Awas, Prajurit TNI Jangan Sembarangan Sebar Informasi Sensitif di Dunia Maya
Pengetahuan literasi digital menjadi sangat penting bagi semua pengguna internet, utamanya kepada para prajurit TNI.
Prajurit TNI harus memiliki kemampuan memverifikasi kebenaran informasi sebelum percaya atau bahkan membagikannya.
Awas, Prajurit TNI Jangan Sembarangan Sebar Informasi Sensitif di Dunia Maya
Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus bisa menjaga keamanan informasi yang diakses di dunia digital. Hal ini termasuk penggunaan kata sandi yang kuat, menghindari sharing informasi sensitif melalui saluran yang tidak aman dalam dunia digital, serta penggunaan perangkat lunak terkini untuk melindungi sistem dan data.
Dalam dunia digital yang dipenuhi dengan informasi yang persebarannya cepat dan mudah diakses, Prajurit TNI harus memiliki kemampuan memverifikasi kebenaran informasi sebelum percaya atau bahkan membagikannya.
Hal itu diungkapkan, Direktur Pemberdayaan Informatika Slamet Santoso pada kegiatan Literasi Digital Pemerintahan kepada Prajurit TNI di Provinsi Lampung, di Hotel Horison Kota Bandar Lampung, pekan lalu.
Slamet melanjutkan, Prajurit TNI harus sadar akan keberadaan mereka di dunia digital, yang berarti harus memeriksa secara berkala aktivitasnya di media sosial.
Untuk memastikan informasi yang sensitif tidak terpapar kepada pihak yang tidak berwenang. Salah satu pilar literasi digital, yaitu etika digital, juga harus diketahui para Prajurit TNI. Sehingga, dapat memahami etika di dunia digital sama pentingnya dengan dunia nyata.
"Prajurit TNI harus mengikuti prinsip-prinsip etika digital dalam setiap tindakan mereka di dunia digital. Ini termasuk menghormati privasi orang lain, menghindari perilaku yang merugikan atau mengintimidasi, dan tidak menyebarkan konten yang melanggar hukum atau melanggar kode etik militer."
Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Slamet Santoso.
Bukan hanya mengenai etika digital, Prajurit TNI juga perlu mendapatkan pelatihan yang terkait dengan literasi digital, termasuk keamanan siber, penggunaan alat komunikasi digital, serta pengelolaan informasi digital.
"Meningkatkan literasi digital akan membantu Prajurit TNI menghadapi tantangan yang muncul di dunia digital dengan lebih baik," ujar Slamet.
Di bagian lain, Komandan Satuan Siber TNI Laksamana Pertama TNI Dr Ir Agus Rustandi menyatakan, dunia maya merupakan dunia baru bagi semua orang.
Dunia maya tidak memiliki batas, sehingga hampir seluruh aktivitas di dunia nyata juga dilakukan di dunia maya.
"Sayangnya, dunia maya tidak memiliki polisi ataupun tentara. Karenanya, siapa yang menjadi polisi? Siapa yang menjadi tentara? Yaitu diri kita sendiri yang harus menjaga keamanan di dunia maya bersama-sama," tutur Agus.
Ditambahkannya, pengetahuan literasi digital kemudian menjadi sangat penting bagi semua pengguna internet. Dalam hal ini utamanya kepada para Prajurit TNI.
Karenanya, Agus mengimbau agar kegiatan yang difasilitasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan TNI ini dapat diikuti dengan sungguh-sungguh.
Sehingga, dapat menularkan ilmunya kepada keluarga di rumah. "Semoga apa yang disampaikan pada kegiatan hari ini bisa bermanfaat untuk kita semua agar kita menjadi benteng NKRI," tutup Agus.