Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hikayat Amai Setia dan kemandirian perempuan Minang

Hikayat Amai Setia dan kemandirian perempuan Minang Rohana Kudus. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Roehana Koddoes kecil duduk di depan rumah gadang. Dia membaca buku cerita dengan suara keras. Orang-orang yang lewat merasa heran sekaligus kagum kepadanya.

Pada zaman itu belum banyak orang yang pandai membaca dan menulis dalam Bahasa Arab, Latin, Melayu dan Arab Melayu. Ketika itu Roehana berumur 8 tahun, terbesit di hatinya untuk mengajarkan segala sesuatu dia ketahui kepada anak-anak seusianya.

"Beliau itu seperti yang diceritakan, memang suka baca. Sejak umur 8 tahun sudah ingin mengajarkan apa yang dia tahu, terutama mengenai tulis baca ini. Caranya dulu katanya baca keras-keras di depan jendela, tempat orang lewat-lewat kan. Lama-lama ada yang tertarik, diajari caranya baca dan tulis," ujar cucu Roehana, Eddy Juni saat berbincang dengan merdeka.com di daerah Cipayung, Jakarta Timur, Selasa kemarin.

Orang lain juga bertanya?

Hari demi hari Roehana bertumbuh menjadi gadis remaja. Di balik keceriaan Roehana mengajar murid-muridnya, gadis itu tetap menyisakan kegundahan amat dalam. Dia mempertanyakan kepada ayahnya Rasjad, mengapa seorang perempuan Minang tak dapat bersekolah seperti anak laki-laki.

Rasjad memahami suasana batin putrinya itu. Dia mengatakan kepada Roehana jika ilmu pengetahuan tidak harus didapat dari bangku sekolah.

Roehana pun kembali semangat untuk menularkan ilmu pengetahuannya mengajar dan menyulam kepada murid-muridnya hingga dia menikah dengan lelaki pilihan keluarganya, Abdoel Koddoes tahun 1908 pada umur 24 tahun. Beruntunglah Roehana mempunyai suami Abdoel.

Laki-laki itu berwawasan luas dan memahami cita-cita Roehana sejak kecil untuk mendirikan sekolah. Ketika dihujat warga karena apa yang dia ajarkan merusak budi pekerti anak perempuan mereka, Abdoel menyetujui pilihan Roehana untuk keluar dari Kota Gadang.

Di perantauan inilah Roehana berkenalan dengan situasi baru. Dia menyaksikan begitu banyak kemajuan terutama pendidikan di kalangan perempuan. Kelak berdirilah Kerajinan Amai Setia (KAS) pada 1911, sebuah sekolah untuk mengajarkan kerajinan tangan bagi perempuan Minang di Kota Gadang, Minangkabau Sumatera Barat.

Roehana mendirikan KAS dengan bantuan temannya, Rky. Rekna Poeti, seorang perempuan yang juga mempunyai pengetahuan di bidang jahit-menjahit.

"Mereka sepakat dan diundanglah ibu-ibu di kampung. Mereka spontan dan sangat antusias. Maka ketika dibentuk seperti organisasi katanya. Semua berlangsung dengan iuran," kata Eddy.

Menurut Eddy, Roehana mendirikan KAS berangkat dari keprihatinannya terhadap perempuan di desanya yang ketinggalan dan hidup di bawah ketergantungan kepada kaum lelaki. Eddy mengatakan KAS didirikan tidak bermaksud untuk menyaingi laki-laki tetapi lebih pada tujuan kemandirian seorang perempuan Minang.

KAS beranggotakan awal 60 orang perempuan desa Kota Gadang, termasuk di dalamnya istri pemuka adat juga pemuka agama yang ingin belajar tentang kerajinan tangan.

"Itu yang dia ingin ajarkan supaya perempuan bisa mandiri. Memang semua mereka suka jahit-menjahit. Itu yang dia sarankan jika hal itu bisa mempertahankan kehidupan," tutur Eddy.

Kerajinan-kerajinan dari Amai Setia berupa kain adat pun dipasarkan hingga ke luar negeri. Nyonya-nyonya Belanda rupanya tertarik dengan hasil kain tenunan KAS buatan kerajinan Amai Setia. Hubungan dengan nyonya-nyonya Belanda inilah mengantarkan Kerajinan Amai Setia memiliki gedung sendiri.

Usaha Roehana menghidupkan KAS bukan tanpa kendala. Ketatnya persaingan dan iri hati di dalam organisasi ini membuat Roehana tertekan. Dia dituduh menyalahgunakan dana KAS. Roehana dituduh mengutip dana lotere yang mengatasnamakan KAS untuk kepentingan pribadi.

Namun menurut Eddy, Roehana menang di pengadilan dan kemudian menyerahkan kepengurusan KAS kepada anggota organisasi.

"Masuk ke pengadilan dan tidak terbukti enggak ambil uang. Dia selesaikan bangunan lalu pindah ke Bukit Tinggi," ujarnya.

Kepindahan Roehana dan suaminya juga ditambah oleh kunjungan lahirnya seorang anak dari perkawinan mereka. Di Bukit Tinggi inilah berdirilah Roehana School di mana murid-muridnya merupakan gadis-gadis remaja yang bersekolah umum.

Meski ditinggalkan Roehana, Kerajinan Amai Setia tetap berkembang pesat. Bahkan hingga kini, bangunan dan hasil kerajinannya pun bisa dilihat di tanah kelahiran Roehana Koddoes. (mdk/arb)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rohana Kudus: Kiprahnya Sebagai Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
Rohana Kudus: Kiprahnya Sebagai Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

Rohana Kudus menjadi jurnalis perempuan pertama Indonesia yang tercatat dalam sejarah. Seperti apa kiprahnya?

Baca Selengkapnya
Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama yang Jadi Pahlawan Nasional
Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama yang Jadi Pahlawan Nasional

Rohana Kudus adalah sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya
50 Kata-Kata Kartini untuk Generasi Muda yang Penuh Makna, Kobarkan Semangat Perjuangan
50 Kata-Kata Kartini untuk Generasi Muda yang Penuh Makna, Kobarkan Semangat Perjuangan

Semasa hidup, Kartini pun banyak menuliskan kata-kata yang menginspirasi hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Cawagub Sumsel Riezky Aprilia Ingin Berdayakan Perempuan Lewat Pertanian, Ini Program yang Ditawarkan
Cawagub Sumsel Riezky Aprilia Ingin Berdayakan Perempuan Lewat Pertanian, Ini Program yang Ditawarkan

Cawagub Sumsel Riezky Aprilia ingin memajukan Sumsel lewat pemberdayaan perempuan.

Baca Selengkapnya
Alissa Wahid: Perjuangan Kartini Cerminkan Nilai Keberanian Melawan Ketidakadilan
Alissa Wahid: Perjuangan Kartini Cerminkan Nilai Keberanian Melawan Ketidakadilan

Alissa menekankan pentingnya generasi muda untuk meneruskan semangat Kartini dalam memperjuangkan keadilan sosial.

Baca Selengkapnya
30 Kata-kata RA Kartini tentang Pendidikan, Inspiratif dan Penuh Makna Mendalam
30 Kata-kata RA Kartini tentang Pendidikan, Inspiratif dan Penuh Makna Mendalam

Raden Adjeng Kartini berjuang untuk memberikan hak-hak yang setara bagi perempuan.

Baca Selengkapnya
Kata Kata Motivasi Kartini yang Menginspirasi Perempuan Indonesia
Kata Kata Motivasi Kartini yang Menginspirasi Perempuan Indonesia

Kumpulan kata-kata motivasi Kartini yang menginspirasi para perempuan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Vokal Menentang Penjajahan Belanda, Ini Sosok HR Rasuna Said Pahlawan Nasional Asal Sumbar
Vokal Menentang Penjajahan Belanda, Ini Sosok HR Rasuna Said Pahlawan Nasional Asal Sumbar

Nama HR Rasuna Said diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya
Maksimalkan Kualitas SDM, Pemenuhan Hak Perempuan Jadi Kebutuhan
Maksimalkan Kualitas SDM, Pemenuhan Hak Perempuan Jadi Kebutuhan

Adrias menjelaskan, Festival Akbar Pemberdayaan Perempuan Renjana Cita Srikandi mengusung tema Energizing You, Elevating Each Other.

Baca Selengkapnya
Mengenal Raden Adipati Djojoadiningrat, Suami RA Kartini Sekaligus Bupati Rembang ke-7
Mengenal Raden Adipati Djojoadiningrat, Suami RA Kartini Sekaligus Bupati Rembang ke-7

Sosok Raden Adipati Djojoadiningrat mampu meyakinkan Kartini untuk mewujudkan bersama mimpinya membangun kesetaraan bagi kaum perempuan.

Baca Selengkapnya
Menteri PPPA Apresiasi Semangat Juang Nasabah PNM Aceh
Menteri PPPA Apresiasi Semangat Juang Nasabah PNM Aceh

Ibu Bintang Puspayoga menyapa ratusan perempuan hebat Aceh dalam acara Keajaiban Perempuan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kata Bijak Wanita Berkelas yang Menginspirasi, Bisa Berikan Suntikan Semangat
Kata Bijak Wanita Berkelas yang Menginspirasi, Bisa Berikan Suntikan Semangat

Kumpulan kata bijak wanita berkelas yang menginspirasi untuk dibaca sebagai penyemangat.

Baca Selengkapnya