AMSI Minta KPU Sajikan Data Pemilu Mudah Dicerna Media
Merdeka.com - Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyajikan data pemilu yang mudah dicerna oleh media. Pasalnya, media akan sulit mengemasnya ke publik bila data KPU susah dibaca.
"Sebetulnya berkaitan dengan model penyajian datanya dari sourcenya seringkali media kebingungan ini datanya agak susah dibaca. Kalau dia agak susah membaca datanya itu dia agak susah mencerna dan mengemasnya untuk publik," ujar Wens dalam diskusi open data KPU untuk ekosistem civictech pemilu 2024 yang demokratis, Rabu (8/12).
Wens melanjutkan, masalah lainnya pada sumber daya manusia pada media itu sendiri. Menurutnya, berkaitan dengan pengemasan data, media kebanyakan diisi oleh jurnalis yang dalam sisi pengemasan datanya masih teks.
-
Bagaimana cara konten AI dibentuk? Konten AI dibuat dengan menggunakan algoritma machine learning yang dilatih pada dataset besar untuk menghasilkan konten yang mirip dengan konten manusia.
-
Apa itu AI Konten? Di era digital saat ini, email telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, terkadang kita perlu menghapus akun email yang sudah tidak terpakai atau ingin beralih ke layanan email baru.
-
Apa yang dibahas dalam konten AI? Kata-kata bukber alumni bisa menjadi inspirasi dan motivasi agar terus menjalin silaturahmi dengan teman-teman alumni dan selalu ingat bahwa masa sekolah adalah masa yang penuh kenangan berharga.
-
Siapa yang berpotensi terdampak oleh Konten AI? Konten AI berpotensi memengaruhi berbagai profesi, termasuk penulis, jurnalis, dan pembuat konten lainnya.
-
Apa itu konten AI ? Konten AI mengacu pada konten yang dibuat atau dimodifikasi menggunakan kecerdasan buatan (AI), yang memungkinkan pembuatan konten berkualitas tinggi dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi.
-
Apa itu konten AI? Konten AI adalah konten yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI), seperti artikel, video, dan gambar.
"Walaupun sekarang itu sudah banyak yang tren ke arah sana lebih mudah merekrut anak anak baru, generasi baru yang lebih visual, mereka lebih visual dalam menyampaikan pesan, menyajikan data, bisa dalam bentuk video grafik atau info grafik, data dengan tiktok friendly, menyajikan data tapi ramah tiktok," tuturnya.
Menurutnya, orang tidak punya cukup waktu untuk mencerna data yang cukup panjang dan ogah menguras otaknya untuk mencerna data. Terlebih, data tersebut tak begitu penting dan tidak menentukan hidupnya.
"Kalau tanya anak anak muda ketimbang data pemilu data apa, apa data yang lebih penting ketimbang data pemilu? ya data jerawat, jerawat itu jenisnya kaya apa obatnya apa saja," ujar Direktur Konten KLY ini.
"Jadi sudah data yang kita sampaikan langsung gak berkaitan langsung dengan hajat hidupnya dia, datangnya dengan format yang sangat berat, tidak mudah dikosumsi pula, jadi makin jauh dari audiens data itu," pungkas Wens.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanpa adanya regulasi yang jelas, media siber cenderung tidak mendapatkan insentif dari berita atau konten yang diambil oleh platform digital.
Baca SelengkapnyaAMSI dan AJI merupakan dua organisasi dari Indonesia yang terlibat dalam perumusan prinsip global tersebut.
Baca SelengkapnyaMasalah tersebut seperti data pemilih yang tidak akurat, distribusi logistik, hingga kerusakan alat dan surat suara.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menanggapi informasi bocornya data 204 juta pemilih Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaDisatroni Jurnalis Demo Tolak RUU Penyiaran, Kantor DPRD Provinsi Jambi Kosong Karena Alasan Dinas
Baca Selengkapnya