Begini Strategi BRI Tangani Kredit Macet UMKM
Strategi selanjutnya adalah melakukan restrukturisasi kredit bagi UMKM.
Masalah kredit macet atau non performing loan (NPL) di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus menjadi sorotan.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), selaku bank yang memiliki fokus utama pada UMKM, mencatatkan NPL UMKM sebesar 3,05 persen, di bawah rata-rata industri yang mencapai sekitar 4 persen.
"Jadi sebenarnya NPL UMKM BRI masih lebih baik atau di bawah NPL rata-rata industri di UMKM, rata-rata perbankan di UMKM, itu dulu yang paling penting. Bahwa kenyataannya memang NPL di UMKM naik? Iya," kata Direktur Utama BRI, Sunarso dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (25/7).
Meski begitu, Perseroan telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengatasi tren kenaikan NPL tersebut.
Sunarso mengatakan jika sudah ada perburukan dalam segmen tersebut, maka jangan dipaksakan untuk tumbuh.
"Karena begitu kita kasih kredit 3 bulan macet, kasih kredit 6 bulan macet. Itu jangan sampai terjadi," jelas dia.
Dia menyebut Perseroan harus tetap tumbuh di sektor UMKM, tapi sangat selektif yaitu dengan upaya memperketat penerimaan risiko kredit dan target penyaluran kredit.
Kemudian memilah data portfolio UMKM yang sudah ada di
BRI, Sunarso bilang Perseroan akan mencari portofolio mana yang bisa dilanjutkan dan yang bermasalah.
"Itu kita pilah-pilah lagi. Kita cari mana yang masih bisa lanjut, mana yang masih kadang-kadang sedang bermasalah," imbuh Sunarso.
Strategi selanjutnya adalah melakukan restrukturisasi kredit bagi UMKM.
Namun jika memang tidak bisa restrukturisasi, maka terpaksa Perseroan harus melakukan write off atau hapus buku.
"Jadi itu cukup kalau misalnya dilakukan write off ataupun hapus buku. Dan yang terakhir strateginya adalah bagi yang sudah di write off pasti tetap dilakukan penagihan. Yang kita sebut nanti untuk meningkatkan dan fokus kepada recovery daripada kredit-kredit yang sudah dihapus buku," pungkas Sunarso.