Basarnas sebut 99 persen korban gempa Pidie Jaya sudah dievakuasi
Merdeka.com - Mayoritas korban gempa bumi berkekuatan 6,5 SR di Pidie Jaya, Aceh, yang tertimbun bangunan runtuh sudah dievakuasi. Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas, Mayjen TNI Heronimus Guru.
"Kami telah melakukan observasi di lapangan korban 99 persen sudah tidak ada," ujar Heronimus di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (9/12).
Hal itu diungkapkannya setelah tim tanggap darurat dibantu pemerintah daerah Pidie Jaya melakukan penyisiran dengan menggunakan life detector di tiga kabupaten yakni, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireun, dan Kabupaten Pidie.
-
Bagaimana cara kerja alat deteksi gempa dari Jogja? Dikutip dari Indonesia.go.id, alat deteksi gempa itu tersusun dari sejumlah komponen seperti dektektor perubahan level air tanah. Apabila akan terjadi gmepa, akan terjadi fenomena paparan gas radon alam dari tanah yang meningkat secara signifikan.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
"Kita sudah lakukan pendeteksian ruko dan bangunan tinggi untuk memastikan dengan alat tersebut tidak ada korban lagi," terangnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tim SAR gabungan yang dipimpin oleh Basarnas berjumlah 484 personel terus melakukan pencarian korban di reruntuhan bangunan.
Pencarian itu menggunakan alat-alat berteknologi canggih seperti life locator, life detector, search cam, dan Pal CSSR. Tak hanya alat teknologi, hari ini Jakarta Rescue menerjunkan dua anjing pelacak untuk membantu upaya pencarian tersebut.
"Dalam operasi pencarian, tantangan dihadapi personel SAR ketika menemui reruntuhan berjenis pancake, biasanya pada bangunan bertingkat," tandasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi, akibat gempa Sumedang
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan harus bekerja ekstra untuk bisa mengevakuasi ketiga jasad korban yang berhasil ditemukan.
Baca SelengkapnyaSejumlah masyarakat di Kota Padang saat ini sudah dievakuasi tim SAR gabungan.
Baca SelengkapnyaJasad pertama anak-anak berjenis kelamin perempuan ditemukan pukul 11.54 Wib
Baca SelengkapnyaPemerintah masih melakukan pemeriksaan kondisi gedung rumah sakit pasca rentetan gempa pada Minggu (31/12).
Baca SelengkapnyaPencarian 10 korban banjir bandang dan banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat yang terjadi terjadi pada Sabtu (11/4), masih berlanjut.
Baca SelengkapnyaBNPB Pastikan Relokasi Rumah Rusak Berat akibat Banjir Lahar di Sumbar
Baca SelengkapnyaDua Rumah Sakit di Sumedang Terdampak Gempa, Ratusan Pasien Dievakuasi
Baca SelengkapnyaHingga saat ini Tim SAR gabungan berhasil menemukan tujuh jasad korban dan tersisa tiga korban di lokasi terjadinya longsor di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang 6 kabupaten dan kota di Sumatera Barat bertambah menjadi 50 orang.
Baca SelengkapnyaKorban Gempa di Sumedang akan Ditempatkan di Tenda Darurat
Baca SelengkapnyaSat Brimob Polda Jabar juga diterjunkan dan bergabung dengan SAR gabungan.
Baca Selengkapnya