Inilah Tipe Karyawan yang Sering Dihindari oleh Banyak Atasan di Tempat Kerja!
Orang yang antikolaboratif dapat menjadi rekan kerja yang sangat menyebalkan meskipun mereka hebat dalam pekerjaan mereka.
Menurut CEO dan salah satu pendiri Blueland, perusahaan rintisan yang memproduksi pembersih ramah lingkungan, Sarah Paiji Yoo, karakteristik seperti karyawan yang antikolaboratif jadi salah satu yang tidak disukai atasan di tempat kerja. Ia berusaha untuk menghindari tipe ini saat melakukan rekrutmen.
Apa yang dimaksud dengan karyawan yang antikolaboratif? Mungkin kamu pernah berhadapan dengan seseorang yang selalu menjadi yang paling berisik dalam rapat, berbicara di belakangmu dan rekan-rekan kerjamu, atau berusaha mendapatkan lebih banyak pujian untuk proyek daripada yang seharusnya, hingga banyak orang menyebutnya sebagai penjilat. Itulah salah satu ciri karyawan antikolaboratif di tempat kerja.
-
Apa tipe rekan kerja yang tidak menyenangkan? Rekan kerja yang memiliki karakter seperti ini sering kali bersikap tidak ramah dan cenderung kasar terhadap orang lain. Kata-kata mereka dapat membuat orang merasa bersalah atau tidak nyaman.Mereka sering berusaha untuk menunjukkan bahwa kamu salah, baik dengan cara membentak atau merendahkan pekerjaanmu di depan orang lain.
-
Apa masalah umum di lingkungan kerja? Masalah yang sering muncul di lingkungan kerja dalam hasil survei Monster di antaranya bergosip, menggunakan bahasa yang tidak pantas, tidak responsif terhadap pesan, selalu terlambat datang ke rapat.
-
Bagaimana rekan kerja menunjukkan ketidaksukaannya? Menghadapi rekan kerja yang secara terbuka menunjukkan ketidaksetujuannya terhadapmu akan lebih mudah daripada jika mereka memilih untuk diam.
-
Dimana rekan kerja yang tidak santun sering ditemui? Mereka kurang menyadari betapa pentingnya berkomunikasi dengan baik dan sopan kepada kolega di lingkungan kerja, sehingga sering melontarkan komentar yang tidak hanya tidak menyenangkan, tetapi juga merendahkan.
-
Siapa yang sering jadi sasaran keluhan rekan kerja? Mereka sering kali mencari berbagai alasan untuk mengkritik kolega, kondisi tempat kerja, organisasi, cara kerja, dan sebagainya.
-
Bagaimana cara menghadapi bullying di kantor? Novi menekankan pentingnya mengambil tindakan yang tepat untuk melawan perilaku ini, termasuk melapor ke bagian Human Resource Development (HRD) jika terjadi perundungan di kantor.
"Saya lebih suka memimpin dengan pendekatan yang terbuka dan kolaboratif. Saya percaya hal ini sangat penting untuk setiap anggota tim yang kami ambil," ungkap Paiji Yoo dalam wawancara dengan CNBC pada Sabtu (5/10/2024).
Karyawan yang antikolaboratif bisa menjadi rekan kerja yang sangat menjengkelkan meskipun mereka memiliki kemampuan yang baik di bidangnya, yang sering kali berdampak pada moral yang rendah, produktivitas yang terhambat, dan hubungan kerja yang tidak harmonis.
"Kami ingin merekrut orang yang tidak datang dengan sikap, 'Saya yang paling ahli di sini, jadi saya berhak mengambil keputusan akhir'," kata Paiji Yoo, yang kini berusia 40 tahun. "Kami mencari individu yang memahami bahwa berbagai masukan sering kali menghasilkan hasil yang lebih baik." tambahnya.
Mereka yang suka berkolaborasi tidak hanya terlihat lebih bersahabat di lingkungan kerja, menurut Heidi K. Gardner, seorang ahli kepemimpinan dan rekan terhormat di Harvard Law School. Mereka memiliki "keunggulan kompetitif yang signifikan" dibandingkan rekan-rekan mereka, karena sering kali "menghasilkan kualitas kerja yang lebih baik, mendapatkan promosi lebih cepat, dan lebih terlihat oleh manajemen senior," tulis Gardner untuk CNBC Make It.
Menurutnya, menjadi seorang kolaborator memang tidak mudah, tetapi tujuan utamanya adalah untuk menyatukan orang-orang dalam memecahkan masalah dan belajar hal-hal baru.
"Pola pikir yang selalu saya pegang adalah, 'Orang ini memiliki pandangan yang berbeda dari saya. Mereka mengetahui sesuatu yang saya tidak ketahui, dan saya bisa belajar banyak dari mereka,'" tambahnya.
Hindari Kesan Bekerja karena Faktor Transaksional
Pada tahun 2019, Sarah Paiji Yoo meluncurkan Blueland, sebuah perusahaan yang fokus pada produk pembersih yang ramah lingkungan. Ia kemudian muncul di program "Shark Tank" di saluran TV ABC untuk mempresentasikan ide bisnisnya kepada para investor. Bersama dengan Syed Naqvi, yang kini menjabat sebagai Kepala Inovasi, mereka berhasil mencapai kesepakatan dengan investor Kevin O'Leary.
O'Leary setuju untuk menginvestasikan USD 270 ribu, yang setara dengan sekitar USD 4,2 miliar, sebagai imbalan untuk 3% saham perusahaan, serta royalti sebesar 50 sen (sekitar 7.900 rupiah) per produk yang terjual sampai ia mendapatkan kembali investasinya.
Pada tahun 2022, Blueland berhasil meraih pendanaan sebesar USD 35 juta, sekitar USD 544 miliar, dari para investor, dengan total penjualan yang melebihi USD 100 juta, atau sekitar USD 1,55 triliun.
Paiji Yoo menekankan pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan O'Leary sebagai contoh kolaborasi yang berhasil, meskipun O'Leary dikenal memiliki karakter yang sensitif. Untuk menghindari kesan berhubungan hanya demi keuntungan atau kepentingan pribadi (transaksional), Paiji Yoo menyarankan agar kita tidak hanya menghubungi rekan kerja saat membutuhkan bantuan. Sebaliknya, kita harus membangun hubungan yang tulus dan terbuka dengan mereka agar kerja sama yang baik dapat terjalin.