Investasi US$ 12 Miliar, Mitsubishi Akan Gempur Pasar dengan Mobil Hybrid dan BEV
Merdeka.com - Mitsubishi Motors Corporation (MMC) akan berinvestasi sebesar 2,5 triliun yen untuk kegiatan riset dan pengembangan (R&D) serta belanja modal pada 2030.
Sekitar 70 persen, setara 1,7 triliun yen atau sekitar US$ 12 miliar dialokasikan untuk pengembangan "kendaraan hijau" seperti kendaraan teknologi hybrid dan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV).
Presiden dan Chief Executive MMC Takao Kato mengatakan, investasi ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan usaha dari pasar Asia Tenggara (ASEAN) seiring momentum mobil ramah lingkungan di negara maju mulai menjangkau pasar otomotif ASEAN.
-
Penjualan Toyota mana naik tahun 2024? 'Di Sumatra, penurunan terasa lebih signifikan dibandingkan daerah lainnya. Sebaliknya, Bali justru menunjukkan stabilitas dan bahkan mengalami peningkatan. Bali mungkin mulai pulih setelah penurunan yang drastis akibat pandemi. Selama dua tahun terakhir, Bali terus mengalami pertumbuhan,' ujarnya.
-
Dimana Mitsubishi Motors populer? Mitsubishi Motors terkenal di dunia reli lewat Pajero dan banyak melahirkan produk-produk andal di roda empat.
“Kami tidak menargetkan pangsa pasar, tapi ingin menggandakan pendapatan usaha dari kawasan tersebut (ASEAN),” ujar Kato dalam dikutip dari asia.nikkei.com, baru-baru ini.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, lanjut Kato, Mitsubishi Motors menyiapkan strategi 3 tahun hingga tahun fiskal 2025.
Target strategi itu adalah penjualan sebesar 1,1 juta mobil dan pendapatan usaha 220 miliar yen per tahun di tahun terakhir dengan rasio margin usaha 7 persen.
Sementara itu, pada tahun fiskal 2022 yang berakhir 31 Maret 2023, diprediksi volume penjualannya mencapai 866 ribu unit dan pendapatan usaha 170 miliar yen.
16 Mobil Baru Akan Diluncurkan
©2023 Merdeka.com
Untuk mendukung target tersebut, MMC berencana meluncurkan 16 model baru selama 5 tahun ke depan. Salah satu model yang sudah dipasti itu adalah Mitsubishi XFC Concept.
Sebanyak 12 model akan diluncurkan di pasar ASEAN, yang mana 7 model tersebut merupakan kendaraan elektrifikasi: 4 mobil hybrid dan 3 mobil listrik baterai (BEV).
Kompetisi di ASEAN semakin tinggi sejak merek otomotif asal China dan Korea masuk ke pasar dengan model BEV. Contohnya Thailand dan Indonesia, yang mendorong investasi di sektor EV dan sedang memperkenalkan subsidi untuk mempercepat cakupan mobil ini di pasar domestiknya.
Problemnya, Mitsubishi Motors hingga saat ini belum menjual BEV di ASEAN. Meski pada Februari lalu mengumukan akan memproduksi dan menjual model EV yakni Minicab MiEV, mobil niaga kompak di pabrik Indonesia pada 2024.
“Mungkin sulit untuk meluncurkan kendaraan listrik berikutnyapada tahun fiskal 2025, tetapi kami berharap bisa memperkenalkannya di tahun-tahun setelah itu,” pungkas Kato.
Ketika ditanya alasannya, Kato menjelaskan, pihaknya masih menimbang penyebaran kendaraan listrik di ASEAN, yang diawali dengan rumah tangga kaya yang tinggal di dekat area urban. Namun, wilayah ini juga punya populasi rumah tangga kelas menengah ke bawah yang cukup besar.
"Kami perlu hati-hati untuk menilainya, apakah layak untuk menjual produk yang hanya menyasar konsumen kaya," pungkas Kato-san.
Reporter magang: Vallerie Dominic (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mitsubishi Motors Corp segera produksi Xpander Hybrid.
Baca SelengkapnyaPenjualan di pasar otomotif Indonesia mengalami penurunan sepanjang tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSelama kurun waktu 7 tahun MMKI telah mengirimkan sebanyak 400 ribu ke 50 negara tujuan (ekspor).
Baca SelengkapnyaMenperin Agus mengungkapkan bahwa industri otomotif Indonesia masih memiliki iklim yang positif.
Baca SelengkapnyaMitsubishi Motors Indonesia sedang studi pasar untuk memasarkan varian hybrid (HEV) model compact SUV XForce.
Baca SelengkapnyaMUF GJAW digelar di lokasi yang lebih besar, yatu di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang pada 22 November hingga 1 Desember 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro menjelaskan, pihaknya telah mengeluarkan dana senilai Rp 34-35 triliun di kuartal III 2023.
Baca Selengkapnyapemerintah Jepang akan mendanai 12 proyek yang berfokus pada baterai EV
Baca SelengkapnyaPemerintah mengatur pengenaan tarif PPnBM dilihat berdasarkan tingkat emisi karbon kendaraan bermotor.
Baca SelengkapnyaProdusen mobil asal Korea Selatan tersebut menegaskan komitmennya untuk meningkatkan daya saing di sektor kendaraan listrik dan hybrid
Baca SelengkapnyaSetiap unit Xiaomi SU7 yang diproduksi ternyata memerlukan biaya sebesar US$ 9.200
Baca SelengkapnyaPerang mobil listrik di dunia makin nyata, setelah pabrikan otomotif terbesar kedua di dunia, Toyota, meningkatkan produksi EV jadi tiga kali lipat pada 2025.
Baca Selengkapnya