Asal Bisa Keluar Wamena, 4 Warga Aceh 'Nyelip' di Hercules Hingga Sampai Malang
Merdeka.com - Empat warga asal Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh korban kerusuhan Wamena, Jayawijaya Papua ingin segera bisa pulang ke kampung halaman. Mereka saat ini sudah mengungsi ke Malang menggunakan kapal Hercules milik TNI Rabu (2/10).
Mereka itu Friska Sitohang (30) Natael Gultom (3,5), Nasya (8 bulan), dan Trisesi Sitohang (26). Kini mereka dalam pendampingan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Malang.
Humas ACT Aceh Zulfurqan mengatakan, mereka tiba di Malang hari Rabu kemarin menggunakan pesawat Hercules. "Mereka dalam kondisi sehat, tetapi masih kebingungan," kata Zulfurqan, Kamis (3/10) di Banda Aceh.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Dari mana WNI dipulangkan? Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Mengapa evakuasi WNI dilakukan melalui jalur darat? Proses evakuasi pertama WNI dari Lebanon dilakukan melalui jalur darat dan difokuskan kepada mereka yang memang ingin dievakuasi.
-
Dari mana orang Bekasi diberangkatkan? Pemberangkatan orang-orang Bekasi ini dilakukan melalui beberapa gelombang antara tahun 1897 hingga 1929. Seluruhnya diseberangkan menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Priok maupun Semarang.
-
Mengapa warga Demak mengungsi? Tercatat puluhan ribu warga harus mengungsi akibat banjir itu. Mereka harus menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman karena rumah-rumah mereka terendam air.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
Ia menuturkan bahwa sebenarnya pesawat yang mereka tumpangi bertujuan menjemput warga Jawa Timur. Akibat panik mereka naik pesawat apa yang ada demi bisa keluar dari Wamena.
Oleh pemerintah di Malang meminta ACT Malang mendampingi mereka agar bisa pulang ke kampung halaman. Mereka pun ditempatkan di MES Dinas Sosial Malang sebelum dipulangkan ke Aceh.
Kata Zulfurqan, mereka sudah menetap di Wamena sejak 2013. Sementara itu, suaminya, Apner Gultom (33), seorang PNS di Dispora Wamena masih berada di sana.
"Mereka berempat nyelip ke pesawat yang ada. Pokoknya waktu itu yang penting mereka bisa keluar Papua," kata Zulfurqan.
Katanya, suami Friska masih berada di Wamena. Friska hendak pulang ke Aceh karena tidak ada lagi apapun di sana. "Kos kosan mereka dibakar, motor hangus sudah. Dia hanya bawa berkas-berkas penting dan baju seadanya," tuturnya.
Ia menceritakan, saat terjadinya kerusuhan mereka bersembunyi di dalam rumah. Sedangkan massa sudah mengelilingi area tempat tinggal mereka. Akhirnya mereka bisa keluar rumah karena dijemput polisi yang sedang berpatroli.
"Mereka bersembunyi di dalam rumah, takut keluar," ucapnya.
Sampai saat ini ia masih bisa berkomunikasi dengan suaminya. Dia dan suaminya berpisah di Bandara Wamena. Ketika itu ibu-ibu dan anak-anak diprioritaskan lebih dulu dipulangkan.
Kepala Cabang ACT Aceh Husaini Ismail menuturkan bahwa ACT Aceh sudah berkomunikasi dengan Pemerintah Aceh untuk memulangkan warga Aceh Tenggara itu.
"Tadi malam saya dapat kabar kalau Plt Gubernur Aceh Pak Nova Iriansyah sudah meminta Dinas Sosial Aceh menjemput mereka," ucapnya.
Ia menambahkan, penyelesaian konflik di Wamena saat ini merupakan tanggung jawab bersama. Karenanya segala pihak perlu bersinergi kuat menyelesaikan konflik di sana. Apalagi sekitar 10.000 orang sudah mengungsi.
"Tentunya, kondisi pengungsi harus kita perhatikan bersama agar kondisi kesehatan mereka terjaga, kebutuhan konsumsi tercukupi, serta bagaimana memikirkan keadaan mereka yang dibakar tempat tinggalnya di Wamena," lanjutnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KRI Banda Aceh-593 yang belayar dari Surabaya, Jawa Timur, dan Semarang, Jawa Tengah, itu membawa 810 pemudik serta 181 unit sepeda motor.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca SelengkapnyaNelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaKapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh mengangkut pemudik dari Pelabuhan Tanjung Emas ke Jakarta
Baca SelengkapnyaHelikopter Carakal H-225M TNI AU terus bekerja untuk melakukan evakuasi warga yang berada di desa terisolir
Baca SelengkapnyaTiga pria yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu merupakan warga Kota Lhokseumawe, masing-masing berinisial RM (50), HU (41) dan DA (25).
Baca SelengkapnyaDari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca SelengkapnyaMeski menolak kedatangan pengungsi Rohingya, warga Aceh tetap memberikan bantuan berupa makanan dan minuman.
Baca SelengkapnyaTernyata, dari enam orang tersebut, tiga orang diantaranya tetap untuk memilih berada di Gaza. Mereka diketahui relawan dari MER-C.
Baca SelengkapnyaDiketahui jumlah imigran Rohingya yang tiba di Aceh, telah melebihi 800 orang.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya terdiri dari 15 anak laki-laki, 20 anak perempuan, 35 laki-laki dewasa, dan 65 perempuan dewasa
Baca Selengkapnya