Syarat sukses perundingan Jenewa II
Merdeka.com - Perundingan putaran kedua (Jenewa II) untuk mencari perdamaian antara kubu oposisi Suriah yang diwakili organisasi payungnya, Koalisi Nasional Suriah (NC) dengan rezim Assad telah dimulai pada Rabu lalu (22/1) di Montreux, tepi danau Jenewa, Swiss. Perundingan ini diperkirakan akan berlangsung seminggu lebih dan dihadiri lebih dari 30 negara termasuk Indonesia.
Seperti perundingan Jenewa I yang diselenggarakan pada 30 Juni 2012, perundingan kedua ini pun dimediasi oleh kekuatan-kekuatan dunia dengan semangat mengakhiri perang yang telah menewaskan sekitar 130.000 orang dan 9,3 juta warga Suriah menjadi pengungsi ke negara-negara tetangga. Sebuah krisis kemanusiaan amat parah di Timur Tengah.
Perundingan memang ada, tapi optimisme kesuksesan mencapai perdamaian sama sekali tidak hadir dalam pertemuan itu. Banyak pihak mengatakan kegagalan telah muncul bahkan sebelum perundingan bermula.
-
Siapa yang berdamai dengan masa lalu? Adelia dan Okie disebut-sebut telah move on dari segala isu dan kini berdamai dengan kenangan masa lalu.
-
Siapa yang bisa ngungkapin kata terakhir? Anda bisa mengungkapkan kata-kata terakhir yang bikin nangis untuk kekasih hati.
-
Siapa yang mengalahkan Mesir dalam perang? Pujian itu diberikan setelah tentara Mesir dikalahkan Israel dalam perang Arab-Israel Pertama dan Kedua.
-
Bagaimana bentrokan itu berakhir? Kondisi tersebut bisa diurai setelah beberapa jam kemudian.
-
Siapa saja yang ikut dalam mediasi? 'Ayah (Ayah Teuku Ryan) juga menghadiri sama mbak Oki (kakak Ria Ricis) ada dua kali mediasi di rumah Kebagusan maupun Bintaro,' kata Dedi Rizal Armidi.
-
Kenapa Mesir dan Israel berdamai? Sadat menjajaki perjanjian damai antara Israel dan Mesir. Puncaknya adalah perjanjian Camp David yang ditandatangani di Amerika Serikat oleh Presiden Sadat dan PM Israel.
Kubu oposisi sejak awal sudah terpecah tentang hadir tidaknya mereka ke meja perundingan. Mereka kecewa berat dengan AS yang di satu sisi membujuk-bujuk untuk datang ke Jenewa tapi di sisi lain tak membantu memperkuat kekuatan militer mereka di lapangan untuk mempertahankan keseimbangan melawan rezim Assad.
Selain itu tidak ada parameter yang disepakati dalam Jenewa II. AS, PBB, negara-negara Barat dan Arab mengincar pergantian rezim di Damaskus yang dibungkus dengan istilah 'terwujudnya pemerintahan transisi'. Tapi Rezim Assad, Rusia dan Iran meyakini bahwa tujuan perundingan adalah untuk melawan pemberontakan dan merehabilitasi pemerintahan Assad.
Lebih parah lagi ada penilaian bahwa sebenarnya kubu oposisi yang datang ke Jenewa dan rezim Assad sebenarnya sama-sama tidak mewakili mayoritas rakyat Suriah. Dewan Revolusi di dalam negeri Suriah yang menjadi tulang punggung perlawanan sipil dan menyediakan pelayanan bagi rakyat Suriah telah dianggap menjadi wakil de-facto oposisi Suriah.
Faktor pembatalan undangan kepada Iran juga makin memperumit situasi. Ketidakhadiran Iran dinilai akan dapat menimbulkan dampak psikologis keterkucilan bagi Suriah dan ketidakseimbangan suara di atas meja perundingan.
Tak adakah jalan menuju sukses? Ada beberapa hal yang patut diperhatikan oleh para pihak yang hadir dalam perundingan itu bila menginginkan keberhasilan.
Pertama, harus ada kerendahan hati (humility). Philippe Leroux-Martin, dalam artikelnya yang berjudul "Bosnia’s Lessons for Syria" di International New York Times edisi 22 Januari 2014 menyatakan hal itu. Menurutnya, belajar dari perundingan damai di Bosnia, kerendahan hati, keteguhan dan kesabaran perlu dimiliki semua pihak yang berunding agar dapat memperluas wawasan (tidak egosentris) dan mampu menyertakan pihak-pihak yang relevan seluas-luasnya.
Menurut Leroux-Martin, para perunding di Jenewa harus melihat sebuah perundingan damai sebagai momen transisi yang tak berjangka pendek dan tak hanya berfokus semata-mata pada pengakhiran konflik bersenjata, namun jauh ke depan untuk mewujudkan kerangka institusional dan legal yang diperlukan.
Kedua, perundingan harus dapat merumuskan output yang jelas dan terukur. Apa yang disampaikan Menlu RI Marty Natalegawa dalam perundingan tersebut mengenai 3 output dapat dijadikan rujukan yaitu: penyelesaian konflik melalui jalan politik secara komprehensif dan inklusif oleh rakyat Suriah sendiri, gencatan senjata, dan penyaluran bantuan kemanusiaan sesegera mungkin.
Ketiga, belajar dari keberhasilan Indonesia dalam perundingan dengan pihak GAM di Helsinki, Agustus 2005, adalah perlunya format perundingan yang tepat sehingga agenda hanya terfokus pada kedua pihak yang bertikai dan "zip mouth policy" yaitu kesepakatan antar pihak untuk tidak membocorkan substansi perundingan selama proses perundingan berjalan untuk menghindari interupsi pihak-pihak luar yang tidak diinginkan.
Dalam perundingan Jenewa II kita menyaksikan di berbagai media massa kedua kubu saling mengumbar posisi dan menyerang satu sama lain sehingga kita sendiri pun sebagai penonton dan tak ikut hadir sebagai perunding ikut pesimis dan mengantisipasi kesia-siaan. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Negosiasi gencatan senjata berlangsung di Kairo, Mesir.
Baca SelengkapnyaAntonio Guterres pun Kembali menuntut dilakukannya gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaDewan Keamanan PBB menyetujui resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza ketika Amerika Serikat memilih abstain.
Baca SelengkapnyaPemimpin Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel Semakin 'Dekat'
Baca SelengkapnyaPertempuran Terus Berkecamuk di Sudan, 100 Orang Tewas dalam 2 Pekan
Baca SelengkapnyaIsrael Bom Sekolah PBB di Gaza Sebelum Gencatan Senjata, 30 Orang Tewas
Baca SelengkapnyaPuan pun menegaskan bahwa seluruh anggota negara P20 harus mendukung untuk mengakhiri perang di Gaza, Ukraina, dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaLebih dari 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita termasuk di antara mereka yang tewas
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein.
Baca SelengkapnyaHasil pertemuan ini telah melahirkan sejumlah kesepakatan untuk menekan Israel agar stop melakukan serangan ke Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael sedang mempersiapkan fase baru perang di Jalur Gaza, Palestina.
Baca Selengkapnya