Begini Kondisi Siswa SMP Diduga Korban Bullying di Bekasi Sebelum Meninggal Dunia
Kondisi siswa SMP, F (12) yang menjadi korban bullying saat bersekolah di SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan terus menurun sebelum akhirnya meninggal dunia.
Kondisi siswa SMP, F (12) yang menjadi korban bullying saat masih bersekolah di SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, terus mengalami penurunan sebelum akhirnya meninggal di rumah sakit, Kamis (7/12) dini hari.
Begini Kondisi Siswa SMP Diduga Korban Bullying di Bekasi Sebelum Meninggal Dunia
Almarhum F sempat menjalani perawatan hingga akhirnya meninggal di Rumah Sakit Hermina Bekasi. Beberapa hari sebelum meninggal, almarhum sempat dibawa ke ruang isolasi karena kesulitan bernapas.
Saat dicek, ternyata pada paru-paru F terdapat cairan darah. Kondisi itu membuat almarhum kesulitan bernapas tanpa bantuan oksigen.
"Semakin hari semakin drop, sampai terakhir kemarin, karena kesulitan bernapas, ternyata setelah dicek itu ternyata ada genangan di paru-paru F yang ternyata itu adalah darah, bukan hanya air," ucap Mila Ayu Dewat Sari, kuasa hukum F.
Saat masih dirawat di Rumah Sakit Dharmais Jakarta, kata Mila, sudah dua kali dilakukan penyedotan cairan di dalam paru-paru F. Sesudah itu, F tetap menggunakan bantuan oksigen agar bisa bernapas.
"Dua kali penyedot, jadi total itu 50 persen paru-paru F itu sudah terendam oleh cairan darah, F tidak bisa bernapas tanpa bantuan oksigen, itu harus 24 jam, kondisinya di tiga hari terakhir sempat drop, ternyata kondisi F sudah luar biasa kritis, luar biasa drop, bahkan kemarin oksigen dilepas satu detik aja sudah napasnya tersengal-sengal," katanya.
Mila mengatakan, Almarhum sempat akan dibawa ke Malaysia untuk menjalani pengobatan. Dia bersama timnya juga berencana melakukan penggalangan dana untuk pengobatan F di Malaysia.
"Kami satu tim sudah berencana untuk menggalang donasi, tadinya kami mau membawa F ke Malaysia, second opinion, kami sudah give up untuk perawatan F di sini, sampai akhirnya kami memutuskan ayo kita galang dana supaya F dirawat di rumah sakit di Kuala Lumpur, karena di sana kan banyak sekali pasien kanker yang Alhamdulillah bisa sehat, tapi ternyata Allah berkehendak lain dan hari ini meninggal," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, siswa SMPN 4 Tambun Selatan terpaksa harus diamputasi kaki kirinya. Pasalnya, siswa berinisial F (12) itu didiagnosa mengalami kanker oleh dokter.
Diana Novita (40), ibunda F mengatakan, anak lelakinya itu didiagnosa kanker diduga setelah jatuh karena di-sliding temannya saat berada di sekolah. Peristiwa itu terjadi pada Februari 2023 lalu ketika F masih kelas 6 SD.
"Kejadian itu ketika F masih kelas 6 SD, lalu jam istirahat sekolah jam 09.30 WIB dia diajak keluar jajan, di perjalanan terjadilah aksi sliding itu oleh salah satu temannya, ketika jatuh F mulai di-bully, maksudnya 'jangan nangis' apa 'gak usah ngadu sama mama', 'gak usah ngadu sama guru', gitu," katanya, Selasa (31/10).
Setelah jatuh karena di-sliding, lanjut Diana, anaknya itu mengalami luka memar di tangan dan kaki kirinya. Saat itu F terpaksa harus berjalan menggunakan pantatnya atau 'ngesot' karena kakinya terasa sakit usai jatuh.
"Lalu ditinggalkanlah F sendiri oleh lima temannya, nah mereka lanjut jajan, F itu ngesot mencari es batu, karena tangannya sakit merah, setelah itu F tidak jadi jajan, baliklah ke kelas, sampai di kelas diperolok lagi F dengan teman-temannya ini sampai memperagakan F jatuh, dan itu terjadi," ucapnya.
Diana mengatakan, dugaan bully yang dialami anaknya itu terungkap tiga hari setelah peristiwa tersebut terjadi. Saat itu F merasakan sakit pada kakinya ketika hendak berangkat sekolah. Karena penasaran, Diana mendesak anaknya untuk bercerita.
"F tidak berbicara sama saya waktu itu, tiga hari kemudian saya mendesak F supaya bicara karena ketika dia saya bangunkan untuk sekolah, ribut, kakinya sakit, nah jadi saya bicaralah, tadinya dia gak mau ngomong, dia bilang 'mamah janji dulu ya jangan marah, mamah janji ya', seperti orang ketakutan aja," katanya.
"Lukanya tidak ada, cuma kayak memar begitu, saat kejadian itu merah aja dan telapak tangan merah lalu yang terjadi tiga hari kemudian kaki F kalau diajak jalan sakit, jadi kayak luka dalam, secara luar tidak ada luka yang gimana-gimana ya," lanjut Diana.
Beberapa hari setelah terungkap, Diana membawa anaknya ke klinik terdekat dan diberi obat pereda nyeri. Namun setelah beberapa hari, rasa sakit yang dialami F tidak kunjung hilang. F kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
"Beberapa hari kemudian tidak kunjung sembuh dan dirontgen dan dirujuk ke proses MRI rumah sakit, lengkap, dan MRI didiagnosa infeksi dalam. Akhir Maret, karena proses gak secepat itu, dan ada obat, itu dulu," katanya.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, pada Agustus 2023, F didiagnosa dokter mengalami kanker dan kaki kirinya harus diamputasi. Kata Diana, dokter menyatakan anaknya terkena kanker karena terjatuh atau akibat benturan.
"Iya F memang kanker, kalau (penyebab kanker jatuh atau riwayat) seperti itu lebih baik tanya ke tim medis, karena yang saya pastikan kami tidak ada riwayat tumor ataupun kanker, dan F anak yang sehat, dia berolahraga sepeda, ngegym. Iya, ada, (dokter menyatakan pemicu kanker) karena terjatuh, benturan," katanya.