5 Pembelaan Chemuel siksa bocah Panti Asuhan Samuel
Merdeka.com - Chemy Watulingas alias Samuel dan istrinya, Yuni Winata mendirikan Panti Asuhan Samuel untuk merawat anak-anak yang terlantar dan tidak mampu. Panti asuhan yang mereka kelola kini berada di Sektor 6 GC 10 No 1 Cluster Miccelia Summarecon Gading Serpong, Tangerang.
Sejak mendirikan panti asuhan itu, keduanya diduga melakukan kekerasan terhadap anak asuhnya. Sekitar 30 anak dilaporkan telah mengalami penganiayaan, disiksa dan tidak diberi makan.
Laporan itu mengemuka setelah Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mawar Saron mengungkap tindakan yang dilakukan pasangan suami istri tersebut. Tak hanya disiksa, puluhan anak yatim piatu itu juga hanya diberikan makanan mie kering yang nyaris basi serta air mentah yang diperoleh dari keran.
-
Siapa yang sering melakukan kekerasan pada anak? Sayangnya, sering kali kekerasan ini dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk orang tua mereka.
-
Di mana kasus pencabulan pengasuh Ponpes terjadi? Kasus pencabulan kembali terjadi di lingkungan pondok pesantren. Kali ini seorang pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar diduga mencabuli enam orang santriwati.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan terhadap tahanan? 'Terkait penganiayaan, pada saat itu memang ramai di FB (Facebook) bahwasannya mereka disiksa, tetapi pada saat pemeriksaan muncul bahwa (penyiksaan) itu juga dilakukan oleh sesama tahanan,' kata dia di Mapolda Jabar, Minggu (26/5).
-
Kenapa Auw Tjoei Lan mendirikan panti asuhan? Banyaknya kasus tersebut, dirinya lantas mendirikan panti asuhan yang bernama Ati Soetji atau Po Liang Kiok pada 1913.
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
-
Kapan terakhir kali pengasuh Ponpes mencabuli santriwati? Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.
Saat akan menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Yuni membantah seluruh tudingan tersebut. Dengan santai, mereka membela diri.
Berikut pembelaan diri yang diungkap Yuni yang telah dirangkum merdeka.com:
Penganiayaan hanya isapan jempol
Sejumlah anak di Panti Asuhan Samuel mengaku kerap disiksa. Mulai dibentak-bentak, ditempeleng hingga dilecehkan secara seksual. Bahkan ada pengakuan kemaluan bayi digigit.
Yuni Winata menilai ada kejanggalan terhadap dugaan tindak kekerasan dan penganiayaan yang dituduhkan kepadanya, maupun Samuel. Dia bersikukuh seluruh tuduhan yang dilemparkan hanya isapan jempol semata."Ada yang ngaku enggak tahan disiksa. Kalau merasa disiksa, kenapa baru sekarang kabur," ucap Yuni di Mapolda Metro Jaya, Senin (3/3).
Mengenai bayi yang tewas, mereka beralasan bayi itu meninggal karena sakit. Bukan karena dianiaya.
Ada yang pengaruhi keterangan anak
Yuni Winata meragukan pemberitaan terkait pengakuan belasan penghuni Panti Asuhan Samuel yang dikelola bersama suaminya. Yuni bahkan bali menuding pihak tertentu yang dianggap telah mempengaruhi keterangan anak-anak asuhnya tersebut."Ada yang ngajarin pasti. Saya tahu gimana anak-anak saya, karena saya yang didik mereka dari bayi," ucap Yuni dengan santai.
Kasus ini memang bermula saat anak-anak di Panti ASuhan Samuel tak kuat lagi dengan pengakuan Chemuel dan Yuni. Mereka mengadu pada donatur yang biasa menyumbang panti itu.
Oleh donatur, anak-anak tersebut dibawa ke LBH Mawar Sharon yang selanjutnya melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya.
Tak tahu ada beras berkutu
Terkait beras berkutu yang ditemukan kepolisian, Yuni berkilah dirinya tak tahu menahu. Namun, dia siap memberikan penjelasan jika diminta penyidik."Saya sendiri enggak lihat saat penyitaan, kalau soal berkutu ya nanti akan dijelaskan ke penyidik. Mungkin karena itu sudah ditinggalkan dua bulan," tandasnya.
Berdasarkan pengakuan sejumlah anak di panti asuhan, mereka tak mendapatkan makanan layak. Beberapa mengaku diberi nasi basi dan mie instan yang tak layak dimakan.
Bayi meninggal karena sakit
Kabar meninggalnya seorang bayi berusia 3 bulan bernama Carolina dibenarkan kuasa hukum panti asuhan Samuel. Namun, mereka menolak adanya tudingan yang menyebut bahwa bayi itu meninggal lantaran tindak kekerasan.Roy Rening, kuasa hukum panti asuhan Samuel menuturkan kejadian meninggalnya bayi malang tersebut. Menurutnya, Carolina itu merupakan titipan dari seorang ibu yang meminta bantuan kepada pemilik panti Samuel."Bayi yang meninggal kamis pagi umur 3 bulan ceritanya begini, ibunya datang ke Pak Sam waktu kandungan 9 bulan, dia gak punya uang untuk ngelahirin anak ini. Pak Sam bawa ke RS hasilnya kata dokter kalau dia sungsang. Jadi lahir kemungkinan setelah satu meninggal," kata Roy saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (27/2).
Komnas PA barbar
Kuasa hukum Panti Asuhan Samuel Roy Rening menuding Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menyalahi aturan saat mengambil anak-anak panti. Menurutnya, seharusnya Arist melakukan mediasi bukan penjemputan paksa atas nama undang-undang."Siapa kau beraninya bicara seperti ini. Lu siapa? Dapat kewenangan dari mana? Harus ada yang namanya tersangka dulu, penyelidikan dulu. Kalau ada buktinya, baru tahan. Harusnya dia (Arist) dalam fungsi mediasi," kata Roy.Apa yang dilakukan Arist, kata Roy, sudah semena-mena. Seharusnya Arist menghormati apa yang sudah dilakukan kliennya dalam merawat anak-anak. Dirinya pun merasa aneh apa yang dilakukan ketua Komnas PA itu.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku adalah M (72) selalu pemilik pondok pesantren dan F (37) anaknya. Saat diminta keterangan, bapak-anak itu mengakui perbuatannya.
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan ke pesantren yang berada di Kecamatan Candung itu sejak awal Juli.
Baca SelengkapnyaDua guru ngaji di salah satu pesantren di Desa Karangmukti, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaSementara itu, satu pelaku berinisial YS kini masih berstatus buronan.
Baca SelengkapnyaKasus ini dilaporkan pada Juli lalu, namun baru diproses bulan Oktober ini.
Baca SelengkapnyaSejak Januari 2023, SEP mulai mencabuli anak-anak tirinya yang masih berusia belia.
Baca SelengkapnyaAdanya laporan dari ibu korban anaknya telah menjadi korban pelecehan seksual di Pondok Pesantren salah satu di Kota Jambi.
Baca SelengkapnyaKorban berusia 5-12 tahun. Pelaku setiap hari menjadi marbot di musala.
Baca SelengkapnyaPengasuh yang merupakan korban sodomi melampiaskan hasrat seksual kepada anak-anak penghuni panti.
Baca SelengkapnyaSeorang montir di Palembang inisial B (30), diduga melakukan aksi sodomi terhadap lima bocah laki-laki.
Baca SelengkapnyaPelaku tiba-tiba menggigit kaki kirinya. Sontak bocah itu menangis histeris sambil memegangi kakinya.
Baca SelengkapnyaKorban kelima berinisial N mengaku telah cabuli pelaku berinisial MHS di tempat pengajian.
Baca Selengkapnya