Insaf, Timong kini jadi calo penumpang
Merdeka.com - Rambutnya mulai memutih sejalan dengan usianya lewat setengah abad. Namun jalannya masih tegak dan ingatannya masih kuat. Nanggo Kromang alias Bernard Timong menyusuri jalan berlubang dengan menaiki angkutan perkotaan nomor 121 dari tempatnya tinggal di Nagrak, Kabupaten Bogor menuju Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
Mungkin tak banyak orang tahu jika lelaki hitam berambut putih itu dulunya sempat bikin geger Pemerintah Indonesia lantaran melarikan diri dari Penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Timong begitu dia dikenal ialah salah satu mantan narapidana yang berhasil lolos dari Nusakambangan dalam pelariannya bersama Jhoni Indo.
Ada 34 narapidana lari dari Lapas Permisan dalam pelarian itu. Namun hanya Timong dan dua orang kawannya, Budi dan Amri bisa sampai ke daratan dengan menggunakan pelepah pohon pisang. "Setiap hari saya pulang ke sini," kata Timong saat berbincang dengan merdeka.com, dua pekan lalu.
-
Siapa driver yang membantu penumpang? Kabar driver GoCar bernama Nurahman viral di media sosial setelah unggahan akun TikTok Melzsia bercerita bahwa sang driver menyelamatkan nyawa ayahnya yang mengalami serangan jantung.
-
Apa yang dilakukan teman kantor? Dengan beberapa ucapan ini, Anda bisa menyampaikan terima kasih sekaligus salam perpisahan yang menyentuh hati.
-
Siapa yang membantu sang driver ojol? Warga di lokasi yang mengetahui seketika bereaksi. Mereka kompak memberi bantuan dengan membeli orderan sang ojol.
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Bagaimana driver membantu penumpang? Driver GoCar Nurahman berinisiatif mengantar penumpang ke Rumah Sakit Harapan Kita dan membantu mengurus BPJS agar pasien bisa segera mendapatkan bantuan.
-
Siapa yang menemani Bunga Citra Lestari bekerja? Merayakan Valentine's Day pertama sebagai pasangan suami istri, Tiko Aryawardhana terlihat menemani Bunga Citra Lestari yang sibuk bekerja bahkan di hari libur.
Namanya begitu akrab bagi para pencari nafkah di Terminal Kampung Rambutan. Timong begitu bersahaja dengan semua orang. Jalan panjang hidupnya mengantarkan lelaki kelahiran Waibalun, Flores ini dari seorang narapidana kasus pembunuhan hingga bertobat sebagai calo penumpang.
Saban hari Timong bekerja untuk menafkahi anaknya dari rejeki halal sebagai calo penumpang bus antar kota dan provinsi jurusan Kampung Rambutan-Cilacap. "Saya bekerja mencari penumpang dengan teman saya," ujarnya dengan suara parau.
Timong tak berhenti menyalakan rokok kretek kesukaannya. Dalam perbincangan selama dua jam itu Timong banyak cerita soal perjalanan hidupnya bisa lari dari Nusakambangan. Walau sebetulnya dia tak mau, namun akhirnya bapak lima anak ini mau bicara. "Ini sebetulnya jalan hidup saya, harusnya saya jadi orang," katanya lirih.
Namun dia percaya, ada jalan dari Tuhan untuknya hingga bisa bersyukur seperti sekarang. Timong tak pernah menyesali pekerjaan sebagai calo penumpang ia jalani hingga saat ini. Terpenting baginya adalah dia bisa menafkahi keluarganya dari duit halal. "Yang terpenting adalah saya bisa hidup tidak dari jalanan," katanya mengistilahkan dunia kelamnya dulu.
Perginya Timong menuju hotel prodeo, terjadi pada 1976. Kasus pembunuhan mengantarkannya menghuni Lembaga Permasyarakatan Cipinang dengan vonis 10 tahun penjara. Dua tahun di Cipinang, Timong mendapat raport merah. Raport itu mengantarkannya menuju penjara di sebut-sebut sebagai Al-Catraz-nya Indonesia. Maklum, dari dulu hingga sekarang penjara Nusakambangan memang dihuni para Bromocorah.
Tapi Timong tak bergeming, sejak menapakan kaki di penjara buatan Belanda itu niat buat kabur makin bulat. Apalagi ketika itu, makanan disana tak layak buat dimakan. Kuah sayur kangkung mirip seperti air comberan.
"Kuahnya sama seperti air kali di Jakarta," ujarnya sambil tertawa. Niat kabur itu pun dirancang. 34 orang narapidana berhasil kabur termasuk Jhoni Indo. Jhoni Indo dari kabar yang saya dapat menyerahkan diri. 13 orang lain ditembak saat penangkapan".
Hingga akhirnya dia bisa bebas 30 tahun lalu. Timong kembali menghirup udara bebas. Dari Cilacap, dia menuju Terminal Cililitan. Timong memang besar di Jakarta dari terminal. Ketika dulu dia datang, jalan raya condet merupakan saksi hidupnya.
"Dulu saya tinggal di cililitan," katanya. Sebelum terminal pindah ke kampung rambutan, dulunya tempat singgah bis antar kota dan provinsi itu berada di Cililitan.
Bebas dari Penjara Nusakambangan, umurnya tak lagi muda. Timong saat itu sudah berusia 30 tahun lebih. Perjalanan di penjara membuatnya berubah. Berkat bantuan temannya, Timong memilih jalur bekerja sebagai calo ketimbang menjadi jawara terminal. Pekerjaan itu pun dia jalani hingga saat ini.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Buat eksperimen sosial, aksi sopir bus bantu orang yang kesusahan ini tuai pujian.
Baca Selengkapnya