Pangsa Pasar Lesu, Toyota Tunda Produksi Mobil Listrik di Amerika Serikat
Hal ini dilakukan karena permintaan global untuk mobil bertenaga baterai terus menurun.
Toyota telah menunda jadwal produksi mobil listrik (EV) di Amerika Serikat. Penundaan ini terjadi seiring dengan menurunnya permintaan global terhadap kendaraan bertenaga baterai. Perusahaan otomotif raksasa asal Jepang ini kini menargetkan untuk memulai produksi pada akhir tahun 2025 atau awal 2026.
Menurut laporan dari BBC pada Jumat (04/10/2024), juru bicara Toyota menyatakan bahwa mereka berharap dapat meluncurkan operasi mobil listrik di AS pada waktu yang belum ditentukan di tahun 2026. Beberapa produsen mobil besar lainnya, seperti Volvo dan Ford, juga baru-baru ini mengurangi rencana produksi mobil listrik mereka. "Kami tetap fokus pada target global untuk kendaraan listrik bertenaga baterai sebanyak 1,5 juta unit pada tahun 2026," ungkap Scott Vazin, juru bicara Toyota.
Ia juga menambahkan bahwa dalam dua tahun mendatang, perusahaan berencana untuk meluncurkan antara 5 hingga 7 model mobil listrik di pasar AS. Di awal tahun ini, Toyota mengumumkan investasi sebesar USD 1,3 miliar untuk pabriknya di Kentucky sebagai bagian dari rencana pembuatan kendaraan sport (SUV) listrik tiga baris.
Selain itu, perusahaan ini juga merencanakan pembangunan model listrik lainnya di pabrik yang berada di Indiana. Untuk mendukung rencana tersebut, Toyota akan meningkatkan produksi baterai lithium-ion melalui pabrik di North Carolina, yang diharapkan dapat beroperasi pada tahun depan. Pengumuman ini datang di tengah tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif global akibat melemahnya permintaan kendaraan listrik di beberapa pasar utama.
Pabrikan mobil listrik lainnya
Selain itu, laporan triwulanan Tesla tidak memenuhi harapan Wall Street, sehingga perusahaan pembuat kendaraan listrik terkemuka ini berisiko mengalami penurunan pertama dalam pengiriman tahunan mereka. Volvo juga telah membatalkan target untuk hanya memproduksi mobil listrik sepenuhnya pada tahun 2030, dan kini berharap untuk menjual beberapa kendaraan hybrid.
Perusahaan tersebut menjelaskan bahwa keputusan ini diambil akibat perubahan kondisi pasar, yang menyebabkan mereka harus meninjau kembali target yang baru diumumkan tiga tahun yang lalu. Di sisi lain, Ford juga mengumumkan perubahan strategi untuk kendaraan listrik, dengan membatalkan rencana untuk SUV besar bertenaga listrik yang memiliki tiga baris kursi, serta menunda peluncuran truk pikap listrik berikutnya.
Kepala keuangan, John Lawler, menyatakan bahwa perusahaan melakukan penyesuaian rencana sebagai respons terhadap "penurunan harga dan margin".