Bantahan kepolisian Malaysia tentang viralnya video dugaan penyiksaan TKI Adelina
Merdeka.com - Kematian Adelina Lisao, buruh migran asal Indonesia yang terjadi pada tanggal 11 Februari 2018 lalu turut menambah panjang daftar pilu kematian TKI karena penganiayaan oleh majikan.
Seiring santernya kabar mengenai tewasnya Adelina, muncul pula video penyiksaan seorang wanita di media sosial. Tak diketahui waktu dan tempat kejadian secara persis. Namun dugaan kuat penyiksaan tersebut dilakukan terhadap Adelina di Malaysia.
Dalam video berdurasi lebih dari 2 menit itu, seorang wanita dengan teganya menginjak-injak korban tanpa kenal ampun. Tak hanya itu, ia juga memukul korban dengan menggunakan kayu. Terlihat beberapa kali korban memohon ampun agar wanita itu menghentikan aksinya namun permohonan tersebut berujung sia-sia.
-
Kenapa video tersebut diklaim tidak benar? Sehingga secara keseluruhan isi dan narasi video tidak ada kaitannya dengan Anies yang ditetapkan sebagai tersangka terkait JIS.
-
Kenapa polisi mengimbau warga untuk tidak meniru perilaku yang ada di video? 'Kami sudah mengidentifikasi keempat korban yang mabuk dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut, karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan,' kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi di Banjarmasin.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
-
Apa yang diklaim video tersebut? Video tersebut mengandung narasi bahwa Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD bersama DPR membongkar kebusukan hakim MK saat pelaksanaan Pilpres.
-
Apa yang diklaim pelaku dalam video viralnya? Pelaku hanya mengaku-aku kerabat Mayjen TNI Rifky Nawawi,' kata dia.
-
Siapa yang dituduh menyebarkan video ancaman tersebut? Para peneliti dari Pusat Analisis Ancaman Microsoft menyebut video itu berasal dari kelompok yang biasa menyebarkan disinformasi asal Rusia.
Ketika diklarifikasi mengenai kebenaran video tersebut, pihak kepolisian Malaysia justru membantah kabar yang beredar. Menurutnya, video penyiksaan yang tengah viral itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan kasus Adelina.
"Video tersebut tidak ada hubungannya dengan Adelina. Mohon masyarakat menggunakan media sosial dengan bijak dan berhenti menyebarkan rumor," ungkap Nik Ros Azhan Nik Ab Hamid selaku Kepala Kepolisian daerah Seberang Prai Tengah.
Namun, pihak kepolisian tak mengatakan lebih lanjut perihal identitas pelaku dan korban dalam video tersebut. Hingga kini, video yang tengah viral itu masih dalam proses penyelidikan. Nik Ros Azhan hanya menegaskan bahwa korban dalam video tersebut bukanlah Adelina seperti yang tengah santer beredar.
Sumber: KapanLagi.com (mdk/feb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video mesum yang disebut-sebut diperankan kades di Ogan Ilir adalah hoaks.
Baca SelengkapnyaKapolres menyebut video itu untuk menjatuhkan institusi Polri dan memecah belah TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca SelengkapnyaKadispenad, Brigjen TNI Hamim Tohari juga mengimbau kepada masyarakat agar hati-hati dalam menerima segala informasi.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim adanya penganiayaan yang dilakukan oleh tenaga kerja asing (TKA) Chi
Baca SelengkapnyaPolisi membebaskan tersangka karena alasan tidak menemukan niat jahat.
Baca SelengkapnyaMenanggapi hal itu PJ Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan pihaknya telah memerintahkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk menyelidiki kebenaran video
Baca SelengkapnyaAkun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaSeorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaTS, Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Jawa Barat (Jabar) buka suara
Baca SelengkapnyaDewi Perssik memberikan klarifikasi terkait video yang menunjukkan dirinya seolah-olah ditangkap dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut viral dan menimbulkan kontroversi di media sosial lantaran membawa nama organisasi Muhammadiyah.
Baca Selengkapnya