Pesan Civitas Akademika UGM ke Mensesneg Pratikno: Pak Tik, Kembalilah Pulang ke Jalan Demokrasi
UGM meminta Mensesneg Pratikno dan Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana pulang kembali ke jalan demokrasi.
Rubiansyah membeberkan kondisi hari ini di tengah perhelatan Pemilu 2024 masyarakat menyaksikan demokrasi di ujung kematiannya.
Pesan Civitas Akademika UGM ke Mensesneg Pratikno: Pak Tik, Kembalilah Pulang ke Jalan Demokrasi
Civitas akademika dari Departemen Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Politik (Fisipol) UGM melakukan aksi memanggil dua dosennya yaitu Mensesneg Pratikno dan Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana pulang kembali ke jalan demokrasi.
Perwakilan mahasiswa Departemen Politik dan Pemerintahan UGM Rubiansyah mengatakan pihaknya melihat ada upaya dari pemerintah menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi dan golongan. Upaya-upaya pemerintah ini disebut mencederai demokrasi.
"Kita melihat ada upaya-upaya mencederai demokrasi untuk kepentingan pribadi dan golongannya oleh kekuasaan. Yang lebih disayangkan lagi ada dua civitas akademika Departemen Politik dan Pemerintahan yang berada dalam pusaran kekuasaan itu," kata Rubiansyah, Senin (12/2) di Fisipol UGM.
Rubiansyah membeberkan kondisi hari ini di tengah perhelatan Pemilu 2024 masyarakat menyaksikan demokrasi di ujung kematiannya. Pemerintah, lanjut Rubiansyah, menyuguhi serangkaian tindakan pengangkangan etik.
Kondisi ini disebut sebagai kemerosotan demokrasi. Dia menuturkan kemerosotan demokrasi ini disebabkan oleh banyak aktor, di antaranya Pratikno dan Ari Dwipayana.
"Kemarin setelah gelombang petisi universitas-universitas, kita merasakan ada konflik yang sublim antara akademisi dan rezim. Sayangnya ada civitas akademika kami juga yang berada dalam pusaran konflik itu. Ini bukan kesalahan Pak Tik (Pratikno) dan Mas Ari semata," ucap Rubiansyah.
"Biar bagaimanapun kami menyadari dua guru kami telah menjadi bagian dari persoalan bangsa. Pak Tik dan Mas Ari mengajarkan demokrasi di dalam kelas tapi yang mereka ajarkan tak sejalan dengan pratiknya," sambung Rubiansyah.
Oleh sebab itu, civitas akademika Departemen Politik dan Pemerintahan UGM meminta maaf yang sebesar-besarnya atas terlibatnya civitas akademika mereka terhadap kemunduran demokrasi di Indonesia akhir-akhir ini.
Rubiansyah mewakili civitas akademika Departemen Politik dan Pemerintahan juga menyerukan kepada Pratikno dan Ari Dwipayana untuk kembali 'pulang' ke UGM dan menjadi akademisi dan penjaga pilar demokrasi.
"Hari ini kami berseru, Pak Tik dan Mas Ari kembalilah pulang. Kembalilah membersamai yang tertinggal, yang tertindas, yang tersingkirkan," kata Rubiansyah.
"Pak Tik dan Mas Ari, kembalilah ke demokrasi. Kembalilah mengajar kami dengan kata dan perbuatan," imbuh Rubiansyah.
Sedangkan Kepala Departemen Politik dan Pemerintahan UGM Abdul Gaffar Karim menilai kegiatan civitas akademika yang dilakukan hari ini adalah bentuk kepedulian politik. Gaffar menilai yang dilakukan ini merupakan bagian dari kontrol mahasiswa terhadap kekuasaan.
Gaffar menyebut pula mahasiswanya rindu kepada dua dosennya agar bisa kembali ke demokrasi. Gaffar menjelaskan yang dilakukan mahasiswa Departemen Politik dan Pemerintahan UGM ini juga merupakan respons pada pemberitaan yang menyebut Pratikno dan Ari Dwipayana menjadi bagian dari upaya merekayasa sejumlah langkah politik pemerintah.
"Saya bersepakat dengan teman-teman mahasiswa yang meminta Pak Pratikno dan Mas Ari Dwipayana untuk kembali ke kampus dan kembali ke jalan demokrasi," urai Gaffar.
"Jelang dua hari pemilu, saya kira yang terbaik yang mereka lakukan adalah menjaga netralitas dulu. Menarik mundur dari semua peran-peran pemenangan, dukungan pada kandidat, melakukan tugas yang memang harus dilakukan sebagai bagian dari sistem pemerintah," tutup Gaffar.