Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gerak penjilat dalam fans club Demokrat

Gerak penjilat dalam fans club Demokrat KLB Partai Demokrat. ©Rumgapres/abror rizki

Merdeka.com - Kecuali para penjilat yang berharap menangguk keuntungan, tidak ada yang enak hati, menerima SBY menjadi ketua umum Partai Demokrat dalam kongres di Bali, Sabtu (29/3) lalu. Perhatikan suasana kongres yang dilaporkan secara langsung televisi: tidak ada tepuk tangan membahana, tidak ada yel-yel penuh semangat. Semua menunjukkan wajah tertekan, seakan malu dengan apa yang sedang terjadi.

Kecuali para penjilat yang takut kehilangan posisi, tidak ada yang berkata meyakinkan bahwa SBY adalah pilihan terbaik bagi masa depan Partai Demokrat. Mereka bersuara lirih dan tersendat, bahwa SBY adalah pilihan terakhir. Sambil mengatakan, partai ini akan bubar jika tidak diambilbalih langsung oleh SBY, tanpa mengetahui siapa-siapa yang kuasa membubarkan partai.

Kecuali para penjilat yang merasa nyaman berada di dalam lindungan SBY, tidak ada yang berterus terang bahwa SBY adalah pilihan nurani. Mereka berkalkulasi tentang pemilu dan nasibnya sendiri: kebijakan KPU, langkah-langkah partai kompetitor, dan perilaku pemilih. Seakan mereka semua menjadi ahli strategi pemilu, sekadar membenarkan SBY yang paling bisa menghadapi.

Partai Demokrat memang partainya SBY dan keluarga. Mereka yang membidani, melahirkan, merawat, dan membesarkan. Dalam waktu singkat, partai ini telah sampai pada tujuan pembentukannya: mengantarkan SBY sebagai presiden.

SBY kecewa dengan proses politik selama SU-MPR 1999, yang membuatnya terpental jadi wakil presiden. Dia sadar, hanya dengan memiliki partai kuat, kursi presiden bisa diraih. Tetapi dia tidak mau gegabah. Dia tidak mau mengulangi langkah seniornya di Angkatan Darat, yang buru-buru membentuk partai hanya karena kalah bersaing di internal Golkar.

Dia juga sadar, ideologi sudah tidak penting lagi sebagai nyawa partai. Dia sadar pandangan rakyat sudah berubah. Mereka membutuhkan figur daripada program.

Sebagai jenderal yang banyak baca buku dan pejabat militer yang banyak bergaul dengan kaum intelektual, SBY menyerap banyak ilmu untuk menjadi pemimpin Indonesia di masa demokrasi, yang menggunakan pemilu sebagai sarana pokok untuk memilih pemimpin. Partai harus kuat, karena itu tuntutan politik dan konstitusi; ketokohan harus dikedepankan, karena itu tuntutan pemilih.

Bagi SBY, setelah SU-MPR 1999, membentuk partai bukanlah hal sulit dilakukan. Dia memiliki kolega dan jaringan yang mendorongnya untuk membentuk partai sendiri. Ketokohan juga tidak susah dimainkan, karena dia adalah menteri yang tampak paling pintar saat bicara di media. Tinggal tunggu momentum: kapan partai dideklarasikan, kapan ketokohan dijajakan.

Semua itu terjadi saat Presiden Megawati memecatnya sebagai menteri. Dia memanfaatkan betul nasihat para 'konsultan politik' di sekitarnya untuk memainkan derita karena dizalimi penguasa (Megawati dan Taufik Kiemas). Tentu di media SBY menang menghadapi Mega yang diam dan Taufik yang gagap bicara.

Melambunglah nama SBY, para fans kemudian berkumpul. Lalu, ketika Partai Demokrat dideklarasikan, segera saja jaringan fans SBY berubah menjadi jaringan partai politik. Pada Pemilu 2004, Demokrat meraih 7,5% suara, yang sama dengan 55 kursi DPR. Ternyata dukungan rakyat kepada SBY jauh lebih besar. Ini terlihat dari hasil pemilu presiden: SBY-Kalla mengalahkan Mega-Hasyim. Hal ini terulang lagi pada Pemilu 2009: Demokrat jadi juara pemilihan, SBY-Boediono mengalahkan Mega-Prabowo dalam satu putaran.

Lantas apa yang dicari SBY setelah menjadi presiden selama 10 tahun dengan beragam prestasi yang dicatat luar negeri? Apa yang akan diperjuangkan oleh SBY melalui Demokrat, sehingga dia mau memimpin langsung partai, yang dengan sendirinya mengesampingkan urusan negara? Apa yang dipertaruhkan SBY, sehingga dia membiarkan citra dirinya jatuh gara-gara memimpin Demokrat sepanjang 1,5 tahun masa kepresidenannya?

Dari mata awam, pilihan SBY sungguh tidak masuk akal. Apalagi hampir pasti, meski dia pimpin sendiri, Demokrat takkan menang pemilu lagi. Partai ini sudah demikian terpuruk akibat pengurusnya terlibat berbagai skandal korupsi. Apakah SBY yakin Demokrat tetap bisa jadi kendaraan politik efektif di masa depan?

Lantas kendaraan politik siapa? Sudah banyak yang menjawab: keluarga! Kalau SBY tidak punya kepentingan menjaga masa depan politik keluarga, pasti dia akan merelakan Demokrat dipimpin oleh orang lain. Di sinilah kepentingan SBY bersekutu dengan kepentingan para penjilat. Memang dalam kultur fans club, mental penjilat lebih dominan daripada daya kritis, apalagi daya juang. (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: SBY Nyanyi Bikin Prabowo & AHY Asyik Goyang, Semua Tamu Rapimnas Joget
VIDEO: SBY Nyanyi Bikin Prabowo & AHY Asyik Goyang, Semua Tamu Rapimnas Joget

Rapimnas Demokrat ditutup dengan nyanyian SBY, yang membuat seluruh tamu bergoyang

Baca Selengkapnya
VIDEO: Dikhianati Anies, SBY Sebut Ada Ajakan Bergabung
VIDEO: Dikhianati Anies, SBY Sebut Ada Ajakan Bergabung "Ganjar dan Prabowo Baik & Tulus"

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat darurat di Cikeas, Jumat 1 September 2023.

Baca Selengkapnya
VIDEO: SBY Gaspol 'Turun Gunung' di Pekalongan Demi Menangkan Prabowo-Gibran& Demokrat
VIDEO: SBY Gaspol 'Turun Gunung' di Pekalongan Demi Menangkan Prabowo-Gibran& Demokrat

SBY bahkan membanggakan sosok Prabowo sebagai sahabat lama yang turut berjuant sejak zaman Taruna TNI

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pecah HUT Demokrat, Goyangan Si Cantik Annisa Pohan Memukau Saat AHY Unjuk Gigi
VIDEO: Pecah HUT Demokrat, Goyangan Si Cantik Annisa Pohan Memukau Saat AHY Unjuk Gigi

Suasana HUT makin meriah saat para petingginya menyumbangkan satu dua buah lagu, termasuk Ketum AHY

Baca Selengkapnya
Momen SBY Meradang Lihat Kader Demokrat Ngobrol Saat Konsolidasi di Jateng: Lihat Sini Kamu!
Momen SBY Meradang Lihat Kader Demokrat Ngobrol Saat Konsolidasi di Jateng: Lihat Sini Kamu!

SBY menegur kadernya, karena mengobrol ketika konsolidasi Partai Demokrat di Sragen

Baca Selengkapnya
VIDEO: Prabowo Blak-blakan Bentuk Dukungan Presiden untuk Menangkan Pilpres 2024
VIDEO: Prabowo Blak-blakan Bentuk Dukungan Presiden untuk Menangkan Pilpres 2024

Partai Demokrat menggelar acara buka puasa bersama dengan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024, Rabu (27/3)

Baca Selengkapnya
Menanti Pertemuan SBY dengan Megawati dan Prabowo
Menanti Pertemuan SBY dengan Megawati dan Prabowo

Polemik ini merupakan buntut dari kandasnya AHY sebagai Bakal Cawapres mendampingi Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: SBY Ungkit Lagi Demokrat Pernah Mau Diambil Paksa
VIDEO: SBY Ungkit Lagi Demokrat Pernah Mau Diambil Paksa "Misteri Hanya Tuhan yang Tahu"

SBY juga mengungkit adanya pihak yang pernah mencoba mengambil paksa Demokrat

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pidato SBY di HUT Demokrat, Soal Oposisi hingga Janji Sukseskan Presiden Terpilih Prabowo
VIDEO: Pidato SBY di HUT Demokrat, Soal Oposisi hingga Janji Sukseskan Presiden Terpilih Prabowo

SBY juga menegaskan janji menyukseskan pemerintahan Presiden Prabowo untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya
Tanggapan Hasto PDIP atas Pertemuan Jokowi dan SBY di Istana Bogor
Tanggapan Hasto PDIP atas Pertemuan Jokowi dan SBY di Istana Bogor

SBY bertemu Presiden Jokowi membahas terkait politik kebangsaan dan politik kenegaraan.

Baca Selengkapnya
SBY Ungkap Ganjar dan Prabowo Ajak Demokrat Gabung: Tulus dan Serius, Dibanding Manuver Misterius
SBY Ungkap Ganjar dan Prabowo Ajak Demokrat Gabung: Tulus dan Serius, Dibanding Manuver Misterius

SBY menilai ajakan PDIP dan Gerindra baik untuk transparansi politik

Baca Selengkapnya
VIDEO: Senyum SBY 'Turun Gunung' Dampingan dengan Prabowo di Rapimnas Demokrat
VIDEO: Senyum SBY 'Turun Gunung' Dampingan dengan Prabowo di Rapimnas Demokrat

Partai Demokrat menggelar Rapimnas pada 21 September 2023, dan akan dihadiri partai Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Baca Selengkapnya