Teknologi mengemudi otomatis menyebabkan kecelakaan, seorang pengemudi Tesla menabrak pengendara sepeda motor.
Pihak berwenang telah mengonfirmasi bahwa pemilik Tesla tersebut tidak hanya menggunakan teknologi FSD, tetapi juga sedang melihat ponselnya saat kecelakaan ter
Di Seattle, Washington, Amerika Serikat (AS), terjadi sebuah insiden tragis di mana seorang pengemudi Tesla Model S menabrak pengendara sepeda motor hingga meninggal di lokasi kejadian.
Kecelakaan ini memicu diskusi yang sengit karena diduga kendaraan Tesla tersebut sedang beroperasi dalam mode Full Self Driving (FSD), yang merupakan sistem kemudi otomatis.
Pihak berwenang telah mengonfirmasi bahwa pemilik Tesla tidak hanya menggunakan teknologi FSD, tetapi juga sedang melihat ponselnya pada saat kecelakaan itu terjadi. Informasi ini didapat setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut oleh tim investigasi.
"Pengemudi Tesla mengakui di lokasi kejadian bahwa dia sedang terganggu dan mengaktifkan FSD saat kecelakaan berlangsung," kata seorang polisi yang menangani kasus ini, seperti yang dilaporkan oleh Carscoops.
Tantangan Teknologi Otonom dan Risiko Penggunaannya
Mobil yang dilengkapi dengan teknologi otonom yang memungkinkan mereka bergerak tanpa pengemudi manusia telah menjadi topik perhatian selama bertahun-tahun, terutama terkait dengan istilah yang digunakan dan risiko yang muncul akibat kepercayaan yang berlebihan dari pemilik kendaraan terhadap sistem ini.
Beberapa pihak menilai bahwa insiden kecelakaan tersebut mencerminkan penyalahgunaan teknologi oleh pengemudi yang terlalu bergantung pada sistem otonom.
Menurut laporan dari kepolisian, pengemudi Tesla mengungkapkan bahwa setelah mengaktifkan mode FSD, ia mendengar suara keras dan merasakan mobilnya melaju dengan cepat hingga menabrak sepeda motor di depannya.
"Kurangnya perhatian saat berkendara, penggunaan mode FSD, dan gangguan dari ponsel merupakan faktor utama yang menyebabkan kecelakaan ini," demikian penjelasan dalam laporan polisi tersebut.
Investigasi Lanjutan dan Perubahan Terminologi FSD
Pihak berwenang saat ini telah memanfaatkan alat perekam data di dalam kendaraan untuk memastikan bahwa pada saat insiden terjadi, mobil tersebut benar-benar beroperasi dalam mode FSD. Setelah beberapa kejadian serupa yang menjadi perhatian publik, Tesla kini merujuk pada sistem ini sebagai FSD "Supervised" (Diawasi) untuk menekankan betapa pentingnya peran pengemudi dalam mengawasi kendaraan tersebut.
"Mengaktifkan FSD memerlukan pengemudi untuk tetap waspada dan siap mengambil alih kendali kapan saja," ungkap laporan tersebut.
Dengan demikian, kejadian ini kembali menekankan pentingnya kesadaran penuh pengemudi saat memanfaatkan teknologi otonom, serta perlunya penerapan regulasi yang lebih ketat untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.
QnA Tentang Tesla
Q: Apa yang membuat mobil Tesla lebih unggul dibandingkan mobil listrik lainnya?
A: Mobil Tesla terkenal karena teknologi autopilot yang inovatif, daya jangkau baterai yang lebih jauh, serta jaringan Supercharger yang luas di berbagai negara. Selain itu, Tesla juga menyediakan pembaruan perangkat lunak secara over-the-air, yang memungkinkan kendaraan untuk terus meningkatkan performa dan menambahkan fitur baru tanpa harus pergi ke bengkel.
Q: Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengisi daya mobil Tesla?
A: Durasi pengisian daya untuk mobil Tesla bervariasi tergantung pada jenis pengisi daya yang digunakan. Dengan pengisi daya rumah standar (Level 2), waktu yang diperlukan untuk pengisian penuh sekitar 8-12 jam. Sementara itu, dengan menggunakan Tesla Supercharger, pengisian daya hingga 80% hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.