Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perang virtual yang Fatal

Perang virtual yang Fatal Cyber attacks. © infowars.com

Merdeka.com - Ketika Presiden China Xi Jinping tiba di Seattle AS kemarin (Selasa, 22/9) ia disambut meriah oleh AS selayaknya sambutan untuk suatu kunjungan kenegaraan. Namun di balik keramahtamahan formal itu, Presiden Obama dan para punggawanya nampaknya sudah siap untuk lebih konfrontasional dengan China atas berbagai isu, khususnya atas tuduhan serangan cyber China yang diduga telah berhasil mengutil rahasia perdagangan dan data sensitif AS lainnya.

Kemurkaan AS digambarkan oleh Susan Rice, penasehat keamanan nasional AS, bahwa spionase cyber yang disponsori negara (China) harus dihentikan. Hal ini menurutnya bukan gangguan ringan namun telah menjadi penghambat utama dalam hubungan AS-China.

Konflik cyber antara keduanya saat ini digambarkan telah mencapai titik kritis (tipping point) yang bila tidak ditangani dengan baik akan memicu perang yang lebih dahsyat. Perang virtual (tanpa melibatkan pertempuran langsung tentara dan persenjataan militer) ini memang tidak main-main. Di bulan Juni lalu meski dibantah, China dikabarkan berhasil mengakses data rahasia 22 juta pegawai federal (US Office of Personnel

Orang lain juga bertanya?

Management/OPM) yang merupakan penerobosan terdahsyat.

Peretas China berhasil menjadi administrator data sehingga mempunyai akses penuh. Yang mengkhawatirkan, dari jumlah itu 4,5 juta pegawai tersebut punya akses pada data rahasia sehingga AS sangat takut adanya potensi pemerasan oleh China. Atas kasus ini Jaksa Agung AS telah menjatuhkan dakwaan kepada 5 perwira militer China. Ini adalah dakwaan formal pertama yang pernah dijatuhkan AS kepada militer asing yang terlibat dalam perang cyber.

Dakwaan itu merupakan puncak dari kemarahan AS atas maraknya kegiatan mata-mata komputer China baik di bidang industri, perdagangan maupun militer. Di tahun 2013 Pentagon pernah menyusun laporan yang menyebut bahwa peperangan cyber ini merupakan bagian kunci dari strategi China dalam perebutan pengaruh dengan AS di kawasan Asia Tenggara. Perang ini telah menjadi medan baru persaingan geopolitis.

Selama ini China membantah keras tuduhan AS dan bahkan menuduh AS sebagai biang perang cyber. Sebagai buktinya China menunjuk pada data yang dibocorkan oleh Erdward Snowden, mantan pegawai National Security Agency (NSA) bahwa NSA sampai awal tahun lalu telah melakukan 61.000 serangan peretas di berbagai belahan dunia termasuk di lembaga pemerintahan China dan Hongkong.

AS tak hanya menghadapi serangan dari China. Peretas Rusia dikabarkan pernah menembus sistem email Pentagon yang biasa digunakan oleh pegawai di kantor Kepala Staf Gabungan Pentagon yang kemudian diikuti oleh serangan beruntun di jaringan computer pemerintah AS yang sensitif. AS juga mengklaim diserang oleh Korea Utara dalam kasus peretasan computer Sony Pictures. Tapi Korea Utara telah membantah hal itu sebagai balasan atas produksi sebuah film yang menggambarkan tentang pemimpin negara itu, dan memuji aksi peretasan sebagai 'perbuatan yang benar'.

Seriusnya dampak perang cyber memang telah menghantui dunia dan kini ia bahkan sebagai perang di matra ke-empat, selain darat, laut dan udara. Dalam hal ini

Indonesia tidak imun dari ancaman serangan cyber dan harus siap dengan perkembangan ini.

Saat ini telah muncul wacana pembentukan Badan Cyber Nasional. Kesiapan ini sangat penting khususnya untuk melindungi sebagai apa yang disebut sebagai “critical

infrastructure” yang rawan terkena serangan cyber seperti sektor perbankan, keuangan, kelistrikan, transportasi, gas dan air.

Meski demikian kesiapan ini juga harus diwujudkan dalam sinergi dan koordinasi antara intelijen TNI, kepolisian dan kementerian dan badan terkait terutama dalam hal pemahaman yang sama mengenai rule of engagement terhadap perang cyber.

Kita perlu mempunyai pemahaman bahwa perang cyber tidak bisa dihadapi dengan persenjataan yang canggih atau jumlah tentara yang banyak, namun diperkukan tentara cyber (cyber troops) yang memahami teknologi informasi, komputer, internet dan media sosial. Dalam hal sistem pertahanan, kalau diperlukan Indonesia bisa mulai mengkaji lebih dalam lagi faktor ancaman dan mendasarkannya pada cyber defence dan cyber security,karena dampak perang virtual bisa sangat fatal. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Begini Cara China Persiapkan ‘Pertempuran’ Teknologi dengan AS
Begini Cara China Persiapkan ‘Pertempuran’ Teknologi dengan AS

Persaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.

Baca Selengkapnya
Negara-negara Ini Jadi Sasaran Empuk Disikat Hacker
Negara-negara Ini Jadi Sasaran Empuk Disikat Hacker

Berikut daftar negara-negara yang kerap diserang hacker.

Baca Selengkapnya
Ini 10 Negara dengan Hacker Paling Berbahaya di Dunia
Ini 10 Negara dengan Hacker Paling Berbahaya di Dunia

Banyak situs web yang berhasil diretas oleh hacker meski sudah diberi keamanan paling canggih.

Baca Selengkapnya
Daftar Negara yang Punya Pasukan Siber Terkuat di Dunia
Daftar Negara yang Punya Pasukan Siber Terkuat di Dunia

Berikut daftar negara-negara yang dianggap kuat terhadap serangan siber.

Baca Selengkapnya
AS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
AS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi

AS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi

Baca Selengkapnya
Kebebasan Berinternet di Dua Negara Ini Paling Buruk Sedunia
Kebebasan Berinternet di Dua Negara Ini Paling Buruk Sedunia

Dalam laporan Freedom of Net, kebebasan berinternet skala global mengalami penurunan selama 14 tahun berturut-turut.

Baca Selengkapnya
FBI Peringatkan Perusahaan Antariksa AS Waspada dengan China dan Rusia
FBI Peringatkan Perusahaan Antariksa AS Waspada dengan China dan Rusia

Tudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.

Baca Selengkapnya
FOTO: Makin Mesra, Putin-Xi Jinping Janjikan 'Era Baru' dan Kompak Kutuk Amerika Serikat
FOTO: Makin Mesra, Putin-Xi Jinping Janjikan 'Era Baru' dan Kompak Kutuk Amerika Serikat

Putin dan Xi Jinping kompak mengutuk rival mereka Amerika Serikat sebagai penabur kekacauan di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Penculik Online Makin Marak Sasar Anak dan Remaja, Begini Cara Kerja Mereka
Penculik Online Makin Marak Sasar Anak dan Remaja, Begini Cara Kerja Mereka

Kasus penculikan online terdengar aneh, tapi ini nyata. Tebusannya uang miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya
10 Jenis Kejahatan Siber yang Penting Diwaspadai, Baca Selengkapnya
10 Jenis Kejahatan Siber yang Penting Diwaspadai, Baca Selengkapnya

Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.

Baca Selengkapnya
Gara-gara Hacker, Negara-negara ini Boncos hingga Triliunan Rupiah
Gara-gara Hacker, Negara-negara ini Boncos hingga Triliunan Rupiah

Walaupun dilengkapi dengan teknologi keamanan canggih, tapi negara-negara ini masih bisa dibobol hacker.

Baca Selengkapnya
China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia
China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia

China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia

Baca Selengkapnya