800 KK Direlokasi Imbas Ancaman Pergerakan Tanah di Cianjur
Merdeka.com - Sebanyak 800 kepala keluarga (KK) direlokasi Pemkab Cianjur imbas ancaman pergerakan tanah yang berpotensi terjadi. Ratusan KK yang direlokasi berada di lima kampung di Desa Batulawang.
"Kami akan segera mencari lahan untuk merelokasi warga di satu RW atau lima kampung yang terdampak pergerakan tanah. Perkampungan yang terdampak sudah tidak dapat ditingggali karena pergerakan tanah terus meluas dan semakin dalam," kata Bupati Cianjur Herman Suherman di lokasi bencana alam di Cianjur, seperti diberitakan Antara, Sabtu (27/2).
Ia menjelaskan, dinas terkait sudah diperintahkan untuk berkoordinasi dengan aparat Desa Batulawang dan Kecamatan Cipanas untuk mencari lahan relokasi yang dinilai aman dan jauh dari pergerakan tanah, sehingga warga dapat hidup dengan tenang dan layak tanpa harus takut kembali dilanda bencana.
-
Di mana desa yang terancam tenggelam? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Apa yang menyebabkan kampung di Jakarta Barat ini tenggelam? Ditambahkan Ji’I, jika salah satu pemicu daerah tersebut tergenang adalah masifnya pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Diceritakan jika tahun 1988 sebuah kompleks pergudangan dibangun hingga mengorban resapan air. Akibatnya air saat hujan jatuh dan menggenangi kampung tersebut sehingga terkumpul.
-
Kenapa Desa Kedung Glatik akan ditenggelamkan? Namun tak lama lagi kampung kuno itu hanya akan jadi kenangan karena akan ditenggelamkan untuk pembangunan waduk Jragung.
-
Mengapa Desa Kedung Glantik akan tenggelam? Pembangunan bendungan itu direncanakan rampung pada tahun 2024 nanti. Apabila proyek itu telah selesai, bisa dipastikan Desa Kedung Glantik akan ikut tenggelam di dasar bendungan.
-
Mengapa Desa Cemara terancam tenggelam? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
Tidak hanya perkampungan, bangunan sekolah SD dan SMP yang terletak di bagian bawah perkampungan juga akan direlokasi karena akses jalan menuju sekolah tersebut ambles dengan kedalaman mencapai 20 meter, sehingga tidak layak untuk digunakan kembali.
Bahkan, untuk membuka kembali akses jalan yang terputus dan membuat ratusan kepala keluarga di lima kampung terisolir akan segera dilakukan, sehingga warga dapat kembali beraktivitas untuk sementara sambil menunggu relokasi karena tanah perkampungan yang mereka tinggali terus mengalami pergerakan.
"Kami sudah menginstruksikan dinas terkait dan BPBD Cianjur, untuk membangun jalan sementara yang dapat dilalui minimal kendaraan roda dua. Akses jalan tersebut, nantinya akan digunakan sebagai jalur evakuasi dan jalur sementara agar warga tidak terisolir," katanya.
Sementara sebagian besar warga yang mengungsi karena rumah mereka rusak dan terancam pergerakan tanah berharap dapat segera direlokasi. Pasalnya hingga saat ini, mereka terpaksa menumpang di rumah tetangga yang jauh dari lokasi pergerakan tanah.
"Meski berat, kami berharap segera direlokasi karena malu harus menumpang terus. Harapan kami tempat relokasi tidak jauh dari kampung asal karena ini merupakan tanah kelahiran yang tidak mungkin kami lupakan," kata Siti (45), seorang warga yang rumahnya ambruk terbawa pergerakan tanah.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaJalan setapak, bangunan sekolah sampai lapangan bola kini berubah menjadi lautan.
Baca SelengkapnyaAnak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
Baca SelengkapnyaRetakan tampak membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim telah membuat Dusun Rejosari Senik, yang dahulu dihuni 225 kepala keluarga (KK), kini ditinggalkan penduduknya.
Baca SelengkapnyaKondisi masyarakat setempat masih belum sejahtera karena belum teraliri listrik dengan baik. Kondisi ini diperparah dengan jalan yang berbatu dan berlumpur.
Baca Selengkapnyakondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh kecamatan teredam banjir dan satu kecamatan lainnya longsor.
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaPerjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca Selengkapnya