Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kontrak koalisi dan disiplin fraksi

Kontrak koalisi dan disiplin fraksi Voting. ©2013merdeka.com/m. luthfi rahman

Merdeka.com - Hampir 3 bulan seusai pemilu Bundestag (DPR Jerman) periode ke 18, kabinet kongsian CDU/CSU dan SPD baru terbentuk. Maka, buat ketiga kalinya, Angela Merkel, maujud 17/7/1954, Sabtu Pahing, wuku Warigagung, eks warga Jerman Timur, Doktor Ilmu Fisika, nganselir. Pembentukan pemerintah ini tergolong terlama -kecuali tahun 1976 akibat kekhususan. Rata-rata butuh 37,9 hari.

Pemilu 22/09/2013, Minggu Wage, kata wong Jerman sistemnya Personalisierte Verhaeltniswahl mit geschlossenen Listen (Proporsional Daftar Tertutup Nan Personal), di Indonesia bekennya sistem campuran (proporsional daftar tertutup dan mayoritan di mana seorang pemilih punya 2 suara), diungguli oleh CDU/CSU, penggaet 311 dari 631 kursi (49,3 persen). Sekongkolannya, FDP, mitra partainya SBY yang di-Indonesia-kan jadi Partai Demokrat Bebas, beneran terjun bebas, gagal mBundestag kesantet ambang batas parlemen 5 persen.

Adapun sisa kursi teralokasikan ke Sosialdemokrat (SPD) 193 (30,6 persen), die Linke (Kiri) 64 (10,1 persen) dan die Gruene (Hijau) 63 (10 persen). Di Bundestag, CDU/CSU, SPD, Kiri dan Hijau menciptakan sistem kepartaian dwi-partai, sebab jumlah efektif partai parlemen (ENPP) tercatat 2,80.

Orang lain juga bertanya?

CDU/CSU adalah Uni Kristen Demokrat dan Uni Kristen Sosial. CDU, berkursi 255, cuma hadir di 15 dari 16 negara bagian (setara provinsi) dan absen di provinsi Bavaria. CSU, berkursi 56 itu, partai lokal di provinsi Bavaria. Kamasutraan CDU/CSU sudah sejak Bundestag pertama.

Meski totalnya oposisi melebihi CDU/CSU, tapi SPD ngeliat Kiri itu setan. Walhasil, perkongsian CDU/CSU dan SPD membuahkan 16 kementerian. Sesuai asas proporsionalitas, 9 menteri plus 1 kanselir dari CDU/CSU, 7 menteri asal SPD.

Sabda Eyang Octavio Amorim Neto, Cabinet Coalescence Rate, mathematical indicatornya kabinet, adalah 97,1 persen (Catatan: Kabinet Indonesia Bersabu 10/2009 cuma 56,6 persen). Jadi, perimbangan otot di Bundestag hampir setaraannya kabinet. Disiplin fraksi kongsian, bisik Eyang Octavio, bakal ciamik.

Molornya penyusunan kabinet itu karena CDU/CSU, SPD dan Partai Hijau mesti rembugan. Sehabis 2 kali kongkowan, partai Hijau emoh. Dengan SPD alot. Hasilnya: kontrak koalisi setebal 185 halaman, rampung 27/9/2013.

Lusanya, oke kata rapat dewan pimpinan CSU dan para legislatornya. 10 hari kemudian, lampu hijau datang dari sidang Komisi Federal CDU, antara lain terdiri dari pengurus pusat, para wakil provinsi dan organisasi onderbouw.

Lambat itu SPD. Perlu restu laskarnya. Gak sedikit pada mules kongsian sama CDU/CSU. Baru tanggal 14/12/2013, Sabtu Pahing, hasilnya bocor: 369.680 dari 474.830 anggota yang berhak memilih (78,9 persen) ikutan voting. 256.643 anggota (69,4 persen) pro kongsian. Jadi, 46 persen ogah dan golput. Mulesnya sebagian anggota SPD itu agaknya nggaib dalam kakawinan Sabtu Pahingnya penyiaran dengan Sabtu Pahing maujudnya Kanselir. Mistisannya: susah.

Sebab voting itu, Bundesverfassungsgericht (MK Jerman) mesti menampik gugatan seorang warga, bahwa voting anggota akan memasung kemerdekaan legislator buat ber-trustee alias bersikap berdasar keyakinannya.

Fatwaan Bundesverfassungsgericht: Voting dan disiplin fraksi itu lumrah dan diizinkan. Prinsipnya, proses pembentukan pendapat tergantung pada aturan internal partai. Keputusan anggota buat berdisiplin fraksi tetap membuka peluang berbeda pendapatnya legislator.

Adapun kontrak koalisian itu antara lain bilang: kontrak berlaku selama Bundestag periode ke 18; CDU/CSU/SPD wajib nerapin akad ke dalam kebijaksanaan pemerintah, bertanggung jawab bersama atas semua politik kongsian, akan selalu saling berkomunikasi dan berembuk di parlemen dan di pemerintah; tetek bengeknya prosedur, materi dan personal dikonsensuskan; fraksi-fraksi kongsian itu satu kesatuan; ngutu loncat demi birahi mayoritasan diharamkan.

Maka, dukungan anggota, sidang partai, kontrak tertulis dan tingginya Cabinet Coalescence Rate diharapkan bisa meyahudkan disiplin fraksi, indikator matematikalnya Rice-Index, agar pemerintahan parlementerisme dengan parlemen berjenis parliament bisa efektif.

(mdk/tts)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Buka Suara soal Baleg DPR Bikin Aturan Baru UU Pilkada Abaikan Putusan MK
Jokowi Buka Suara soal Baleg DPR Bikin Aturan Baru UU Pilkada Abaikan Putusan MK

Presiden Jokowi buka suara mengenai rapat baleg DPR RI yang disorot karena diduga untuk menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang UU Pilkada

Baca Selengkapnya
Tak Bakal Revisi UU MD3, Golkar Tegas Ikuti Aturan Suara Terbanyak Jadi Ketua DPR
Tak Bakal Revisi UU MD3, Golkar Tegas Ikuti Aturan Suara Terbanyak Jadi Ketua DPR

Firman menjelaskan, bahwa UU MD3 itu awalnya dimasukkan dalam Prolegnas prioritas karena mempertimbangkan UU IKN.

Baca Selengkapnya
Singgung Duet Anies-Cak Imin, PDIP Keluarkan Ungkapan Politik Dagang Sapi
Singgung Duet Anies-Cak Imin, PDIP Keluarkan Ungkapan Politik Dagang Sapi

PDIP mengklaim sejak awal menghindari kerja sama yang didasari oleh nafsu kekuasaan semata.

Baca Selengkapnya