Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Memastikan problem lebih penting

Memastikan problem lebih penting Ilustrasi ide kreatif. ©Shutterstock/Dusit

Merdeka.com - Semoga ini tidak terjadi di semua contoh perusahaan di berbagai industri. Mungkin kebetulan ini terjadi di bisnis perusaan IT (informasi teknologi).

Begini ceritanya, dalam sebuah rapat, seorang manajer produksi menyampaikan tentang masalah yang terjadi dengan IT, mulai dari kecepatan akses, data penuh, dan lainnya.

Lantas, seorang manajer yang lain menyampaikan tanggapannya, bahwa hal itu terjadi karena dana terbatas. Sehingga pembelian alat yang penting tak dipenuhi, biaya langganan diperkecil, dan sebagainya. Intinya, dia mengeluhkan soal kecilnya dana (budget) untuk IT.

Menengahi antar kedua manajer itu, seorang direktur keuangan yang tanggap, mendengarkan secara seksama keluhan itu, memenuhi pembelian keluhan. Dan, puluhan bahkan ratusan juta atau mungkin miliar dana diceburkan.

Seminggu, solusi selesai. Sebulan, mulai terasa. Bulan berikutnya, kondisinya kembali masalah. Bahkan makin kacau balau. Penyelesaian masalah (problem solving) yang selama ini diagungkan sebagai kata kunci, ternyata bukan.

Dalam banyak hal, mungkin di dunia IT, problem solving barangkali justru sesuatu yang relatif mudah. Karena banyak tool, alat, software, aplikasi, atau hardware apalah namanya yang tersedia. Karena itu, yang lebih penting sebenarnya bukan penyelesaian masalahnya bagaimana, tapi apakah benar masalahnya yang itu. Artinya, justru menentukan problem itu yang lebih penting.

Seperti diketahui, banyak dana yang sering terbuang sia-sia oleh sebuah perusahaan, hanya karena kita tidak melakukan penelitian lebih dulu problem awalnya atau aslinya. Padahal, menentukan dan memastikan problem itu adalah hal yang utama. Disangka solusinya sudah terselesaikan, ternyata masih ada dan tidak terpengaruh oleh penyelesaian yang telah dilakukan dengan biaya tinggi tersebut.

Kita sering terjebak dengan kata-kata: dia orang pengalaman, dia dokter ahli, atau teknisi jagoan, yang gak pakai penelitian mendalam langsung main keputusan, main operasi, sampai keluar duit banyak, tapi malah bencana.

Bagaikan seorang dokter, untuk memastikan apakah orang itu benar-benar menderita penyakit apa, maka diperlukan penelitian khusus: tes darah, tes air seni, sampai sample tinja, ditambah foto rontgen segala. Masih ditanya kebiasaannya, makanan yang dilarang dan juga alergi obatnya apa. Ini dilakukan, agar dokter – seahli apapun – akan tepat dalam melakukan penyelesaian masalah (menyembuhkan pasien).

Perusahaan memang bukan dan tidak sepenuhnya sama dengan organ tubuh manusia. Namun, kalau Anda berpikir bahwa problem solving itu utama tapi mengabaikan upaya memastikan letak problemnya, maka siap-siaplah untuk membuang biaya sia-sia tanpa hasil. Bahkan bukan tak mungkin merusak organ-organ lainnya karena salah penyelesaian.

Jangan sampai gara-gara tak bisa menghitung matematis, malah minum obat sakit kepala. Jadi, jangan remehkan pengujian, penelitian, second opinion, sebelum melakukan mengobati (solving the problem) perusahaan Anda. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata, Ini Dampak Dirasakan Perusahaan Pertambangan Jika Tak Serius Terapkan Aspek ESG
Ternyata, Ini Dampak Dirasakan Perusahaan Pertambangan Jika Tak Serius Terapkan Aspek ESG

Kegiatan pertambangan harus dilakukan ekstra hati-hati. Jangan sampai menyelamatkan manusia dari perubahan iklim, tapi membahayakan keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya
BPK Temukan 11 Perusahaan BUMN Bermasalah, Erick Thohir: Kalau Ada Korupsi Kita Bawa ke Kejagung
BPK Temukan 11 Perusahaan BUMN Bermasalah, Erick Thohir: Kalau Ada Korupsi Kita Bawa ke Kejagung

Erick menyebut, temuan BPK atas permasalahan yang terjadi di perusahaan BUMN merupakan hal yang lumrah.

Baca Selengkapnya
JK Singgung Kesalahan Korporasi Tidak Bisa Dipidana, Bagaimana Aturannya?
JK Singgung Kesalahan Korporasi Tidak Bisa Dipidana, Bagaimana Aturannya?

Ada berbagai faktor yang menentukan kerugian dalam korporasi, bukan hanya semata-mata kesalahan strategi.

Baca Selengkapnya