Merek asing masuk karena laku
Merdeka.com - Sebagian pengusaha lokal barangkali mengeluhkan gencarnya merek-merek lokal masuk ke pasar Indonesia.
Namun Ketua Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) handaka Santosa memandang itu sebagai tantangan. Dia menegaskan pengusaha lokal tentu dengan sokongan pemerintah mesti menghasilkan barang bagus dengan kompetitif.
Berikut penuturan Handaka saat ditemui Faisal Assegaf dari merdeka.com Senin malam lalu di kantornya, lantai 45 Wisma BNI 46, Jakarta.
-
Siapa yang berdialog dengan Pelaku UMKM di Banyumas? Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menghadiri silaturahmi bersama Asosiasi Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (9/1/2024).
-
Kenapa Andika Perkasa ingin kurangi kemiskinan dan pengangguran di Jateng? Calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Andika Perkasa menegaskan, persoalan pertama yang dihadapi Jateng ialah bagaimana upaya mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. Dia menyebut, hingga kini tingkat kemiskinan di Jateng masih di atas nasional, sehingga dirinya menargetkan penurunan angka kemiskinan dalam lima tahun ke depan jauh di bawah angka nasional.
-
Bagaimana Andika Perkasa berinteraksi dengan masyarakat? Andika yang mengenakan pakaian ketat dan memperlihatkan otot-ototnya itu pun tampak dengan sangat ramah melayani satu persatu permintaan foto dari masyarakat.
-
Apa yang Menko Airlangga sampaikan tentang start-up Indonesia? Pada simposium tersebut Menko Airlangga menyampaikan bahwa jumlah start-up di Indonesia merupakan ketiga terbesar di Asia.
-
Bagaimana Andika Perkasa melihat persaingan? Andika mengatakan siapapun calon diusung tiap partai akan melahirkan banyak program yang nantinya menjadi bahan pertimbangan masyarakat.
-
Di mana Wali Kota Tarakan berbelanja produk UMKM? Dalam kegiatan ini, Wali Kota berkesempatan untuk menjelajahi beragam booth UMKM yang ikut serta dalam memeriahkan Car Free Day yang rutin diadakan setiap dua minggu sekali.
Ada keluhan pengelola mal lebih mengistimewakan mereka asing ketimbang produk lokal. Apakah benar seperti itu?
Makanya gue minta diketemukan sama yang ngomong. Buka bareng-bareng (seraya tertawa). Kalau saya ketemu mau tanya di mana?
Dari segi bisnis, kalau saya pemilik mal saya nggak peduli merek lokal atau asing laku atas nggak laku. Yang penting mereka bayar uang sewa.
Tapi sumber kami bilang mereka asing dikasih harga sewa lebih murah dan bahkan digratiskan dulu?
Suruh ketemu aja orang yang ngomong gitu. Suruh sebutin di mana.
Jadi tidak benar masuknya produk asing telah menggeser merek lokal?
Kenapa sih orang kita memakai mereka diasing-asingkan. Itu kan mendidik tidak benar. Sebetulnya bukan karena orang proasing. Mereka tertentu sangat diminati di luar negeri. Jadi kalau nggak ada di sini, orang tetap akan cari ke luar negeri.
Kalau produk asing masuk dan bisa menjadi pesaing produk lokal, maka pemerintah mesti membina produk lokal. Kayak di Cina pengusaha lokal dapat insentif. Di kita? Boro-boro insentif, dibebani terus, urus izin, banyak macam-macam.
Anda tahu urus izin domisili kalau kita punya usaha itu tiap tahun. Itu kan gila. Seharusnya kan izin domisili diurusa sekali kecuali kalau pindah.
Apakah derasnya produk asing masuk ke pasar Indonesia lebih banyak efek positif atau negatifnya?
Merek-merek asing masuk ke dalam negeri ini karena ada kebutuhan. Kalau nggak ada kebutuhan mana laku. Anda nggak sediakan di sini, mereka langsung beli di sana (luar negeri). Orang pakai merek tertentu karena mereka butuh dan senang.
Pengusaha tidak peduli merek mana mau sewa toko di mal mereka. yang penting mereka bayar sewa. Tapi kebanyakan orang ketika ditawarin omongnya bentar besok. Ketika sudah penuh baru menuntut.
Wawancara terpotong dua menit karena Handaka mesti menjawab panggilan telepon.
Apakah Anda setuju banyaknya mal membikin budaya konsumerisme bagi generasi muda?
Memang ada pandangan seperti itu (wawancara terpotong dua menit 18 detik karena ada telepon). Pakaian diimpor bukan hanya kelas atas, juga ada kelas bawah. Mereka masuk karena memang laku, ada kebutuhan. Barangnya memang bagus.
Dia mencontohkan batik merek Allure dia pakai harganya jutaan. Sekarang namanya Alluria.
Jadi jangan dikonotasikan produk impor selalu mahal, produk lokal murah. Mereka menjual berdasarkan segmen. Impor atau lokal tergantung kebutuhan. Jadi nggak bisa dibilang konsumerisme.
Kalau mau mendidik cinta produk dalam negeri, kita harus menghasilkan produk dalam negeri bagus dan harganya bersaing.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat sekitar 700 merek franchise asing yang beroperasi di tanah air, jauh mengungguli jumlah franchise lokal yang hanya sekitar 130 merek.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten menduga produk-produk impor yang di jual di bawah HPP merupakan produk yang masuk melalui crossborder atau bisnis lintas batas.
Baca SelengkapnyaPelaku UMKM yang berdagang di TikTok Shop mayoritas hanyalah pengecer (reseller) dari barang yang diproduksi dari China.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaPemerintah China memiliki dukungan yang penuh kepada para pelaku usahanya.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya sudah melakukan antisipasi dini sejak lama dalam belanja online.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaMendag menyebut fenomena ini semakin mencolok, terutama di pusat-pusat perdagangan besar seperti Kapuk, Tanah Abang, dan Mangga Dua di Jakarta.
Baca SelengkapnyaTren deindustrialisasi ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi.
Baca SelengkapnyaDukungan yang diberikan pemerintah kepada franchise lokal hanya pada tahap akhir, seperti pameran.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana melakukan pembatasan barang impor.
Baca Selengkapnya