Arahan Erick Thohir untuk BTN: Bangun Ekosistem untuk Jadi Bank Raksasa Sektor Perumahan
Erick mengatakan bahwa BPD dengan basis nasabah Aparatur Sipil Negara (ASN) berpotensi untuk dilibatkan dalam ekosistem.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengarahkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) untuk membangun ekosistem penyediaan dan pembiayaan perumahan bersama Bank Pembangunan Daerah (BPD) serta BUMN lainnya, seperti KAI dan InJourney.
"Jadi, ekosistem bertemu dengan ekosistem, kita (BTN) tidak selalu jadi front end, apakah dengan BPD, KAI, atau start up, itu bisa mempercepat (pengembangan ekosistem perumahan,” ucap Erick Thohir saat menghadiri Rapat Kerja BTN Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (3/1).
Erick mengatakan bahwa BPD dengan basis nasabah Aparatur Sipil Negara (ASN) berpotensi untuk dilibatkan dalam ekosistem tersebut karena tidak hanya memberikan pelayanan pengelolaan gaji (payroll) dan pembayaran sekolah anak, tapi juga pembiayaan kepemilikan rumah melalui KPR.
"Bisa bekerja sama dengan bank-bank daerah, seperti di Solo dan Banten, kita (BTN) coba bisa back up (layanan pembiayaan KPR dari BPD), sebagai bank (BUMN) kita tidak bisa berdiri sebagai menara gading tapi juga perlu menjadi agregator," katanya.
Sementara kerja sama pengembangan ekosistem hunian dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) dapat dilakukan melalui anak usahanya, PT KA Properti Manajemen (KAI Properti).
Sedangkan kolaborasi dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) (InJourney) terkait dengan penyediaan solusi perumahan bagi pekerja di kawasan bandara.
Erick berharap upaya tersebut dapat menjadikan BTN sebagai megabank atau bank raksasa, baik di sektor perumahan maupun sektor lainnya, sesuai visi baru perseroan pada periode 2025-2029 untuk menjadi “Mitra Utama dalam Pemberdayaan Finansial Keluarga Indonesia”.
Untuk mewujudkan hal tersebut, ia mendorong BTN untuk berfokus pada tiga prioritas utama strategi bisnis perseroan ke depan, yakni mengembangkan ekosistem, membangun kepercayaan, dan memberikan solusi.
“Saya harap BTN tidak berpuas diri, kalau bisa BTN menjadi megabank, yang bisa memberikan solusi perumahan dan ekosistemnya, saya rasa itu akan jadi proposisi yang menarik di masyarakat, jangan lelah bertransformasi karena transformasi tidak ada akhirnya,” kata Erick Thohir.
Kata Dirut BTN
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan dalam Raker 2025, BTN menetapkan visi baru untuk periode 2025-2029 yakni menjadi “Mitra Utama dalam Pemberdayaan Finansial Keluarga Indonesia”.
“Jadi ada rumah, ada keluarga, tapi tidak cuma soal KPR. Tapi bagaimana mereka bayar listrik, bayar air, bayar sekolah juga di BTN. Setelah rumah terbentuk, kita melayani semua yang dibutuhkan oleh keluarga,” ujar Nixon menambahkan.
Untuk mencapai visi jangka panjang, Nixon mengatakan, BTN bertekad untuk memperkuat mesin tabungan yang berkelanjutan (engine for sustainable funding), karena pendanaan merupakan tema besar di industri perbankan saat ini di tengah ketatnya dan mahalnya likuiditas akibat persaingan yang tinggi.
"Hari ini kita duduk bersama untuk berdiskusi bagaimana membangun pendanaan yang sustain, karena cost of fund (biaya dana) BTN paling tinggi di antara bank-bank milik negara (Himbara). Pelan-pelan kita menarik biaya dana agar turun, tapi masih kurang cepat. Jadi banyak inisiatif yang akan kita lakukan di banyak area, seperti digitalisasi, services, dan funding," tutur Nixon.
Nixon berharap, BTN dapat meningkatkan proporsi dana murah (current account saving account/CASA) menjadi lebih dari 54 persen dengan menggenjot perolehan dana ritel melalui berbagai upaya, termasuk di antaranya transformasi digital.
Setelah berhasil melakukan transformasi terhadap mobile banking-nya menjadi Bale by BTN, perseroan berencana memperbanyak perubahan terhadap kantor cabangnya menjadi digital store yang akan meningkatkan efisiensi dan memodernisasi proses bisnis.
"Di digital branch, kita menggabungkan fungsi teller dan customer service, sehingga kita menghemat tenaga kerja kita dengan menjadikan mereka sebagai sales officer atau operations. Semoga ini mengubah wajah BTN yang dianggap ketinggalan dalam hal digitalisasi, mengubah pandangan masyarakat terhadap image BTN sehingga ada keberlanjutan dalam perolehan dana masyarakat," ucap Nixon.
Nixon menambahkan bahwa BTN telah melaksanakan transformasi di seluruh aspek bisnis dan operasionalnya selama lima tahun terakhir, termasuk di antaranya memperkuat praktik tata kelola yang baik (good corporate governance) dan mengembangkan inovasi di bidang keberlanjutan (sustainability).
Performa bisnis selama lima tahun terakhir juga meningkat secara konsisten. Nixon berharap, aset BTN dapat menembus Rp500 triliun pada 2025 karena saat ini total aset telah mencapai Rp470 triliun, terutama didorong oleh program Satu Juta Rumah di bawah pemerintahan presiden sebelumnya, Joko Widodo.
Nixon optimistis, dengan seluruh upaya transformasi yang terus dilakukan, BTN siap mendukung pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat melalui Program 3 Juta Rumah.