Akademisi justru minta pemerintah lindungi pengikut Gafatar
Merdeka.com - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) kini tengah jadi perbincangan. Sebab diduga mereka terkait dengan beberapa kasus orang hilang dan konon menyebarkan ajaran sesat.
Meski begitu, Direktur Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia, Eko Riyadi, justru meminta pemerintah melindungi pengikut Gafatar. Sebab sejak munculnya pemberitaan Gafatar, dia menyatakan banyak intimidasi terhadap pengikut Gafatar, seperti terjadi di Mempawah, Kalimantan Barat.
"Negara harus memberikan perlindungan, karena mereka juga warga negara Indonesia, menjadi kewajiban negara untuk melindungi," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (19/1).
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang ikut gacong? Gacong boleh diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, laki-laki hingga perempuan. Semuanya akan berbarengan terjun ke lahan pertanian saat hari-hari panen.
-
Siapa yang pergi ke Yogyakarta? Ria Ricis Hanya Bersama Moana Perjalanan udara keponakan online yang disayangi netizen berlangsung tanpa kehadiran sang ayah, kabarnya ia ditemani oleh suster pengasuhnya.
-
Kenapa warga di Tasikmalaya berjoget di Gusaran? Rupanya pria yang ikut berjoget di samping pemimpin rombongan mulai kerasukan roh nenek moyang. Ia terus berjoget mengikuti irama angklung dan kendang gendong.
-
Kenapa Kasad ke Yogyakarta? Hari ini dalam perjalanan kami ke Magelang untuk menghadiri tupdik Akmil kami Pergi mengunjungi @artjog.id yang tiap tahun diadakan,' lanjutnya.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
Di sisi lain, Eko juga meminta negara harus mengusut pelanggaran hukum dilakukan pengikut Gafatar.
"Gafatar secara lembaga sudah membubarkan diri. Karena itu, sekarang ini harus dilihat kasus per kasus," ujar Eko.
Eko melihat dalam perkara Gafatar tidak ditemukan pelanggaran HAM. Sebab apa yang dilakukan oleh mantan anggota Gafatar beberapa di antaranya adalah tindak kriminal murni.
"Secara normatif, kebebasan beragama dan berkeyakinan itu memang dijamin, tapi di negara kita hanya ada 6 agama yang diakui. Memang seharusnya negara tidak boleh intervensi. Dalam kasus per kasus, apa yang dilakukan oleh mantan anggota Gafatar itu kriminal," imbuh Eko.
Misalnya dalam kasus dr Rica Tri Handayani, ada dua pelaku membujuk dan mengambil uang dokter itu. Karena itu bisa masuk dalam kriminal murni, meski semua itu dilakukan atas dasar keyakinan.
"Saya tidak bisa bilang Gafatar salah, tapi ini kasusnya harus dilihat satu-satu. Karena setiap kasus beda-beda," tutup Eko. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yaqut menegaskan, mempertahankan Indonesia sama saja dengan mempertahankan harga diri hingga martabat.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaUGM meminta Mensesneg Pratikno dan Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana pulang kembali ke jalan demokrasi.
Baca SelengkapnyaGanjar-Mahfud menyampaikan terima kasih karena sudah didukung oleh dua forum besar yang dominan di DKI Jakarta itu.
Baca SelengkapnyaGanjar Dengar Perguruan Tinggi Diintervensi karena Kritik Jokowi: Pemerintah Tak Perlu Ketakutan
Baca SelengkapnyaMegawati meminta relawannya tidak takut menghadapi intimidasi dari lawan politik maupun aparat penegak hukum.
Baca SelengkapnyaMahasiswa dari 300 kampus menyampaikan sikapnya atas 10 tahun pemerintahan Jokowi yang dianggap bobrok dan melakukan pelanggaran konstitusi.
Baca SelengkapnyaTindakan intimidasi tentunya sangat disayangkan, untuk membuat video yang intinya mendukung pemerintah.
Baca SelengkapnyaTak hanya tersingkir dari perkotaan, kata Mahfud, warga Betawi juga terpaksa menjual tanah untuk keperluan industri hingga investasi.
Baca SelengkapnyaKampus memiliki kebebasan akademik untuk menyuarakan pandangan mereka.
Baca SelengkapnyaGanjar sempat tersenyum mendengar pendapat mahasiswi tersebut.
Baca Selengkapnyanies Baswedan mengaku senang berbagai kampus turut menyuarakan kepeduliannya terhadap kondisi demokrasi.
Baca Selengkapnya