Berbarengan dengan pilpres, Piala Dunia jadi tak terdengar?
Merdeka.com - Ada yang menarik jika publik mau mencermati fenomena sosial di Indonesia belakangan. Walaupun bukan kali pertama terjadi, namun agak aneh rasanya ketika memperhatikan antusiasme masyarakat di pertengahan 2014 ini.
Tahun 2014 adalah tahun hiruk pikuk masyarakat Indonesia pada politik. Sebab, di tahun ini publik berjumpa lagi dengan pesta demokrasi lima tahunan bertajuk Pemilihan Umum (Pemilu), dimana di dalamnya terdapat dua proses, yakni Pemilihan Legislatif (Pileg) pada April dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Juli.
-
Apa itu Sengketa Pemilu? Sengketa Pemilu adalah konsekuensi yang mungkin terjadi dalam sistem penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu). Walaupun sistem sudah dirancang sebaik mungkin, kemungkinan pelanggaran yang bisa mencederai kualitas Pemilu masih bisa terjadi.
-
Siapa yang berpengaruh terhadap partisipasi pemilih? Partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap penyelenggara Pemilu dan kontestan.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil pemilu? Hasil pemilu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi tergantung pada konteks politik suatu negara. Beberapa faktor yang umumnya dapat memengaruhi hasil pemilu meliputi: 1. Kandidat dan Partai Politik, 2. Isu Pemilu, 3. Faktor Ekonomi, 4. Media Massa, 5. Partisipasi Pemilih, 6. Sistem Pemilu, 7. Peraturan Pemilu, 8. Sentimen Publik, 9. Dukungan Elektoral, 10. Perubahan Demografis.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
-
Siapa yang berperan dalam Pemilu? Penyelenggaraan Pemilu harus dilakukan secara mandiri oleh lembaga penyelenggara, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Nah, di saat bersamaan pula publik juga harus menyambut datangnya pesta sepakbola terbesar sejagad, yakni Piala Dunia 2014. Pesta bola ini sudah dimulai semalam dengan pertandingan perdana antara Brasil dan Kroasia.
Namun mayoritas masyarakat kali ini tak sebegitu antusias pada datangnya piala dunia. Euforia pesta bola tersebut juga tak terasa membahana seperti ajang piala dunia sebelumnya.
Lalu apa sebenarnya penyebab piala dunia tak seheboh tahun-tahun sebelumnya?
Pengamat Sosial UGM Arie Sudjito menilai piala dunia memang tak bergaung sebesar yang sebelumnya, lantaran berbarengan dengan suhu politik jelang pilpres mendatang.
"Gesekan-gesekan (politik) menjelang pilpres memang berpengaruh kepada masyarakat kita," kata Arie saat berbincang kepada merdeka.com , Kamis (12/6) malam.
Namun menurut dia, piala dunia tak akan membuyarkan konsentrasi masyarakat pada pilpres yang sudah kian dekat. Sebab dirinya menilai piala dunia kali ini justru bisa mencairkan suasana panas soal adu pasangan capres yang belakangan terjadi.
"Saya yakin piala dunia bisa meredam pilpres, pasti bisa dialirkan untuk menikmati bola. Ini jadi ada hikmahnya juga lho," ujarnya.
Paparan Arie tersebut juga bukan tanpa alasan. Sebab menurut dia sejak dulu masyarakat Indonesia sangat menggemari berbagai hal tentang olahraga, apalagi sepakbola. Antusias itu akan tetap terus muncul walaupun dibarengi dengan momen-momen berbeda.
"Minat bola masyarakat itu tinggi sekali. Karena secara umum memang orang Indonesia gila bola kok. Apalagi bola itu kan hiburan," imbuh pria yang mengaku menjagokan Brasil dan Spanyol itu.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan pemilih Ganjar justru diikuti oleh kenaikan dukungan pada capres nomor urut satu Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons serangan negatif selama ini yang ditujukan kepadanya.
Baca SelengkapnyaHanggoro menilai, masyrakat tak dapat menilai secara objektif debat yang berlangsung.
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca SelengkapnyaKetum Golkar Airlangga menilai Pemilu 2024 lebih adem dan damai
Baca Selengkapnya