Tergerusnya status quo Masjid Al Aqsa
Merdeka.com - Agresi tentara dan kalangan radikal Israel kepada Masjid Al Aqsa terjadi kembali di hari ini (Senin, 28/9) setelah sebelumnya terjadi beberapa kali yang awalnya dimulai pada 13 September 2015 lalu. Bentrokan terus berlanjut dan ketegangan semakin memanas karena kelompok radikal Yahudi nekat berusaha memasuki area masjid. Sejumlah tentara Israel juga sampai berada di atas masjid.
Beradasarkan status quo saat ini dengan perjanjian yang sudah berumur 50 tahun, kaum Yahudi hanya diperkenankan untuk mengunjungi Al-Aqsa sebagai turis. Hanya Muslim yang boleh beribadah di Al-Aqsa. Berkali-kali Perdana Menteri Israel menyatakan janji untuk menghormati status quo itu meski provokasi dan agresi kaum ekstrimis Israel dibiarkannya terus terjadi.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghentikan kekacauan di Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Katanya situasi di Yerusalem sangat berbahaya hingga bisa memicu meletusnya intifada, yang tidak diinginkan.
-
Kenapa Israel menyerang masjid di Gaza? Serangan ini terjadi sehari setelah Israel menjatuhkan bom ke rumah sakit Al-Ahli Al-Arabi di Gaza yang menewaskan lebih dari 600 orang.
-
Apa yang dilakukan Israel terhadap kantor-kantor jaringan Al-Aqsa? Kantor-kantor jaringan Al-Aqsa telah dibom oleh jet-jet tempur Israel selama serangan-serangan sebelumnya di Gaza.
-
Siapa pendiri Hamas di Palestina? Pada tahun 1987, setelah pecahnya Intifada Pertama melawan Israel, Hamas didirikan oleh imam dan aktivis Palestina Ahmed Yassin.
-
Kenapa aksi bela Palestina dilakukan di depan kedubes AS? Aksi damai kali ini yang digelar di depan Dubes AS pun lantaran presiden Joe Biden yang secara terang-terangan mendukung tentara Zionis Israel.
-
Siapa yang diminta jadi presiden Israel? Einstein pun pernah diminta untuk menjadi presiden Israel, sayang ia menolak.
-
Apa yang terjadi pada pembantaian Al-Aqsa? Peristiwa ini mengakibatkan sekitar 20 warga Palestina tertembak mati oleh Polisi Perbatasan Israel dan menimbulkan kontroversi besar mengenai apa yang sebenarnya terjadi, memperburuk ketegangan antara Amerika Serikat dan Israel, serta menuai kecaman keras dari dunia internasional.
Acaman terhadap status quo Masjid Al Aqsa sangat nyata dan makin besar dari waktu ke waktu. Menurut pengamat masalah Timur Tengah, Ben White (Middle East Monitor), di tahun 2014 saja hampir 11.000 warga Yahudi tercatat telah memasuki kawasan (compound) Masjid Al Aqsa, yang
berarti peningkatan 28 persen dibanding tahun sebelumnya dan hampir dua kali lipat dibanding insiden selama tahun 2009.
Di tahun 2015 terjadi peningkatan insiden kekerasan terhadap Muslim di Jerusalem. Antara Januari dan Juli tahun ini, 7200 warga pendudukan Israel terlibat dalam inkursi ke Masjid Al Aqsa di bawah perlindungan tentara Israel. Selain itu 225 warga Palestina di tahan di dalam masjid terdiri dari 118 pria dan 95 wanita dan 44 anak-anak. Gerusan terhadap status quo juga dilakukan fundamentalis sayap kanan Israel melalui Parlemen.
Hampir setahun lalu, tepatnya pada 30 Oktober 2014, pertama kalinya sejak 1967, Israel menutup kompon untuk semua yang íngin beribadah. Rupanya itu hasil perdebatan di Knesset yang dipimpin oleh Miri Regev dari Partai Likud yang saat ini menjabat Menteri Kebudayaan Israel. Aktivis Yahudi sayap kanan di parlemen menyampaikan tuntutan dari diperbolehkannya Yahudi berdoa di kompon sampai menuntut penghancuran Masjid Al Aqsa. Kelompok-kelompok dan organisasi yang menyampaikan tuntutan ini dibiayai oleh kementerian dan pemerintah kota Jerusalem.
Uri Ariel, Menteri Pertanian Israel (mantan Menteri Perumahan) di tahun 2013 meminta Kuil Ketiga dibangun di dalam kompon Masjid Al Aqsa. Menteri Ekonomi, Naftali Bennet juga meminta adanya kontrol yang lebih besar Israel atas Al Aqsa, sedang di bulan Mei 2014, Partai Likud dan Partai Buruh juga telah mengusulkan perubahan atas status quo yang memungkinkan kaum Yahudi berdoa di dalam kompon Al Aqsa.
Israel bisa juga memakai pola-pola sebelumnya guna mencapai tujuannya. Ali Abunimah dari Electronic Intifada menguraikan begini. Di tahun 1994, seorang warga pendudukan Israel menembak mati 29 warga Palestina di Masjid Ibrahimi di Hebron. Sebagai respons, Pemerintah Israel justru membangun partisi pemisah antara Masjid dan kawasan pendudukan di mana warga pendudukan diberi kawasan yang lebih luas. Hal ini katanya bisa diulang untuk kasus Masjid Al Aqsa.
Makin terkikisnya keamanan dan status quo yang melindungi Masjid Al Aqsa tak bisa dilepaskan dari dinginnya dunia Arab dan Islam serta bisunya AS dan Uni Eropa terhadap isu ini. Raja Jordania Abdullah telah mengeluarkan ancaman untuk mengambil tindakan kepada Israel jika insiden terulang, namun kata Akiva Eldar, dari Al.Monitor.com asal Israel, ancaman seperti itu sudah sering diungkapkan namun tak pernah dibuktikan.
Lebih gawat lagi, dengan akan berakhirnya masa jabatan Presiden AS, Barack Obama, angin akan makin bertiup ke Israel sebagai upaya para politisi AS memperoleh dukungan politik dan dana dalam pemilu di tahun 2016 dari kalangan pendukung Israel dan sebagai pengimbang atas kesepakatan nuklir dengan Iran yang selama ini dikecam Israel.
Insiden mutakhir di Masjid Al Aqsa kiranya memberikan peluang bagi pemerintah Indonesia dan Presiden Jokowi untuk memberikan dukungan bagi perlindungan masjid Al Aqsa yang merupakan masjid penting bagi mayoritas warga Indonesia dan perjuangan bangsa Palestina dalam mempertahankan diri dari agresi Israel. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mendorong terwujudnya perdamaian antara Israel dengan Palestina
Baca SelengkapnyaSepanjang warga Palestina khusyuk melaksanakan salat Jumat, para polisi Israel tampak terus mondar-mandir melakukan pengawasan.
Baca SelengkapnyaPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan mendukung penuh Palestina, usai pasukan Israel menyerang perbatasan Gaza
Baca SelengkapnyaBerdasarkan aturan yang berlaku selama puluhan tahun, kaum Yahudi hanya diizinkan untuk berkunjung di Masjid Al Aqsa, tetapi tidak boleh berdoa di sana.
Baca SelengkapnyaVideo detik-detik tentara Israel robek Al-Quran di masjid yang ada di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaPejuang Palestina Dr Ahed Abu Al Atta mengatakan, perang antara Hamas dengan Israel terjadi dalam rangka membebaskan Masjidil Aqsa dari zionis Israel.
Baca SelengkapnyaPuter Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman akhirnya menyatakan Israel pelaku genosida di Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaPara demonstran meminta digelarnya pemilihan umum dini dan menggulingkan Netanyahu.
Baca SelengkapnyaPresiden Erdogan siap menjadi penyambung, demi perdamaian Palestina dan Israel.
Baca SelengkapnyaHamas menyebut aturan tersebut sebagai cerminan kekejian Zionis.
Baca SelengkapnyaIni pertama kalinya Menteri Keamanan Nasional Israel itu menyerbu Al-Aqsa sejak 7 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan akar masalah dari konflik tersebut adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel.
Baca Selengkapnya