Tips Aman Gunakan Internet Banking agar Terhindar dari Kejahatan Cyber
Merdeka.com - Internet banking sudah menjadi bagian aktivitas sehari-hari masyarakat, terutama dalam melakukan transaksi perbankan. Dibalik segala kemudahan yang diberikan, ada risiko yang kadang sering dilupakan, atau kurang peduli atas ancaman tersebut.
Istilah kejahatan perbankan dalam dunia internet dikenal dengan nama hacking atau cyber crime. Kejahatan internet ini menjadi semakin mudah terjadi saat kita tidak paham cara mengamankan transaksi internet bank.
Lalu apakah sulit mengamankan transaksi tersebut? Berikut ini enam cara aman menggunakan internet banking seperti dikutip dari cermati.com.
-
Bagaimana hacker mencuri uang? “Para penjahat mendapatkan akses dengan mengeksploitasi jaringan telekomunikasi dan mengkompromikan ID pengguna dan kata sandi yang valid,“ Profil perampok bank pertama kali di dunia tanpa darah sedikitpun.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
-
Kenapa penipuan online di era digital mudah terjadi? Tapi di balik segala kenyamanannya, nggak bisa dipungkiri kalau era digital juga membuka peluang kejahatan berupa penipuan online yang marak terjadi.
-
Apa contoh jenis kejahatan siber? Jenis malware yang mengenkripsi data pada komputer korban dan meminta pembayaran tebusan untuk mendapatkan kunci dekripsi.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Bagaimana cara penipuan online dilakukan? Penipuan online juga nggak kalah canggih. Saya pernah dapet email dari pangeran Nigeria. Katanya mau bagi warisan 10 juta dolar. Saya mikir, 'Wah, lumayan nih, bisa buat modal nikah.' Tapi habis itu saya sadar, 'Emang kenapa juga pangeran Nigeria kenal saya?'
1. Jaga Kerahasiaan Data Perbankan
Harus diingat bahwa semua transaksi bank yang terkait data nasabah hanya dilakukan di kantor cabang bank. Bank tidak pernah meminta petugas bank baik secara langsung atau melalui email untuk meminta informasi data nasabah tanpa datang ke kantor cabang bank secara langsung.
Jika ada link yang terlihat mencurigakan dan berhubungan dengan data keuangan masuk ke mail box Anda, abaikan saja walau seolah olah tampak benar-benar otentik. Dianjurkan untuk cek email tersebut ke cabang bank di mana kamu memiliki rekening. Pastikan bahwa kamu tahu semua aturan dan peraturan yang ada di bank terkait keamanan data nasabah.
Contoh data dan informasi pribadi antara lain: - Data internet banking : username, password - Data perbankan: nomor rekening, nomor kartu kredit, CVV (3 digit angka di belakang kartu), kode OTP, tanggal expired kartu kredit/debit - Data identitas diri: KTP, NPWP, SIM, KK, Paspor - Data lainnya: tanggal lahir, alamat rumah lengkap, nama ibu kandung
2. Rajin Update/Ubah Password Secara Berkala
Mengubah password rekening bank secara berkala penting untuk dilakukan, misalnya 3-6 bulan sekali jika transaksi Anda sering dilakukan. Kombinasi password dalam bentuk karakter campuran lebih aman Anda lakukan. Biasanya password terdiri dari 6 karakter.
Cobalah untuk menghindari transaksi perbankan melalui jaringan Wi-Fi umum yang tanpa proteksi keamanan. Sangat dianjurkan untuk menggunakan komputer pribadi karena jelas lebih aman. Pengaturan komputer yang baik dapat menghindarkan kamu dari bahaya hacker dan pelaku kejahatan cyber lain.
Perhatikan juga jangan sampai Anda menulis kata sandi di ponsel pribadi. Password harus ada hafalkan, jika sampai tercatat apalagi di ponsel maka akan mudah bocor ke pihak yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saat tiba-tiba ponsel Anda rusak dan harus di service. Tentu pihak service harus membuka data, dan ada kemungkinan mereka akan tahu data pribadi Anda.
3. Rutin Cek Rekening dan Hubungi Bank
Banyak cara yang digunakan hacker dalam upaya mencuri dana nasabah bank. Selain teknik mencuri data melulai email mereka biasa bermain dengan ATM, mengingat mesin ATM stand by selama 24 jam.
Oleh sebab itu, rajin atau rutin lah mencek rekening Anda. Apabila menemukan transaksi mencurigakan maka segera laporkan kepada bank terkait. Jangan menunda-nunda karena rekening bisa segera di blokir sementara agar uang tak terkuras habis.
Kemudian jika Anda mengalami kondisi darurat misalnya saat menggunakan mesin ATM, misalnya kartu ATM tertelan mesin, atau salah beberapa kali memasukkan kode pin atau mungkin juga pin, maka segera hubungi call center bank tersebut.
Walaupun kejadiannya adalah malam hari atau hari Sabtu-Minggu saat bank tutup, Anda tetap harus segera lapor ke call center bank resmi. Nomor call center bank biasanya tertera di mesin ATM dan stand by 24 jam supaya ATM segera diblokir dan dana Anda aman.
Contoh lainnya, bisa saja terjadi saat kamu bertransaksi dengan internet banking dan ternyata proses tersebut gagal namun saldo kamu terpotong. Segera hubungi call center bank, lalu pastikan mendapatkan solusi secepatnya.
4. Jangan Pernah Bagikan Kode OTP
Saat transaksi dengan internet banking, umumnya Anda akan merima pesan kode rahasia atau OTP. Jaga kerahasiaan kode tersebut dan sebaiknya kamu tidak mengabaikan hal ini. Catat, kode OTP yang masuk melalui SMS/email sifatnya rahasia, jangan percaya jika ada orang yang mengatasnamakan dirinya dari pihak bank lalu meminta kode OTP kamu.
Lalu, apabila kamu merasa telah memberikan detil data pribadi internet banking, dan ternyata Anda merasa transaksi tersebut ada unsur penipuan dengan cara apapun, segera informasikan hal tersebut ke bank. Jangan lupa untuk segera mengubah password Anda.
5. Pastikan Keluar / Log-Out dari Browser Internet Banking
Jika sudah log in ke rekening bank, jangan pernah keluar tanpa melalui proses klik log-out. Seringkali pengguna keluar dengan cara klik silang langsung di pojok kanan atas.
Hal tersebut sangat salah, sebab sistem browser bisa saja masih membaca kamu masih posisi log on sehingga rekap transaksi masih terekam dalam cache dan history browser, dan ini membuat data kamu mudah dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!
Baca SelengkapnyaMengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaSalah satu nasabah tabungan di Kota Malang, Jawa Timur harus kehilangan saldo di rekeningnya hingga Rp1,4 miliar.
Baca SelengkapnyaJangan sampai jadi korban berikutnya, saatnya lebih waspada dengan modus kejahatan soceng.
Baca SelengkapnyaPerlu diwaspadai jika pengguna nomor HP yang sudah terdaftar di perbankan tak dipakai lagi.
Baca SelengkapnyaDi tengah teknologi yang terus berkembang pesat, banyak cara menghindari kebocoran data.
Baca SelengkapnyaDirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak bicara pentingnya meningkatkan kemampuan literasi digital agar terhindar dari penipuan online.
Baca SelengkapnyaTantangan selanjutnya yaitu rendahnya literasi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaMengoperasikan mobile banking menggunakan wifi publik berisiko terkena serangan yang disebut “man in the middle”.
Baca SelengkapnyaBlibli mengajak masyarakat lebih waspada dengan mengenali saluran informasi dan kanal komunikasi resmi Blibli.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca Selengkapnya