25 Tahun diisolasi, SI akhirnya dirawat ke Rumah Sakit Jiwa
Merdeka.com - Setelah sekitar 25 tahun diisolasi karena menderita gangguan jiwa, SI (51) akhirnya dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ). SI menjalani perawatan medis di RSJ dr Rajiman Widiodiningrat Lawang, Kabupaten Malang.
SIl menempati sebuah ruangan di sudut rumahnya di Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Ia menempati kamar berukuran sekitar 2 meter X 2 meter dengan kondisi lembap dan kurang pencahayaan matahari.
Dalam kamar tersebut hanya tersedia sebuah kasur, serta sarung yang mengerukupi tubuhnya. Kuku kakinya panjang-panjang, lantaran sudah 15 tahun tidak dipotong.
-
Di mana lansia tersebut tinggal? Wanita tersebut tinggal di daerah El Sereno, Los Angeles, dan mengaku suara tersebut terdengar dari bawah rumahnya selama beberapa minggu terakhir.
-
Kenapa pria itu tinggal di kolong rumah? 'Ini adalah situasi yang aneh, tetapi mungkin bukan hal yang tidak biasa. Saat ini, orang-orang memang mencari tempat berlindung.'
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Bagaimana Surya Insomnia memanfaatkan ruang terbuka di rumahnya? Surya memanfaatkan ruang terbuka, dengan sedikit penggunaan sekat di lantai satu rumahnya. Hanya di bagian ruang keluarga atau ruang bersantai yang sedikit turun ke bawah.
-
Siapa yang tinggal di rumah Sidik? 3 Ini nih rumah Sidik yang dihuni sama anak-anak dan istri. Rumahnya simpel aja, nggak ada yang mewah-mewah. Parabotnya juga simpel abis.
-
Di mana rumah itu berada? Sebuah rumah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terbilang unik dan berbeda. Bangunan tempat tinggal itu berdiri di samping tempat pemakaman umum (TPU) Sirnaraga di wilayah tersebut.
SI diisolasi karena sering keluyuran dan meresahkan lingkungan. Keluarga melakukannya karena alasan keamanan dan agar mudah mengawasi dan merawatnya.
SI dibawa ke rumah sakit jiwa ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko
"Sebenarnya saya tidak tega, tetapi bagaimana lagi. Kami sudah mengobatkan ke mana-mana. Ke rumah sakit Porong sudah dua kali," kata Rokayah, kakak kandung SI sambil berlinang air mata di rumahnya, di Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Selasa (11/10).
Selain SI, keluarga Rokayah harus merawat MM (30) yang juga dalam kondisi serupa. Bedanya, MM kesehariannya selalu berdiam diri dan sudah 10 tahun mengalami gangguan jiwa.
Kondisi MM relatif lebih baik dibandingkan SI yang lebih banyak berbaring. Sementara MM menempati ruangan di lantai dua dan masih bisa diajak berkomunikasi.
Berbeda dengan SI yang harus diangkat dengan menggunakan tandu, MM bisa berjalan sendiri saat menuju mobil ambulans yang disiapkan. Para tetangga pun turut mengantarkan yang bersangkutan dengan penuh iba menuju ambulans yang membawanya ke RSJ.
Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, didampingi petugas medis RSJ Lawang dan Polsek Singosari mengevakuasi tiga penyandang gangguan jiwa. Ketiganya warga Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Ketiganya akan menjalani perawatan antara satu bulan hingga tiga bulan. Setelah dinyatakan sembuh, akan dikembalikan pada keluarga untuk menjalani rawat jalan.
"Program tersebut untuk mendukung Jawa Timur Bebas Pasung 2017. Petugas secara persuasif membawa penyandang gangguan jiwa untuk mendapatkan perawatan medis," kata Fachrudin, petugas pendamping Dinas Sosial yang memimpin evakuasi.
Seluruh pembiayaan perawatan, kata Fachrudin akan menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Jamkesda. Program tersebut telah dicanangkan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur melalui Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
Za'fari, Kepala Desa Banjararum mengungkapkan, tiga orang warganya harus menjalani perawatan kerana gangguan jiwa. Satu orang sudah dinyatakan sembuh.
Keluarga penderita gangguan jiwa rata-rata juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang serba pas-pasan. Biaya perawatan yang tinggi, membuat keluarga memilih merawat di rumah dan melakukan isolasi.
"Keluarga dalam kondisi kekurangan, apalagi kalau harus merawat dua orang dengan kondisi seperti itu," katanya mencontohkan keluarga SI.
Kata Za'fari, pemerintah menjamin pengobatan pasien, tetapi keluarga ternyata juga masih bertanggung jawab pada anggota keluarga yang lain. Pihaknya mendukung pengobatan dan pemantauan melalui Puskesmas terdekat, pasca perawatan intensif di RSJ nantinya.
Selain mengevakuasi SI dan MM, Tim juga mengevakuasi penderita atas nama Wiwit (30). Keluarga secara sadar melaporkan ke Puskesmas terdekat untuk dibantu perawatan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah pilu seorang lansia bernama Guritno (70) ditemui di kawasan Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda bernama Jatnika memiliki tempat tinggal yang unik yaitu di gua yang ada di tengah hutan.
Baca Selengkapnya“Pemilik rumah ini memiliki riwayat gangguan jiwa, karena tidak mengonsumsi obat yang bersangkutan penyakitnya kambuh dan membakar rumahnya,” kata AKP Usep
Baca SelengkapnyaInilah pemandangan rumah Isye Sumarni ketika dilihat dari depan. Yang menarik, rumah ini dikelilingi oleh kebun yang hijau dan asri.
Baca SelengkapnyaKisah wanita depresi karena tertekan di pekerjaan curi perhatian. Wanita ini mengurung diri selama 3 tahun.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini memilukan ini terjadi di sebuah rumah yang ada di Jalan Raung RT 4, RW 3, Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaBegini kondisi rumah 'penjara' Cut Nyak Dien saat diasingkan ke Sumedang.
Baca SelengkapnyaKegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja kursi di sekolah itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca SelengkapnyaTangisnya pecah saat Bupati Kediri datang ke rumahnya
Baca SelengkapnyaKakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca Selengkapnya