Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah yang selalu berulang

Kisah yang selalu berulang SBY datang ke kantor DPP Partai Demokrat, Kramat, Jakarta. merdeka.com/imam

Merdeka.com - Seakan sudah menjadi karakter pemerintahan SBY: selalu gagal mengonsolidasi partai-partai koalisi yang mendukungnya. Ini terjadi baik ketika SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla (2004-2009) maupun berpasangan dengan Boediono (2009-2014). Keributan pengambilan keputusan rencana kenaikan BBM pekan lalu, memperkuat karakter tersebut.

PKS mbalelo. Sikap politiknya berseberangan dengan PD, PAN, PPP dan PKB, yang sejak awal bersama-sama mengajukan pasangan calon SBY-Boediono pada Pilpres 2009. Jika PG yang bergabung belakangan agak sulit dikendalikan, masih bisa dipahami: kursi PG di DPR lebih banyak, rivalitas PD dan PG sudah lama berlangsung.

Tapi bagaimana menjelaskan PKS, yang tidak hanya menjadi koalisi inti, tetapi juga memiliki beberapa kursi di kabinet? Sungguh, sulit dijelaskan dalam kerangka politik koalisi, kecuali oleh PKS yang memiliki dalih sendiri!

Orang lain juga bertanya?

Apa yang dilakukan PKS sebetulnya mengulang kejadian tujuh tahun lalu, saat SBY-Kalla hendak menaikkan harga BBM akibat gejolak harga minyak internasional. Waktu itu SBY-Kalla yang baru saja dilantik pada Oktober 2004, memang harus bersikap realistis: BBM harus dinaikkan demi menyelamatkan APBN tahun-tahun mendatang.

Tapi rencana SBY-Kalla itu ditentang habis oleh PKS, PAN, PPP dan PKB. Empat partai yang baru merapat ke SBY-Kalla, setelah pada pilpres putaran pertama pasangan calon yang didukungnya kalah. Waktu itu pengusung utama SBY-Kalla adalah PD, PBB dan PKPI.

SBY-Kalla juga direpotkan oleh PG, karena partai itu masih dikendalikan oleh Akbar Tanjung, yang usai pilpres mengambil jalan politik bersama PDIP. Kalla memang bisa mempengaruhi sebagian anggota DPR untuk berpihak kepadanya, namun sikap partai jelas tetap di tangan Akbar.

Waktu itu, sesungguhnya pemerintah tidak harus meminta persetujuan DPR untuk menaikkan BBM. Tetapi SBY-Kalla harus menghadapi kenyataan, bahwa menaikkan BBM pada awal masa pemerintahannya, bisa berdampak pada kredibilitas pemerintahan selanjutnya. Apalagi demo mahasiswa menentang kenaikan harga BBM sudah muncul di mana-mana.

Jika pada awal pemerintahannya, SBY-Kalla dibuat repot oleh partai-partai koalisi yang menentang rencana menaikkan harga BBM; pada awal pemerintahan SBY-Boediono diguncang oleh skandal Bank Century. Kali ini, PKS dan PPP, yang sejak awal mengusung pasangan calon SBY-Boediono dalam pemilu presiden, berseberangan dengan PD, PAN dan PKB. PG yang baru bergabung pada putaran kedua, juga bersama dalam barisan oposisi yang dimotori PDIP, Partai Gerindra dan Partai Hanura.

Akibatnya, hampir satu tahun pertama pemerintahan SBY-Boediono lumpuh, karena sibuk menghadapi skandal Bank Century yang diperdebatkan di DPR. Kemenangan PD dalam Pemilu 2009 ternyata tidak menjamin stabilitas koalisi; demikian juga banyaknya partai yang mengusung sejak awal pencalonan SBY-Boediono dalam pemilu presiden.

Oleh karena itu, pada 2,5 tahun sisa kekuasaannya mendatang, sangat mungkin pemerintahan SBY-Boediono akan menghadapi situasi yang lebih sulit akibat ulah partai-partai koalisi dalam pengambilan kebijakan di DPR. Apalagi SBY, yang memiliki pesona pengumpul suara, sudah tidak mungkin mencalonkan lagi, sehingga hari-hari mendatang akan banyak keriuhan politik yang disebabkan oleh koalisi rapuh. (mdk/ren)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
HUT ke-23 Demokrat , SBY Cerita Kesulitan Partai saat di Luar Pemerintahan
HUT ke-23 Demokrat , SBY Cerita Kesulitan Partai saat di Luar Pemerintahan

Terlebih, memang ada pihak yang tidak menginginkan Demokrat berada di dalam pemerintahan.

Baca Selengkapnya
Airlangga dan Beringin yang Tak Pernah Berhenti Gonjang Ganjing
Airlangga dan Beringin yang Tak Pernah Berhenti Gonjang Ganjing

Partai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
SBY Ungkap Dua Prahara Guncang Demokrat, Kudeta Moeldoko dan Ditinggal Anies
SBY Ungkap Dua Prahara Guncang Demokrat, Kudeta Moeldoko dan Ditinggal Anies

Artikel ditulis reporter magang kampus merdeka program Kemendikbud: Nayla Shabrina.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ganjar Balas Bahlil Sindir PDIP soal Siklus Partai Berkuasa 10 Tahun
VIDEO: Ganjar Balas Bahlil Sindir PDIP soal Siklus Partai Berkuasa 10 Tahun

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sempat mengulas siklus pemegang kekuasaan tidak ada partai politik yang bisa berkuasa lebih dari 10 tahun.

Baca Selengkapnya
SBY Terima Pimpinan MPR: DNA Kita Sama-Sama Mencintai Negeri
SBY Terima Pimpinan MPR: DNA Kita Sama-Sama Mencintai Negeri

Rombongan pimpinan MPR itu dipimpin Bambang Soesatyo dan tiga Wakil Ketua MPR.

Baca Selengkapnya
Mimpi SBY Satu Kereta dengan Megawati dan Jokowi, Firasat Sebelum 'Tragedi Pengkhianatan'?
Mimpi SBY Satu Kereta dengan Megawati dan Jokowi, Firasat Sebelum 'Tragedi Pengkhianatan'?

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.

Baca Selengkapnya
AHY Ungkit Upaya Pembegalan Hingga Demokrat Bangkit dan Solid
AHY Ungkit Upaya Pembegalan Hingga Demokrat Bangkit dan Solid

AHY menceritakan kilas balik partainya yang mengalami gonjang-ganjing dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya