Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Melepas kepolisian dari jeratan korupsi

Melepas kepolisian dari jeratan korupsi gedung Mabes POLRI. merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Masyarakat sudah terbiasa melihat perwira polisi kaya. Gaya hidup dan harta benda melebihi penghasilan. Sogokan di jalanan, jual beli kasus, hingga meminta uang keamanan, sudah begitu lazim. Sampai-sampai jika menemui perwira polisi bersahaja, masyarakat seakan tak percaya: alhamdulillah masih ada yang baik.

Korupsi di lingkungan polisi sudah demikian sistemik. Uang pengganti denda tilang yang dikumpulkan bintara di jalanan, diserahkan ke atas; katanya untuk biaya operasional. Mereka yang berjibaku di lahan gemuk reskrim dan narkoba, ditarget setor ke pimpinan; katanya untuk biaya lobi. Mereka yang hendak melanjutkan sekolah ke PTIK juga harus bermodal besar; katanya untuk investasi jabatan.

Rasa malu bahwa kekayaan yang berasal dari uang haram, sudah nyaris tiada. Rasa bersalah bahwa mendapatkan uang dengan cara menyalahgunakan wewenang, sudah menjadi barang langka. Bahkan di lingkungan polisi, perwira sederhana yang menempuh jalan lurus, sering jadi ketawaan kolega-koleganya.

Orang lain juga bertanya?

Jangankan disindir, dibilang bahwa kekayaannya didapat dengan cara yang tidak benar, pimpinan polisi hanya menggut-manggut saja: mengakui, tapi terus menikmati. "Hanya ada tiga polisi jujur: Jenderal Hoegeng, patung polisi, dan polisi tidur," tutur Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar menirukan candaan Gus Dur.

Atau, lihat reaksi Kapolri Jenderal Timur Pradopo. "Polri ada yang demikian (kaya dengan harta haram), tapi juga ada yang bagus. Tentunya ini bagian dari evaluasi kita semua," katanya saat menanggapi pertanyaan wartawan tentang kekayaan Irjen Djoko Susilo yang tersebar di mana-mana.

Pernyataan datar, seakan menumpuk harta dengan menyalahgunakan wewenang bukan suatu kejahatan. Tidak ada perasaan bersalah, tidak risi, tidak terusik hati nuraninya, dan tidak ada rasa tanggung jawab memerangi kejahatan sistemik itu.

Bagaimana para jenderal Mabes Polri mempertahankan kasus Djoko Susilo dari penyidikan KPK, menunjukkan hal itu. Usaha mati-matian untuk melawan usaha membuka rekening gendut sejumlah jenderal, adalah contoh lain.

Para jenderal polisi sudah semakin dalam masuk kubangan korupsi, menikmati suasana nyaman dalam limpahan uang haram. Ada yang baik tentunya; bukan hanya satu dua, tapi bisa beberapa. Tetapi mengandalkan kelebihan beberapa person untuk melawan korupsi sistemik, hanya memupuk harapan kosong. Apalagi sudah sama-sama diketahui, mereka yang baik, justru tidak dalam posisi penting.

Oleh karena itu harus ada langkah radikal berupa penataan struktural guna menyelamatkan institusi kepolisian dari jeratan korupsi sistemik. Harus segera dilakukan mumpung belum menjadi mafia kejahatan yang lebih besar dan masif.

Pertama, tautkan kepolisian dengan kementerian, kemendagri atau kemenkum HAM. Langkah ini akan membuat kepolisian dalam kontrol maksimal. Hubungan langsung dengan presiden tidak memungkinkan kontrol efektif karena presiden begitu banyak pekerjaan.

Kedua, lepaskan urusan-urusan kepolisian yang hakikatnya memang bukan urusan polisi. Kembalikan penarikan pajak kendaraan, uji kelaikan kendaraan, penomoran kendaraan, dan lain-lain, ke pihak yang lazim mengurusnya: kementerian keuangan, kementerian perhubungan atau pemerintah darah.

Ketiga, hapuskan sistem anggaran ganda. Dalam urusan pengamanan pemilu misalnya, polisi sesungguhnya sudah mendapat anggaran resmi dari APBN/APBD. Tetapi praktiknya, kalau KPU tidak mengeluarkan dana pengamanan lagi, polisi ogah-ogahan kerja. Sedangkan anggarannya sendiri jadi jarahan pimpinan, seperti terjadi di Polda Jawa Barat, sehingga Komjen Susno Duadji diburu masuk bui.

Tentu saja para jenderal polisi akan melakukan perlawanan habis-habisan untuk penerapan tiga kebijakan itu. Bagaimanapun perubahan struktural itu memaksa para jenderal mennggalkan zona nyaman. Tapi apakah DPR dan pemerintah selaku pembuat kebijakan, mau terus membiarkan polisi dalam kubangan korupsi sistemik? (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Muhammadiyah Dukung Aksi ‘Bersih-Bersih’ Kejaksaan Agung
Muhammadiyah Dukung Aksi ‘Bersih-Bersih’ Kejaksaan Agung

Kejaksaan Agung diingatkan agar tidak hanya mengedepankan penindakan, tapi perbaikan sistem internal.

Baca Selengkapnya
Dua Jaksa Kena OTT KPK Jadi Momentum Kejagung Bersih-Bersih
Dua Jaksa Kena OTT KPK Jadi Momentum Kejagung Bersih-Bersih

KPK menggelar OTT kepada Kajari Bondowoso Puji Triasmoro dan Kasi Pidsus Alexander Silaen.

Baca Selengkapnya
Kabareskrim Akui Masih Ada Polisi yang Punya Sifat Koruptif
Kabareskrim Akui Masih Ada Polisi yang Punya Sifat Koruptif

Wahyu mengklaim bakal menyelesaikan masalah polisi korupsi.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Ratusan Pejabat Indonesia yang Tersandung Korupsi Periode 2004-2022
Ini Daftar Ratusan Pejabat Indonesia yang Tersandung Korupsi Periode 2004-2022

Jokowi menyebut hingga saat ini masih marak kasus korupsi ditemukan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tim Hukum AMIN: Pemberantasan Korupsi Butuh Political Will Presiden
Tim Hukum AMIN: Pemberantasan Korupsi Butuh Political Will Presiden

Pemberantasan korupsi tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. Diperlukan terobosan kebijakan dan langkah politik serius

Baca Selengkapnya
VIDEO: Eks Ketua KPK Bicara Peluang Korupsi Hilang Dari Indonesia, Bisakah?
VIDEO: Eks Ketua KPK Bicara Peluang Korupsi Hilang Dari Indonesia, Bisakah?

Abraham mengungkapkan, di negara sukses tekan korupsi, ada 3 cara yang pasti diterapkan.

Baca Selengkapnya
Anies Ungkap Hukuman yang Paling Bikin Jera Koruptor: Dimiskinkan, Diambil Hartanya
Anies Ungkap Hukuman yang Paling Bikin Jera Koruptor: Dimiskinkan, Diambil Hartanya

Anies Baswedan mengatakan demokrasi yang sehat itu ditandai dengan tidak adanya korupsi

Baca Selengkapnya
Jaksa di Bondowoso Kena OTT KPK, Kejagung: Dipecat dan Tidak Ada Pendampingan Hukum
Jaksa di Bondowoso Kena OTT KPK, Kejagung: Dipecat dan Tidak Ada Pendampingan Hukum

Kedua jaksa yang terlibat korupsi itu dipecat sementara

Baca Selengkapnya
Anies Singgung Korupsi di Sektor Pendidikan: KPK Hanya Menangani Kasus-Kasus Besar
Anies Singgung Korupsi di Sektor Pendidikan: KPK Hanya Menangani Kasus-Kasus Besar

Anies menilai, masih banyak pegawai pemerintahan yang gaji bulanannya terlalu rendah.

Baca Selengkapnya
Penguatan Kompolnas Dianggap Penting untuk Efektivitas Pengawasan Polri
Penguatan Kompolnas Dianggap Penting untuk Efektivitas Pengawasan Polri

Sebagai lembaga pengawas, Kompolnas bertanggung jawab memantau dan menilai kinerja serta integritas anggota dan pejabat Polri.

Baca Selengkapnya
12 Polisi Sulbar Dipecat, Terlibat Kasus Narkoba hingga Penipuan Casis Bintara Polri
12 Polisi Sulbar Dipecat, Terlibat Kasus Narkoba hingga Penipuan Casis Bintara Polri

Pemberhentian tidak dengan hormat atau pemecatan terhadap personel kepolisian tersebut dilakukan pada upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Baca Selengkapnya
Sahroni: Pengembalian Nilai Kerugian Negara dari Kasus Korupsi Masih Kecil
Sahroni: Pengembalian Nilai Kerugian Negara dari Kasus Korupsi Masih Kecil

Selama ini, kata dia, penanganan kasus korupsi terlalu mengedepankan hukum pidana sebagai alat penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya