Permintaan Mobil Listrik Menurun, Saham Tesla Terjun Bebas
Berikut penyebab saham Tesla merosot di awal tahun 2024.
Berikut penyebab saham Tesla merosot di awal tahun 2024.
Permintaan Mobil Listrik Menurun, Saham Tesla Terjun Bebas
Produsen kendaraan listrik (EV), Tesla milik Elon Musk, mengawali awal tahun 2024 terburuk sepanjang tahun yang pernah ada.
Penurunan tersebut terjadi akibat isu negatif, perubahan harga kendaraan listrik dari raksasa rental mobil Hertz Global Holdings, dan penurunan harga lagi untuk mobilnya serta melambatnya pertumbuhan permintaan kendaraan listrik, khususnya di Amerika Serikat.
Merdeka.com
"Kekhawatiran utama investor terhadap Tesla adalah pertumbuhan yang stagnan. Pemotongan harga di Tiongkok hanya menambah kekhawatiran tersebut, karena hal ini mulai terlihat seperti perlombaan menuju titik terendah dalam industri kendaraan listrik mengingat persaingan yang ketat di pasar tersebut," kata analis Cowen Jeffrey Osborne dalam sebuah wawancara, dikutip dari South China Morning Post, Selasa (16/1).
Pukulan terhadap kapitalisasi pasar Tesla pada awal tahun ini adalah yang terbesar yang pernah dialami perusahaan tersebut selama periode yang sama sejak perusahaan itu go public pada tahun 2010.
Dalam persentase, penurunan Tesla sebesar 12 persen sejak awal bulan Januari adalah yang terburuk sejak tahun 2016. Saat itu saham Tesla turun 14 persen selama sembilan hari.
Bahkan Tesla telah memangkas harga mobilnya secara agresif sejak awal tahun 2023 dalam upaya untuk meningkatkan permintaan.
Namun dampaknya adalah terkikisnya margin keuntungan yang dulunya besar. Kredit ex-regulatory margin kotor otomotif Tesla untuk kuartal ketiga turun menjadi 16,3 persen dari 27,9 persen pada tahun lalu. Dan tekanannya semakin meningkat, karena pekerja produksi di pabrik Tesla di AS mendapat kenaikan gaji.
Pada laporan pendapatan kuartal III-2023, untuk pertama kalinya Tesla memperingatkan tentang perlambatan permintaan kendaraan listriknya.
Tak lama dari laporan itu, para pembuat mobil dan pemasok di seluruh dunia ikut serta dalam prakiraan buruk mereka. Bahkan banyak produsen mobil membatalkan rencana ekspansi mereka.
Kemudian, pada awal tahun ini, Tesla melaporkan jumlah pengiriman kuartal VI 2023. Meskipun kinerjanya lebih baik dari perkiraan, para analis menempatkan perusahaan tersebut di belakang BYD Co asal China dalam penjualan mobil listrik global.
Hal ini menjadi pukulan keras bagi para investor Tesla.
Karena pada tahun 2022, saham tersebut menduduki peringkat kedelapan dengan kinerja terbaik di S&P 500. Tetapi pada awal tahun 2024, saham tersebut menduduki peringkat kedelapan saham terburuk.
Musk secara pribadi menerima pukulan besar. Menurut Bloomberg Billionaires Index, orang terkaya di dunia, yang memperoleh kekayaan lebih banyak pada tahun lalu dibandingkan siapa pun di dunia, kekayaan bersihnya menyusut sebesar USD23 miliar atau Rp358 triliun (kurs Rp15.600) sepanjang tahun ini.
Sebagian besar kekayaan bersih Musk berasal dari 13 persen sahamnya di Tesla dan sekitar 304 juta opsi saham yang dapat dieksekusi.
Menurut indeks kekayaan Bloomberg, Musk juga memiliki sekitar 42 persen Space Exploration Technologies, yang bernilai sekitar USD53 miliar.
Dengan demikian, Tesla tetap menjadi pemain kunci dalam transisi global dari kendaraan berbahan bakar bensin ke kendaraan listrik. Sebab, perusahaan ini jauh lebih maju dibandingkan para pesaing potensialnya.
BYD milik China mungkin telah melampaui Tesla dalam jumlah unit yang terjual, namun masih tertinggal dalam pendapatan dan laba. Tak hanya itu, BYD juga tidak menjual mobil di AS, dimana Tesla tetap menjadi pemimpin pasar.