Hacker China sedang Kerja Keras Bobol HP Donald Trump dan Kamala Harris, Info Ini yang Diincar
Hacker berusaha mengakses ponsel calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, serta pasangannya, Senator JD Vance.
Menurut laporan, hacker asal China sedang melancarkan serangan terhadap jaringan telekomunikasi di Amerika Serikat, dengan fokus pada ponsel calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, serta Senator JD Vance. Selain itu, sumber yang berbicara kepada NBC News pada Selasa (29/10) juga menyebutkan bahwa individu yang terlibat dalam kampanye Wakil Presiden Kamala Harris menjadi target serangan tersebut.
"Staf Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, D-N.Y., juga menjadi sasaran," ungkap sumber dari Partai Demokrat.
-
Siapa yang dituduh sebagai hacker oleh China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Apa yang ditemukan FBI di HP pelaku? Sayangnya, tak jelas bagaimana FBI mengakses telepon pelaku tersebut. Informasi yang disampaikan mereka hanya menemukan perangkat mencurigakan di rumah dan mobilnya.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa target utama hacker pemilu? Mereka bekerja dengan membekukan basis data pemilih lokal. Maka itu ransomware menduduki peringkat teratas ancaman siber saat pemilu.
-
Kenapa FBI buka enkripsi HP pelaku? Butuh waktu beberapa hari, namun FBI akhirnya berhasil memecahkan sandi dari telepon pria berusia 20 tahun yang tewas.
-
Bagaimana FBI buka enkripsi HP? FBI mengatakan mereka telah 'berhasil mendapatkan akses' ke telepon milik pelaku, Thomas Matthew Crooks.
Namun, informasi mengenai siapa saja dalam tim kampanye Harris yang menjadi target, atau apakah ada individu lain dalam kampanye Trump yang disasar, masih belum jelas.
Dalam pernyataan bersama, FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA) mengungkapkan bahwa mereka tengah menyelidiki akses ilegal ke infrastruktur telekomunikasi komersial yang dilakukan oleh pelaku yang berhubungan dengan Republik Rakyat China (hacker China).
FBI menyatakan, "Setelah FBI mengidentifikasi aktivitas jahat tertentu yang menargetkan sektor tersebut, FBI dan CISA segera memberi tahu perusahaan yang terkena dampak, memberikan bantuan teknis, dan dengan cepat membagikan informasi untuk membantu calon korban lainnya."
Namun, sayangnya, FBI tidak bersedia memberikan rincian mengenai individu-individu tertentu yang menjadi target peretasan ini.
Tiga Operator Seluler AS Dihack
Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengungkapkan bahwa China telah melakukan peretasan terhadap tiga perusahaan telekomunikasi besar di AS, yaitu AT&T, Verizon, dan Lumen Technologies. Dalam situasi ini, baik Lumen maupun AT&T memilih untuk tidak memberikan komentar.
Sementara itu, juru bicara Verizon, Rich Young, mengonfirmasi bahwa mereka telah mengetahui adanya laporan mengenai aktor negara yang menargetkan beberapa penyedia layanan telekomunikasi di AS untuk tujuan pengumpulan intelijen.
"Bersama penegak hukum federal, rekan industri, dan pakar siber pihak ketiga, kami telah dan sedang berupaya untuk mengonfirmasi, menilai, dan memulihkan setiap dampak potensial," jelas Young.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pejabat AS yang mengaitkan insiden ini dengan operasi peretasan dan kebocoran atau upaya untuk memengaruhi pemilihan umum AS yang akan datang pada tahun 2024.
Tanggapan China
Seorang perwakilan dari kedutaan besar China di Washington, D.C., menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui rincian situasi yang dimaksud dan tidak dapat memberikan komentar.
"Pemilihan presiden adalah urusan dalam negeri AS. Tiongkok tidak memiliki niat dan tidak akan ikut campur dalam pemilihan AS. Kami berharap pihak AS tidak akan membuat tuduhan terhadap kami dalam pemilihan itu," ungkap juru bicara tersebut.
Hal ini menunjukkan sikap Tiongkok yang ingin menjaga jarak dari isu pemilihan presiden di AS. Ketidakjelasan mengenai apakah peretasan tersebut merupakan upaya untuk memengaruhi pemilihan presiden masih menjadi tanda tanya. Tiongkok memiliki kemampuan spionase siber yang kuat dan telah dikenal melakukan berbagai tindakan berani untuk memata-matai perusahaan dan pejabat pemerintah AS.
Pemilihan presiden kali ini juga diwarnai dengan tuduhan dari pihak AS yang menyebutkan bahwa Iran dan Rusia telah meluncurkan operasi untuk mempengaruhi pemilih agar mendukung kandidat mereka, yaitu Harris dan Trump. Sementara itu, Iran secara umum membantah adanya operasi tersebut, sedangkan media pemerintah Rusia telah memberikan pengakuan yang cenderung provokatif.