Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cuek APEC

Cuek APEC SBY di KTT APEC Russia. rumgapres/abror rizki

Merdeka.com - Indonesia menggelar perhelatan besar rangkaian pertemuan APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) dari tanggal 1-8 Oktober 2013 di Bali. Dari pertemuan tingkat pejabat tinggi, menteri sampai konferensi tingkat tinggi. Buat kita, dari APEC itu apa yang diingini?

Acara yang dihadiri 21 kepala negara dan sekitar 1.200 pimpinan puncak korporasi dunia sudah tentu bukan hanya ajang kongkow. Ia mestinya mempunyai dampak besar, karena yang hadir juga negara-negara besar dalam hal kekuatan ekonominya seperti Amerika Serikat, Jepang, Rusia, Korea Selatan, China, Kanada, Australia, dan lainnya. Dampak besar yang diinginkan inilah yang diharapkan dari Indonesia sebagai tuan rumah.

Pertemuan APEC kali ini diselenggarakan dalam konteks turbulensi ekonomi dunia baik di negara maju maupun negara berkembang yang saling terkait, seperti ketakutan akan dampak pengurangan pembelian obligasi (tapering-off) Amerika Serikat dan pelarian modal dari negara berkembang ke negara maju. Indonesia ditantang untuk dapat menyusun agenda yang bisa menjawab persoalan aktual dan membawa APEC tetap relevan di tengah kecenderungan menjamur dan menguatnya perjanjian dagang yang bersifat bilateral dan sub regional.

Orang lain juga bertanya?

Tema yang dipilih Indonesia yaitu "Resilient Asia-Pacific, Engine for Global Growth" tampaknya memang dimaksudkan untuk menjawab persoalan di atas dan ini harus tercermin dalam agenda pertemuan yang akan dibahas dalam berbagai tingkat pertemuan. Adalah menjadi tanggung jawab delegasi Indonesia, bahwa penerjemahan tema, penyusunan agenda dan hasil pertemuan kali ini akan mencerminkan kepentingan Indonesia dan bukan kepentingan yang lain.

Delegasi Indonesia sebagai tuan rumah harus bekerja keras meyakinkan delegasi negara lain bahwa prioritas utama Indonesia yaitu menghidupkan kembali "Bogor Goals 1994" yang bervisi perdagangan dan investasi terbuka, dukungan terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) demi pertumbuhan berkelanjutan, dan konektivitas merupakan tujuan bersama yang dapat mewujudkan kawasan Asia Pasifik sebagai mesin pertumbuhan di masa kini dan mendatang sembari menjadi solusi tepat untuk segera mengakhiri krisis di kawasan ini.

Keberhasilan Indonesia mewujudkan prioritas itu akan memberikan sumbangan bagi relevansi APEC sebagai forum kerja sama ekonomi di tengah makin kuatnya skeptisisme bahkan cuek terhadapnya, baik di dalam negeri maupun di berbagai negara anggota APEC itu sendiri.

Tak bisa dipungkiri APEC menghadapi berbagai tantangan. Pertama, struktur keanggotaan awal APEC yang dimaksudkan untuk mencerminkan hubungan kuat ekonomi dan politik trans Pasifik, adalah dipusatkan pada hubungan Asia Timur dan Amerika Utara, namun sejak pertengahan 1990-an ia diperluas dengan menerima Rusia, Meksiko, Cile, Peru dan Papua Nugini, hal ini melemahkan kohesi APEC.

Kedua, perluasan geografis diperparah dengan meluas dan tidak fokusnya agenda pembahasan. Dengan adanya kepentingan "Barat" dan "Timur" serta adanya krisis keuangan Asia, mengakibatkan tidak jelasnya pembahasan mengenai liberalisasi perdagangan dan investasi bahkan asyik juga membahas persoalan-persoalan "lain' seperti komunikasi antar budaya, persenjataan, terorisme, perubahan iklim dan lainya.

Ketiga, APEC tidak mempunyai institusi yang kuat (soft institutionalism). Memang sejak awal keterikatan para anggotanya pada keputusan APEC dimaksudkan secara "sukarela" (voluntary and self-imposed) tanpa adanya suatu mekanisme untuk memenuhi kewajiban dan pemaksaan (enforcement). Ini bisa menguntungkan namun juga bisa merugikan.

Indonesia berpeluang besar untuk mewujudkan APEC tetap relevan dan bermakna bagi Indonesia. Kuncinya menurut saya justru tidak pada saat pertemuan tapi sesudahnya. Yaitu dengan usaha keras "agenda setting" mewujudkan prioritas dan kepentingan Indonesia tetap menjadi prioritas APEC dalam kegiatan dan pertemuan berikutnya.

Agenda setting itu perlu dilaksanakan melibatkan jaringan (networks) yang dimiliki (misalnya perwakilan Indonesia di negara anggota APEC), di mana mereka dibekali dengan kompetensi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan visi Indonesia dan APEC (framing skills) secara berkelanjutan. Dengan ini diharapkan APEC dapat terus membawa manfaat nyata bagi rakyat Indonesia, sehingga mereka peduli dan tidak cuek terhadap APEC. (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Apa Pengertian APEC Itu? Ketahui Pula Tujuan & Peranannya Bagi Indonesia Beserta Kawasan
Apa Pengertian APEC Itu? Ketahui Pula Tujuan & Peranannya Bagi Indonesia Beserta Kawasan

Berikut pengertian APEC lengkap dengan tujuan dan peranannya bagi Indonesia beserta kawasan.

Baca Selengkapnya
Kemendag Luncurkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Peru
Kemendag Luncurkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Peru

Mendag mengatakan, perundingan Indonesia-Peru CEPA ini merupakan landasan penting bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Pidato Menggelegar Prabowo: Indonesia Ingin Jadi Teman Negara Lain, Tapi Bukan Kacung Kalian
Pidato Menggelegar Prabowo: Indonesia Ingin Jadi Teman Negara Lain, Tapi Bukan Kacung Kalian

Hal itu disampaikan Prabowo dalam sambutannya di acara Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (2/11).

Baca Selengkapnya
Ini Keuntungan Indonesia Gabung BRICS, Bakal Ganggu Aksesi OECD?
Ini Keuntungan Indonesia Gabung BRICS, Bakal Ganggu Aksesi OECD?

Menlu menjelaskan, BRICS dan OECD adalah dua kelompok negara yang berbeda dalam tujuan, latar belakang, dan karakteristik anggotanya.

Baca Selengkapnya
Sidang Umum ke-44 AIPA Momen Indonesia Tagih Pendanaan Negara Maju Atasi Perubahan Iklim
Sidang Umum ke-44 AIPA Momen Indonesia Tagih Pendanaan Negara Maju Atasi Perubahan Iklim

Putu menyebut untuk level legislatif atau Parlemen se-ASEAN menekankan pada aspek episentrum ekonomi yakni kesejahteraan, masyarakat, dan planet (lingkungan).

Baca Selengkapnya
DPR: Sidang 44 AIPA jadi Momentum Indonesia Menginspirasi ASEAN
DPR: Sidang 44 AIPA jadi Momentum Indonesia Menginspirasi ASEAN

Acara ini menunjukkan komitmen Indonesia mendorong ASEAN bekerja sama yang lebih intensif dan kolaboratif mengimplementasikan green ekonomi.

Baca Selengkapnya
Di ISF 2023, Luhut Tegaskan Indonesia Tak Mau Didikte Negara Lain
Di ISF 2023, Luhut Tegaskan Indonesia Tak Mau Didikte Negara Lain

Luhut mempersilakan investor asing masuk Indonesia untuk terlibat dalam program transisi energi.

Baca Selengkapnya
Pesan Keras Mantan Menlu Soal Indonesia Jadi Anggota BRICS,
Pesan Keras Mantan Menlu Soal Indonesia Jadi Anggota BRICS, "Jangan Jadi Medioker"

Tdak ada ruang untuk mediokritas dalam diplomasi internasional.

Baca Selengkapnya
Beda BRICS dan OECD, Apa Untung dan Ruginya untuk Indonesia?
Beda BRICS dan OECD, Apa Untung dan Ruginya untuk Indonesia?

OECD merupakan organisasi ekonomi yang dibentuk negara-negara barat. Sedangkan BRICS organisasi ekonomi yang dibentuk untuk melawan kekuatan negara barat.

Baca Selengkapnya
Contek Vietnam, Indonesia Bidik Kerja Sama dengan Uni Eropa Karena Ini
Contek Vietnam, Indonesia Bidik Kerja Sama dengan Uni Eropa Karena Ini

Perjanjian dagang nantinya akan menguntungkan kedua belah pihak.

Baca Selengkapnya
Sederet Keuntungan Indonesia Gabung Jadi Mitra BRICS
Sederet Keuntungan Indonesia Gabung Jadi Mitra BRICS

Sembilan negara tambahan yang menjadi mitra baru BRICS.

Baca Selengkapnya