Hacker Rusia selalu incar perbankan di Indonesia
Merdeka.com - Pakar bidang ilmu forensik digital dari Universitas Gunadarma Ruby Alamsyah mengatakan hacker Rusia selalu mengincar dunia perbankan di Indonesia yang marak pada tahun 2009 sampai 2010.
"Hacker dari Rusia marak tahun 2009-2010. Hacker itu selalu menargetkan negara berkembang seperti Indonesia," kata Ruby dalam seminar dengan tema Indonesia dan Ancaman Siber yang Merajalela, di Universitas Gunadarma, TB Simatupang, Jakarta, Sabtu (10/6) kemarin.
Menurut Ruby nasabah yang dibobol melakukan transaksi melalui internet banking, dan pelaku memantau rutinitas para transaksi dari pemilik rekening, saat nasabah akan melakukan transaksi pelaku membelokkan tujuan transaksi tersebut ke rekening pribadinya hacker.
-
Bagaimana hacker mencuri uang? “Para penjahat mendapatkan akses dengan mengeksploitasi jaringan telekomunikasi dan mengkompromikan ID pengguna dan kata sandi yang valid,“ Profil perampok bank pertama kali di dunia tanpa darah sedikitpun.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana pelaku penipuan mengakses data pribadi nasabah? Seperti diketahui melalui aplikasi yang tidak resmi atau bodong tersebut membuat korban dengan sadar memberikan persetujuan untuk mengizinkan aplikasi tersebut mengakses aplikasi SMS dan aplikasi lainnya.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
"Para nasabah yang hilang Rp 300 juta per hari itu karena tiap melakukan transaksi internet banking, pelaku membelokkan transaksi nasabah ke rekening pribadinya, sekitar Rp 40 dan 30 juta. Itu yang individu. Kalau yang Rp 100 juta itu juga individu tapi digunakan aktivitas perusahaan dan rata-sara di atas 10 juta paling banyak korbannya, 1 orang kena Rp 100 juta," ucap Ruby.
Ruby pun mencontohkan, ATM fraud atau ATM banking yang menggunakan teknik malware browser ini baru 1 tahun terakhir para pelaku menyesuaikan teknologi yang digunakan oleh perbankan.
"Teknologi di perbankan (hacker) ikuti, kan bahaya itu. Perbankan tidak siap, nasabahnya tidak siap hacker tetap bisa menjebol juga," kata dia.
Kendati begitu, dikatakan Ruby, dunia ini tidak ada 100 persen sistem yang benar-benar aman, namun untuk mengantisipasinya pihak perbankan harus mengoptimalkan pengamanan dan navigasinya.
"Yang bisa dilakukan bagaimana kita mengoptimalkan pengamanan dan navigasinya agar meminimalisasi risiko yang akan timbul kalau dijaga lebih optimal kerugian atau resiko akan lebih kecil dibandingkan sekarang. Mereka saling lempar nasabah tidak bersalah perbankan tidak merasa bersalah mereka (pelaku) yang happy tidak bisa yang dituntut, akhirnya penegak hukum diam-diam juga," katanya. (mdk/ibs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaDitreskrimsus Polda Metro Jaya masih mendalami kasus ini dengan mendalami terkait kemungkinan adanya korban lain
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan alat sederhana untuk membobol ATM
Baca SelengkapnyaKasus ini terbongkar ketika delapan orang di Jepang menjadi korban melaporkan kejadian dialaminya ke polisi.
Baca SelengkapnyaPelaku akan menyerahkan rekening yang jumlahnya bisa ratusan kepada pengepul.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaBagi perusahaan, serangan siber akan berdampak terhadap operasional organisasi.
Baca SelengkapnyaKorban akan dimintai data pribadi perbankan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaKasus penipuan modus kerja dengan like dan subscribe youtube tidak hanya menipu para korban dengan menggasak uangnya saja.
Baca Selengkapnya