi. Amnesty juga menyesalkan bahwa pasukan penjaga perdamaian internasional telah gagal menjaga pembersihan etnis muslim di bagian barat RAT.

Organisasi HAM lain, Human Rights Watch (HRW) juga telah memperingatkan bahwa penduduk minoritas muslim telah dijadikan sasaran kekerasan terkoordinasi yang memaksa seluruh warga muslim mengungsi ke negara lain. HRW bahkan menyatakan jika genosida ini berlanjut maka kaum muslim di RAT tak akan bersisa lagi.

RAT jatuh dalam bencana kekerasan dan genosida sejak tahun lalu setelah koalisi pemberontak yang mayoritas muslim yang bernama Selaka (yang berarti sekutu) menyingkirkan Presiden Francois Bozize. Pemimpin pemberontak, Michel Djotodia kemudian berkuasa secara transisi dalam waktu 16 bulan yang disepakati oleh masyarakat internasional.

Sejak itu kekerasan melanda di seluruh negeri, khususnya antara Selaka melawan berbagai kelompok milisia. Selaka berkekuatan 20.000 personil termasuk anak-anak yang bertindak brutal menghadapi lawan-lawannya. Namun sejak September tahun lalu kekuatan Djotodia melemah dan mengakibatkan kekosongan kekuasaan (vacuum of power) dan diambil alih oleh Anti-Balaka yang dengan dendam kesumatnya membantai muslim di RAT.

UNHCR mencatat bahwa sejak konflik Maret tahun lalu, 400.000 rakyat muslim RAT telah meninggalkan rumahnya (internally displaced persons/IDP) dan 222.000 orang mengungsi ke negara lain seperti Kongo, Chad dan Kamerun.

Kenapa genosida ini bisa terjadi?

Pertama, RAT sejak dahulu adalah negara dan pemerintahan yang lemah dengan penetrasi pengaruh yang rendah terhadap warganya. Ini tidak berarti harus menjadi sumber kekerasan namun membuatnya susah dalam mengatur negara.

Kedua, kekerasan saat ini adalah akibat siklus konflik regional yang telah berlangsung dua dekade lebih. Di tingkat makro, Sudan, Chad dan RAT telah terlibat dalam berbagai perang porksi di RAT yang telah menumbuhkan banyak kelompok bersenjata dengan negara sponsor masing-masing.

Di tingkat mikro, terdapat pertumbuhan luar biasa tentara bayaran yaitu kaum muda yang hanya tahu senjata dan kekerasan selama hidupnya.

Ketiga, bencana sekarang ini adalah akibat kesalahan Francois Bozize yang telah memicu ketegangan regional, etnis dan agama, tidak menghukum sekutunya yang telah bertindak kejam terhadap kelompok etnis dan agama tertentu.

Bagaimana cara mengakhiri ini semua?

Dalam hal keamanan, pasukan penjaga keamanan internasional perlu ditambah. Saat ini ada 2000 pasukan dari ECCAS (Economic Community of Central African States), 1200 pasukan Perancis. Jumlah itu kurang dan Uni Afrika perlu menerjunkan pasukannya guna mengamankan situasi dan merubah dinamika politik dan keamanan di Bangui, ibu kota RAT.

Di bidang politik, Presiden sementara RAT saat ini, Catherine Samba-Panza perlu mengakomodasi Selaka sebagai kekuatan politik. RAT yang 80% warganya beragama kristen menganggap bahwa Selaka adalah orang asing di negaranya. Namun reformasi atau pemulihan keadaan tak akan terjadi jika isu Selaka tidak diselesaikan secara politis.

Selain itu harus ada kemauan Samba-Panza dan para pemimpin politik dan agama di RAT untuk mendukung mediasi dan memberi jalan bagi restorasi perdamaian dan rekonsiliasi yang berkelanjutan.

Masyarakat internasional juga harus mendukung penyelidikan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) agar para pihak yang bertanggungjawab bisa diadili dan mencegah pembantaian ini tidak berulang di masa depan. Fatou Bensouda, Chief Prosecutor mahkamah tersebut telah menyatakan akan memulai penyelidikan.

Genosida seharusnya menjadi kebiadaban masa lampau yang tidak perlu terjadi lagi saat ini dan di masa-masa mendatang. Masyarakat internasional harus mau dan mampu melakukan semua upaya agar ia tidak kita saksikan lagi. (mdk/tyo)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Kembali Dipaksa Mengungsi Oleh Israel, Warga Palestina di Gaza Bondong-Bondong Jalan Kaki Tinggalkan Timur Khan Younis Menuju Barat
FOTO: Kembali Dipaksa Mengungsi Oleh Israel, Warga Palestina di Gaza Bondong-Bondong Jalan Kaki Tinggalkan Timur Khan Younis Menuju Barat

Ribuan warga Palestina terpaksa meninggalkan tempat pengungsian di wilayah itu dengan membawa barang-barang seadanya.

Baca Selengkapnya
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR

JK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Nelayan Aceh dan Basarnas Selamatkan Puluhan Pengungsi Rohingya Nyaris Tenggelam Setelah Kapal Terbalik Akibat Cuaca Buruk di Meulaboh
FOTO: Nelayan Aceh dan Basarnas Selamatkan Puluhan Pengungsi Rohingya Nyaris Tenggelam Setelah Kapal Terbalik Akibat Cuaca Buruk di Meulaboh

Nelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.

Baca Selengkapnya
Cerita Pejuang Palestina: Masjidil Aqsa Garis Merah, Tidak Boleh Disentuh Israel
Cerita Pejuang Palestina: Masjidil Aqsa Garis Merah, Tidak Boleh Disentuh Israel

Pejuang Palestina Dr Ahed Abu Al Atta mengatakan, perang antara Hamas dengan Israel terjadi dalam rangka membebaskan Masjidil Aqsa dari zionis Israel.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Orang Aceh, Sumut, Riau Sudah Keberatan
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Orang Aceh, Sumut, Riau Sudah Keberatan

Mahfud MD sedang mencari jalan keluar mengenai pengungsi Rohingya yang terus bertambah datang ke Indonesia

Baca Selengkapnya
Terusir dari Tanahnya, Ribuan Warga Gaza Jalan Kaki Menuju ke Selatan Sambil Bawa Bendera Putih
Terusir dari Tanahnya, Ribuan Warga Gaza Jalan Kaki Menuju ke Selatan Sambil Bawa Bendera Putih

PBB kemarin melaporkan 15.000 warga Palestina melarikan diri dari Gaza utara sehari sebelumnya. Jumlah ini tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya pada Senin.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh

Pengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.

Baca Selengkapnya
Kapolri Bakal Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya di Aceh
Kapolri Bakal Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya di Aceh

Menurut Kapolri sejumlah warga Rohingya yang mengungsi sudah adanya kesepakatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
"Jika Israel Menyerang Rafah, Kami Tak Ada Tempat Lain Lagi Kecuali ke Kuburan"

Setelah menyatakan Rafah adalah zona aman untuk warga sipil, Israel mengancam akan menyerang daerah tersebut yang kini menampung 1.5 juta warga Palestina.

Baca Selengkapnya
Sekjen PBB Blak-blakan soal Kondisi Palestina: Noda Moral Bagi Kita Semua!
Sekjen PBB Blak-blakan soal Kondisi Palestina: Noda Moral Bagi Kita Semua!

Antonio Guterres pun Kembali menuntut dilakukannya gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya
FOTO: Melihat Kondisi Kehidupan Warga Palestina Tinggal di Tenda-Tenda Putih Pengungsian Khan Younis Terpadat di Gaza
FOTO: Melihat Kondisi Kehidupan Warga Palestina Tinggal di Tenda-Tenda Putih Pengungsian Khan Younis Terpadat di Gaza

Populasi penduduk Khan Younis yang dihuni 400.000 orang membengkak menjadi lebih dari satu juta orang karena kedatangan pengungsi dari utara Gaza.

Baca Selengkapnya
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui

Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.

Baca Selengkapnya