3 Pekerja Tewas dalam Bak Limbah Blok Rokan, Warga Diminta Tak Sebar Video Kejadian
Merdeka.com - Video CCTV dan foto-foto aktivitas tiga pekerja PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) sebelum tewas dalam kontainer limbah beredar luas di media sosial. Pihak perusahaan meminta masyarakat agar tidak menyebarkan video itu untuk menjaga perasaan keluarga korban.
"Kepada masyarakat dan seluruh pihak, kami meminta untuk menghentikan penyebaran foto dan video korban. Kami mohon untuk menjaga perasaan keluarga korban," ujar Manajer Publik Relation dan Legal PT PPLI Arum Tri Pusposari kepada merdeka.com, Selasa (28/2).
Arum menyebutkan, PT PPLI masih menunggu hasil investigasi pihak terkait dalam menangani kasus kecelakaan kerja yang menewaskan 3 orang itu.
-
Bagaimana video korban tersebar? Setelah handphone selesai diperbaiki, selang beberapa hari sejumlah rekaman video syur milik korban bersama seorang pria beredar di media sosial dan menjadi viral.
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Kenapa petugas damkar merasa perlu memviralkan kerusakan alat dan mobil damkar? Ia mengatakan jika penting untuk mengungkapkan masalah tersebut ke publik karena mereka bekerja dengan uang rakyat.
-
Siapa yang menyebarkan video viral tersebut? Sebelumnya akun sosial media (Instagram, Tiktok, Facebook) Rama News (@ramanews) pada 23 April 2024 mengunggah sebuah video yang diambil dari akun TikTok widia_pengamatpolitik dengan narasi bahwa adanya kejadian nasabah BRI yang kehilangan uang merupakan efek dari pemilu yang membutuhkan uang untuk serangan-serangan bansos dan juga untuk membantu pemerintah yang merusak demokrasi.
-
Mengapa video erupsi Tangkuban Perahu tahun 2019 beredar? Video tersebut dibagikan oleh beberapa akun Facebook di antaranya oleh akun Vicho Najwa, Hasanova Store, dan Yuni Sri Rahayu.
-
Siapa yang dimakamkan di video viral? Sebuah video dua anak kecil berkunjung ke makam sang ibu viral di TikTok.
Ketiga pekerja meninggal dunia diketahui atas nama Hendri (54) bekerja sebagai PMCOW; Ade (37) bekerja sebagai Operator Dewatring; dan Dedi (44) bekerja sebagai Operator Evaporator. Mereka merupakan pekerja PT PPLI, subkontraktor PT PHR.
"Dari kronologi dan video CCTV yang kami dapatkan, peristiwa terjadi saat jam istirahat salat Jumat (24/2). Semestinya para korban tidak bekerja dan berada di lokasi tersebut, sesuai arahan kerja yang diperintahkan oleh supervisor di lapangan untuk istirahat atau stop kerja. Ini yang masih didalami tim investigasi kenapa korban kerja saat istirahat," kata Arum.
Sementara pengamat hukum dari Universitas Muhammadiyah Riau, Raja Desril mengatakan, penyebaran video tanpa izin merupakan tindak pidana. Apalagi si penyebar menggunakan media sosial tanpa memahami etika terutama dalam meng-upload atau share.
"Kecuali yang di-upload adalah foto atau video sendiri dan membagikan mengenai informasi publik. Karena jika bukan dalam keadaan tersebut, harus punya izin dahulu untuk upload dan share agar tidak kena hukum pidana. Orang yang menjadi objek video harus memberikan izin terlebih dahulu sebelumnya karena memang ada aturan seperti itu," kata Desril kepada merdeka.com.
Menurut Desril, banyak masyarakat yang belum mengetahui aturan hukum dalam penyebaran foto dan video orang lain di media sosial. Bahkan yang tahu juga abai karena menganggap hal tersebut bukan hal penting.
"Namun, hal penting ini ternyata bisa menjadi sangat penting apabila dipermasalahkan ke penegak hukum. Cobalah lebih bijak dan pahami aturan mengenai upload dan share foto atau video di media sosial," jelasnya.
Desril mengingatkan, dasar hukum tindak pidana menyebarkan video tanpa izin harus diketahui. Sebab, ada aturan jelas mengenai foto/video apa dan bagaimana yang bisa dibagikan ke internet atau media sosial. Terutama tidak boleh melanggar KUHP dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
"Ada 2 dasar hukum, pertama KUHP Pasal 310. Dijelaskan bahwa menyebarkan video maupun foto yang mengandung aib seseorang atau tidak berizin merupakan tindak pidana. Karena masuk dalam perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik. Jika penyebar melakukannya dengan sengaja dan tanpa izin dapat dijerat dengan hukuman penjara minimal 2 tahun. Selain itu, juga ada denda mencapai miliaran rupiah menanti pelaku pidana ini," katanya.
Desril menerangkan, penyebaran video berlaku di berbagai laman website maupun media sosial sehingga tidak terbatas di media sosial saja. Bahkan tuntutan bisa diberikan dengan pasal berlapis, tergantung besarnya tindakan dan efeknya.
"Dasar hukum kedua yakni UU ITE Pasal 27 ayat (3). Dalam Undang-undang ITE juga diatur mengenai penyebaran video di media sosial ini," ucapnya.
Dia mengatakan, masyarakat tidak boleh menyebarkan atau mendistribusikan informasi maupun dokumen elektronik seseorang tanpa izin. Sebab, jika dilakukan dengan sengaja, pelaku dapat dituntut dengan pidana pencemaran nama baik dengan sanksi yang dimuat pada UU ITE Pasal 45 ayat (3).
"Pelaku dikenakan dengan hukuman penjara maksimal 4 tahun. Ditambah dengan denda paling banyak Rp750 juta karena menyebarkan video aib orang lain," jelasnya.
Selain itu, Desril menyampaikan terdapat pula aturan dalam UU ITE Pasal 28 ayat (1) dan (2). Hukum menyebarkan foto/video orang lain, terutama yang mengandung hoaks, juga tertuang dalam UU ITE Pasal 28 ayat (1) dan (2).
"Hukum yang mengatur hal ini sangat jelas, terutama bagi pelaku dengan sengaja," pungkasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dugaan sementara, dua korban tewas karena terpeleset dan jatuh
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian tersebut, tiga orang meninggal dunia, sementara dua orang lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaPara korban pun telah membuat laporan ke pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, satu orang meninggal dunia akibat bentrokan antar warga dengan pekerja pada Selasa (17/12) sore kemarin.
Baca SelengkapnyaCCTV menunjukkan suasana jalan yang sepi, tanpa ada tanda-tanda tawuran.
Baca SelengkapnyaPara tersangka di antaranya berperan melakukan perencanaan dalam perintangan tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi mendalami dugaan unsur kelalaian kecelakaan kerja dalam insiden ledakan tungku peleburan besi di PT San Xiong Steel Indonesia.
Baca SelengkapnyaPabrik pakan ternak di Kota Bekasi terbakar, Jumat (1/11).
Baca SelengkapnyaPT Migas juga memastikan kontraktor yang melakukan pengerjaan pengelasan tangki gas bertanggungjawab.
Baca SelengkapnyaSebanyak 13 orang meninggal dunia, terdiri atas 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja asal China.
Baca SelengkapnyaTim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri turut dilibatkan untuk menyelidiki penyebab kebakaran di PT Priscolin dan PT Jati Perkasa Nusantara
Baca SelengkapnyaPerekam video mendapati beberapa pekerja proyek jembatan sedang tertidur di atas aspal pada subuh hari.
Baca Selengkapnya