Lima fakta soal komunitas Yahudi di Indonesia
Merdeka.com - Tidak mudah melacak dan mencari tahu soal keberadaan orang-orang Yahudi di Indonesia. Sebab, demi alasan keamanan, mereka menutup diri rapat-rapat.
Apalagi, persoalan Yahudi begitu sensitif di negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar sejagat ini. Masyarakat di Tanah Air menganggap orang Yahudi jahat, kejam, bengis. Pandangan negatif muncul lantaran ketidaktahuan dan tidak pernah bergaul dengan orang Yahudi.
Mereka menganggap orang-orang Yahudi di mana saja sama, kejam seperti Israel menjajah bangsa Palestina. Banyak orang menyangka saban hari orang Yahudi mengintimidasi, menghina, menangkap, menculik, dan membunuh warga Palestina. Itu di luar fakta, Israel sebagai rezim pemerintahan memang merampas harta dan tanah Palestina.
-
Kapan komunitas Yahudi di Surabaya mengalami masa kejayaan? Jumlah makam kaum yahudi di kompleks Kembang Kuning tidak sebanyak kaum nasrani, tapi keberadaannya jadi saksi bisu masa keemasan yang pernah mereka alami.
-
Siapa arsitek Yahudi di Surabaya? Mengutip dari unggahan TikTok @jadimaukemana, Cornelius Cosman Citroen merupakan arsitek Belanda beragama Yahudi yang punya jasa besar terhadap Kota Surabaya.
-
Apa saja karya arsitek Yahudi di Surabaya? Karya Cosman antara lain Balai Kota Surabaya yang ia rancang sejak tahun 1915 hingga 1917. Selain itu, Cosman juga pernah merancang gedung Societeit Concordia Jembatan Kebondalem, Darmo Zikenhuis atau Rumah Sakit Darmo, Jembatan Wonokromo, Jembatan Gubeng, hingga Rumah Dinas Wali Kota Surabaya.
-
Kenapa komunitas Yahudi di Surabaya berjaya di bidang perdagangan? Kedatangan kaum yahudi di Surabaya tak bisa dilepaskan dari aktivitas perdagangan.
-
Siapa yang membantu bangsa Yahudi? Orang-orang Yahudi juga dikenal suka mendukung satu sama lain.
-
Kenapa bangsa Yahudi sukses? Menurut laporan SlavaGuide dan PBS, Jumat (10/11), faktor utama yang menyebabkan kesuksesan ini adalah sejarah mereka.
Banyak orang menganggap Yahudi sama dengan Zionisme. Padahal ini dua hal berbeda. Yahudi merujuk pada etnik dan agama, sedangkan Zionisme adalah gerakan politik untuk mendirikan negara Israel di Palestina.
Berikut sejumlah fakta mengenai komunitas Yahudi di Indonesia hasil penelusuran merdeka.com.
Samarkan identitas
Karena takut dibunuh, orang-orang Yahudi di Indonesia banyak menutup diri. Banyak dari mereka menulis sebagai pemeluk agama Kristen atau Islam meski saban hari mereka menjalankan ibadah menurut ajaran Yudaisme.Mereka menggelar Sabbath masing-masing di rumah atau mengadakan perayaan Sabbath bersama secara rahasia. Mereka juga merayakan peringatan hari-hari suci Yudaisme secara tertutup.Saking rahasianya, kadang sesama Yahudi tidak saling mengenal.
Tiga golongan Yahudi di Indonesia
Orang-orang Yahudi di Indonesia terdiri dari tiga golongan. Pertama, Yahudi Sephardi. Mereka adalah orang-orang Yahudi dari Timur Tengah, seperti Irak dan Yaman. Kedua, orang-orang Yahudi berdarah Belanda. Leluhur mereka tadinya adalah tentara Belanda atau pegawai VOC. nenek moyang mereka datang bersamaan dengan mulai berlakunya penjajahan Belanda atas Indonesia. Ketiga, Yahudi Ashkenazi. Adalah orang-orang Yahudi keturunan pengungsi lari dari kejaran Nazi saat Perang Dunia Kedua. Mereka kebanyakan berasal dari Eropa Timur dan Jerman.
Orang Yahudi sudah berabad-abad di Indonesia
Banyak yang tidak tahu orang Yahudi sejatinya sudah berabad-abad menetap di Indonesia. Paling awal tiba adalah saudagar Yahudi asal Fustat (Kairo kuno). Pedagang kamper ini tiba di Pelabuhan Barus, kini masuk wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, di akhir abad ke-13. Dia meninggal di sana.Orang-orang Yahudi kemudian datang ke Indonesia bareng dengan masuknya kapal-kapal dagang Portugis. Mereka masuk lewat Selat Malaka dan dari selatan Filipina ke daerah Kepulauan Sangir Talaud, Sulawesi Utara. Gelombang imigran Yahudi selanjutnya ke Indonesia masuk bareng datangnya kapal-kapal dagang VOC di Belanda.Terakhir adalah pengungsi yahudi lari dari kejaran tentara Nazi Jerman.
Sesepuh kaum Yahudi di Indonesia
Kaum yahudi di Indonesia pernah memilik sejumlah pemuka, di antaranya yang telah meninggal adalah Yan Mandari (Yahudi Belanda), Charles Mussry (Yahudi Mesir), dan Albert Fontein (Yahudi Belanda). Mandari tinggal di Jakarta, Mussry di Surabaya, dan Fontein di Manado.Semasa hidup, ketiga pentolan Yahudi di Indonesia ini begitu berpengaruh. Mereka adalah pengusaha sukses di bidang masing-masing.Sejauh ini pemuka Yahudi di Indonesia masih hidup adalah David Mussry. Lelaki 85 tahun ini merupakan adik bungsu dari David Mussry.
Komunitas Yahudi di Aceh, Surabaya, dan Manado
Komunitas Yahudi dulu pernah ada di banda Aceh dan Surabaya. Di dua kota itu dihuni sebagian besar Yahudi Sephardi, kebanyakan dari Mesir dan Irak.Setelah Indonesia merdeka, mayoritas komunitas Yahudi di dua kota itu telah pindah ke luar negeri, termasuk Israel.Komunitas Yahudi di Manado masih ada sampai sekarang dan kini dipimpin oleh rabbi Yobby Ensel.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan makam Yahudi di sana diyakini telah berumur ratusan tahun
Baca SelengkapnyaIsrael adalah sebuah negara yang terletak di Timur Tengah, dikenal sebagai tanah air bagi komunitas Yahudi yang signifikan. Namun, di balik citra ini, banyak
Baca SelengkapnyaKomunitas yahudi di Surabaya sudah eksis sejak sebelum Indonesia merdeka. Mereka bukan orang-orang biasa, ada saudagar kaya raya hingga arsitek bangunan megah.
Baca SelengkapnyaAda sosok Rabbi Yahudi asal Indonesia di balik pertemuan 5 kader NU dan Presiden Israel Isaac Herzog.
Baca SelengkapnyaBagi Bung Karno dan Bung Hatta, kemerdekaan Palestina adalah harga mati!
Baca SelengkapnyaUstadz Adi Hidayat ungkap ada pemuda asal Nusantara yang pernah berjihad ke Palestina jauh sebelum Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaBangsa Yahudi punya sejarang panjang tentang perjuangannya meraih kesuksesan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia sudah sangat jelas menolak pengakuan tersebut.
Baca SelengkapnyaMomen pria Indonesia berkunjung ke komplek Masjidilaqsa.
Baca SelengkapnyaBerikut lima ras di Indonesia beserta ciri-ciri dan persebarannya.
Baca SelengkapnyaSetidaknya hampir Rp50 juta yang perlu disiapkan warga negara Indonesia jika ingin ke Israel.
Baca SelengkapnyaTidak adanya relasi diplomatik antara Indonesia dengan Israel bukan berarti tidak ada kerjasama antar dua negara ini.
Baca Selengkapnya