Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Beli rasa aman dengan uang

Beli rasa aman dengan uang Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz. (www.ipabionline.com)

Merdeka.com - Ujian terberat menghampiri Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz saat pemerintahannya baru berjalan enam tahun. Dia naik takhta pada 2005 sehabis saudara tirinya Fahad bin Abdul Aziz wafat.

Demonstrasi besar-besaran antipemerintah kerap disebut Musim Semi Arab membekap Timur Tengah. Banyak pihak tidak menyangka revolusi itu berhasil menggulingkan rezim Zainal Abidin bin Ali di Tunisia telah berusia lebih dari dua dasawarsa, Husni Mubarak di Mesir (32 tahun), dan Muammar al-Qaddafi di Libya (42 tahun).

Abdullah tentu saja cemas mimpi buruk itu bakal menjadi kenyataan. Rezim Bani Saud telah menguasai negara Baitullah ini sejak 1932. Gaya kepemimpinan mereka benar-benar tidak demokratis. Jangankan pemilihan umum, pemilihan dewan kota saja tidak pernah berlangsung di Saudi, seperti dilansir stasiun televisi CBS News pertengahan Juni 2011.

Meski Bani Saud menjadi salah satu keluarga kerajaan paling tajir sejagat, namun angka pengangguran di Saudi termasuk paling tinggi di dunia. Bertahun-tahun pekerja asing di negara itu menerima perlakuan tidak adil, seperti disiksa, dipaksa mengaku, dan menjalani peradilan tidak jujur kalau terlibat kejahatan.

Kerajaan pastinya sadar bahaya mengancam. Setelah revolusi mulai bertiup dari Tunisia, setidaknya terjadi satu peristiwa bakar diri di Saudi dan sejumlah protes. Namun jumlah demonstran dan pengaruhnya terbatas.

Buat meredam ketidakpuasan lama bersemayam, Abdullah pada pertengahan Maret 2011 meluncurkan paket reformasi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat. Surat kabar the New York Times menulis Saudi memberi bonus dua bulan gaji bagi pegawai pemerintah. Mereka juga menggelontorkan USD 70 miliar buat membangun setengah juta rumah bagi warga berpenghasilan rendah.

Atas jasa memelihara pelaksanaan 'syariat Islam', organisasi-organisasi keagamaan kecipratan USD 200 juta. Mereka memang menolak ada perubahan dan menuding kaum intelektual liberal tidak peduli soal keamanan negara. "Mereka mau gadis-gadis menyetir, pergi ke pantai melihat perempuan berbikini," tutur ulama muda populer Muhammad al-Arifi dalam sebuah khotbah Jumat.

Menurut Pangeran Talal bin Abdul Aziz, saudara kandung Raja Abdullah, sebagian besar keluarga kerajaan ingin ada perubahan, namun terganjal empat atau lima anggota kerajaan senior. "Sayangnya, ada minoritas dalam keluarga kerajaan tidak ingin perubahan. Mereka minoritas tapi berpengaruh," katanya.

Di lain pihak, kelompok oposisi mulai frustasi karena bertahun-tahun berjuang tanpa hasil. Apalagi, mereka dibenturkan dengan kelompok ulama. "Mereka merasa sudah berkorban. Mereka dipenjara berkali-kali tapi masyarakat tidak peduli," ujar penggiat hak asasi Mohammad F. Qahtani. (mdk/fas)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Survei Indikator Politik: 42,9 Persen Responden Tak Khawatirkan Politik Dinasti
Survei Indikator Politik: 42,9 Persen Responden Tak Khawatirkan Politik Dinasti

Sebaliknya, persepsi publik yang tak mengkhawatirkan isu politik dinasti terjadi peningkatan. Jika semula 33,7 persen, kini menjadi 42,9 persen.

Baca Selengkapnya
Apa Itu Oligarki? Ketahui Pengertian, Ciri, dan Tipenya
Apa Itu Oligarki? Ketahui Pengertian, Ciri, dan Tipenya

Merdeka.com merangkum informasi tentang apa itu oligarki, sekaligus memuat pembahasan tentang ciri dan tipenya.

Baca Selengkapnya
Anies Ungkap Kelompok yang Tolak Perubahan: Mereka Punya Kekuatan Uang dan Harta
Anies Ungkap Kelompok yang Tolak Perubahan: Mereka Punya Kekuatan Uang dan Harta

"Benar, mereka (yang menolak perubahan) itu punya kekuatan uang dan harta," kata Anies.

Baca Selengkapnya
Kenapa Selalu Ada Oligarki di Kekuasaan? Ini Pemicu dan Dampaknya
Kenapa Selalu Ada Oligarki di Kekuasaan? Ini Pemicu dan Dampaknya

KPU akan menggelar Pemilu dan Pilkada serentak pada tahun 2024. Pemilu presiden dan caleg digelar 14 Februari, sementara Pilkada dilaksanakan pada November.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Spanduk Lawan Politik Dinasti Bertebaran di Jakarta
FOTO: Penampakan Spanduk Lawan Politik Dinasti Bertebaran di Jakarta

Sejumlah kalangan yang menolak Politik Dinasti memajang spanduk "Ayo Lawan Politik Dinasti" di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Oligarki adalah Sistem Pemerintahan yang Dipegang Sekelompok Orang, Ketahui Ciri-Cirinya
Oligarki adalah Sistem Pemerintahan yang Dipegang Sekelompok Orang, Ketahui Ciri-Cirinya

Sistem pemerintahan oligarki memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Baca Selengkapnya
Survei: 62,1 Persen Publik Tak Masalahkan Politik Dinasti
Survei: 62,1 Persen Publik Tak Masalahkan Politik Dinasti

Populi Center merilis hasil survei tentang respon publik terhadap isu politik dinasti.

Baca Selengkapnya
Anies: Masyarakat Minang Tahun Lalu Pilih Perubahan, Bukan Pilih Orangnya
Anies: Masyarakat Minang Tahun Lalu Pilih Perubahan, Bukan Pilih Orangnya

Anies lalu menjelaskan persimpangan jalan yang dia maksud. Dia menyorot banyaknya aturan yang diubah demi kepentingan penguasa.

Baca Selengkapnya
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti

Data-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum.

Baca Selengkapnya
Dinasti Politik Merupakan Suatu Anomali di Era Indonesia Modern
Dinasti Politik Merupakan Suatu Anomali di Era Indonesia Modern

Apakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.

Baca Selengkapnya