Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Faktor yang berkontribusi besar dalam penuntasan tragedi Trisakti

Faktor yang berkontribusi besar dalam penuntasan tragedi Trisakti Peringatan tragedi Trisakti. ©2013 Merdeka.com/Vany

Merdeka.com - Ikatan Alumni Universitas Trisakti (Ika Usakti) baru saja menyelesaikan Musyawarah Nasional (Munas) guna memilih Ketua Ika Usakti periode 2017-2021. Ketua IKA Usakti terpilih, Saidu Solihin, menyebutkan bahwa alumni harus berperan dalam pengembangan kampus.

Oleh sebab itu, dalam masa kepemimpinannya, dia akan memperkuat networking atau jaringan antar alumni guna menghimpun seluruh kekuatan alumni Usakti yang terdiri dari beragam profesi tersebut.

"Kekuatan alumni ini akan menjadi satu untuk berkontribusi positif dalam perkembangan almamater, oleh karenanya kita akan bangun media komunikasi baik IT, maupun media sosial dan mengadakan forum pertemuan langsung secara rutin," katanya saat silaturahmi pengurus IKA USAKTI periode 2017-2019 dengan jajaran Pimpinan Usakti di Unversitas Trisakti, Jakarta, Selasa, (26/9).

Saidu menyebutkan bahwa secara garis besar perjuangan IKA USAKTI periode 2017-2021 adalah membantu memaksimalkan peran Ika Usakti alumni dalam proses peningkatan Akreditasi Universitas Trisakti, Mengawal terciptanya proses Kegiatan Belajar Mengajar yang kondusif di lingkungan Universitas Trisakti tanpa terlibat konflik kepentingan yang terjadi saat ini.

Termasuk memperjuangkan agenda penuntasan 12 Mei 1998 yaitu mendapat pengakuan dari Pemerintah atas Kampus Reformasi dengan segala hal-hal yang melekat pada status tersebut, dan mengoptimalkan serta mendayagunakan seluruh elemen dan kekuatan alumni untuk kejayaan kembali Almamater Universitas Trisakti.

"Untuk membangun kebersamaan dan sebagai pemersatu alumni, ke depannya juga akan dibangun pilar-pilar yang menyatukan para alumni yang tersebar ke seluruh indonesia, melalui jaringan intelektual dan kebudayaan, jaringan ekonomi dan bisnis dan jaringan politik, yang akan dilakukan melalui kegiatan berkala dan membangun jaringan strategis dalam melakukan penyadaran Community melalui forum, temu akbar, kegiatan kemasyarakatan sosial, olahraga, ilmiah dan publikasi ilmiah serta job fair," ujar Saidu.

Sementara itu, terkait dengan proses menuju status Perguruan Tinggi Negeri tengah dijalani Usakti, Saidu mengatakan bahwa dirinya belum bisa menyatakan mendukung proses tersebut ataupun tidak. Sebab jika berbicara mengenai hal itu harus atas nama seluruh alumni.

"Namun secara pribadi tentu saya kan bangga jika adik-adik kita yang sedang kuliah ketika lulus menjadi lulusan Perguruan Tinggi Negeri, namun tentu harus kita pelajari mengenai hal tersebut, dan kita akan lihat lagi karena ikatan alumni ini kan hanya bagian kecil dari permasalahan yang terjadi, tugas kita utamanya adalah mensolidkan jaringan alumni kita demi kejayaan atas kampus trisakti," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penegerian Usakti, Dadan Umar Daihani, menyebutkan bahwa mengenai proses penegerian Usakti yang kini sedang berjalan pihaknya tinggal menunggu bola yang kini sedang berada di tangan pemerintah. Bahkan Dadan menyebutkan kini pemerintah telah membentuk tim yang terdiri dari Kemenkumham, Komnas HAM, Kementerian Keuangan, Kemenristek, dan Kementerian Sekretariat Negara.

"Dengan dibentuknya tim ini, dan penempatan salah satu Dirjen Kemenristek Dikti yang diberikan tugas khusus oleh negara sebagai Pejabat Sementara di Universitas Trisakti, yang salah satu tugasnya adalah menjaga aset negara dalam hal ini adalah Universitas Trisakti, sebetulnya arahnya sudah jelas, di mana aset Usakti sudah diakui sebagai aset negara, dan negara pun sudah hadir di Usakti, bahkan tim ini telah bekerja cukup lama sekitar 6 hingga 7 bulan," ujar Dadan.

Dadan menduga lambatnya proses penegerian Usakti ini bisa jadi dikarenakan adanya kebijakan dari Presiden mengenai moratorium Perguruan Tinggi Negeri agar tidak membebani negara.

"Namun dapat saya sampaikan, seharusnya Usakti tidak terkena moratorium, karena kita bukan menegerikan Perguruan Tinggi Swasta, tapi meluruskan bahwa Usakti yang awalnya memang didirikan oleh pemerintah, namun yang selama 51 tahun diadministrasikan sebagai swasta, kini ingin dikembalikan statusnya untuk menjadi milik negara kembali," ujarnya.

"Usakti tidak akan memberatkan negara, terbukti selama 51 tahun berdiri tidak pernah membebani negara, bahkan aset negara di Grogol berhasil dikembangkan hingga menjadi berpuluh-puluh kali lipat, yang tentu saja kita akui keseluruhan turunan aset Usakti tersebut adalah milik negara, sehingga kita nyatakan dengan modal itu kita yakin trisakti tidak akan membebani dana APBN, belum lagi aset Usakti yang berupa tenaga pengajar yang tidak kalah dibandingkan PTN lain," ujarnya. (mdk/rzk)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
25 Tahun Tragedi Trisakti
25 Tahun Tragedi Trisakti

Lembar kelam pelanggaran HAM yang tak kunjung menemukan titik cerah. Begini ceritanya!

Baca Selengkapnya
FOTO: Memperingati Tragedi 12 Mei 1998, Laskar Trisakti 08 Ziarah Makam Pejuang Reformasi
FOTO: Memperingati Tragedi 12 Mei 1998, Laskar Trisakti 08 Ziarah Makam Pejuang Reformasi

Diketahui, setiap 12 Mei diperingati sebagai Hari Peringatan Tragedi Trisakti.

Baca Selengkapnya
Wacana Trisakti Jadi Kampus Negeri, Ini Kata Para Alumni IKA FKG
Wacana Trisakti Jadi Kampus Negeri, Ini Kata Para Alumni IKA FKG

Dukungan perubahan status itu juga disampaikan oleh berbagai pihak

Baca Selengkapnya
Mengenang Sejarah Aksi Tritura, Tonggak Utama Lahirnya Masa Orde Baru di Indonesia
Mengenang Sejarah Aksi Tritura, Tonggak Utama Lahirnya Masa Orde Baru di Indonesia

Tritura sendiri merupakan momentum perpindahan dari masa pemerintahan Orde Lama (Soekarno) menuju Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto.

Baca Selengkapnya
10 Januari: Peringati Hari Tritura, Tonggak Sejarah Kelahiran Orde Baru
10 Januari: Peringati Hari Tritura, Tonggak Sejarah Kelahiran Orde Baru

Istilah "Tritura" merupakan singkatan dari "Tri Tuntutan Rakyat" (Tiga Tuntutan Rakyat).

Baca Selengkapnya
Gaduh Pemilihan Rektor Berujung Gelar Guru Besar 2 Profesor Dicabut, Ini Penjelasan UNS
Gaduh Pemilihan Rektor Berujung Gelar Guru Besar 2 Profesor Dicabut, Ini Penjelasan UNS

Rektor memastikan kegaduhan pascapencopotan gelar guru besar 2 profesor tak menggangu proses belajar mengajar.

Baca Selengkapnya
Tragedi Talangsari Pecah 7 Februari 1989
Tragedi Talangsari Pecah 7 Februari 1989

Awal mula peristiwa Talangsari dipicu oleh semakin kuatnya doktrin pemerintahan Soeharto tentang asas tunggal Pancasila.

Baca Selengkapnya
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI

Simak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.

Baca Selengkapnya
Lewat Restoratif Justice, Status Tersangka Rektor UMI Nonaktif Dicabut
Lewat Restoratif Justice, Status Tersangka Rektor UMI Nonaktif Dicabut

Pencabutan status tersangka tersebut setelah dilakukan gelar perkara khusus

Baca Selengkapnya
Peristiwa 1 Oktober: Hari Kesaktian Pancasila, Berikut Sejarah dan Para Tokohnya
Peristiwa 1 Oktober: Hari Kesaktian Pancasila, Berikut Sejarah dan Para Tokohnya

Peringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.

Baca Selengkapnya
PDIP Desak Jokowi Jadikan Kudatuli Sebagai Pelanggaran HAM Berat
PDIP Desak Jokowi Jadikan Kudatuli Sebagai Pelanggaran HAM Berat

Ribka mengajak kader PDI Perjuangan dan aktivis ikut mendesak Presiden Jokowi memasukkan peristiwa Kudatuli sebagai pelanggaran HAM berat masa lalu.

Baca Selengkapnya