Berbekal Tanaman Rami, Mahasiswa di Jember Mampu Serap Tumpahan Minyak di Laut
Merdeka.com - Peristiwa tumpahan minyak (oil spill) di laut menjadi bencana alam yang sangat berbahaya. Karena mengakibatkan hewan dan tumbuhan mati akibat senyawa hidrokarbon yang terkandung pada minyak bersifat mudah terbakar dan beracun.
Ekosistem laut yang terkena tumpahan laut pun membutuhkan waktu lama untuk kembali sedia kala, bahkan terancam tak pernah pulih.
Oleh karena itu bencana tumpahan minyak di laut harus segera ditangani agar dampaknya tidak semakin merusak.
-
Bagaimana cara mencampur solar dan minyak goreng? Dengan menggunakan jeriken sebagai wadah utama, mereka memasukan solar dan minyak goreng untuk disatukan dengan komposisi satu banding satu (1:1).
-
Bagaimana ilmuwan meningkatkan baterai berbasis air? Dengan mengubah campuran kimia yang ada di dalam baterai berbasis air, tim peneliti dapat meningkatkan kepadatan energi dan kinerja keseluruhan baterai berbasis air ini.
-
Dimana relawan mencampur solar dan minyak goreng? Tenda tersebut berada di depan guest house Mer-C yang ada di Almawasih, Kota Khan Younis, Gaza Selatan.
-
Apa yang diujicoba oleh para ilmuwan? Para ilmuwan sedang melakukan percobaan untuk membuat prototipe chip jaringan 6G di masa depan.
-
Siapa yang mengembangkan baterai air? Ilmuwan RMIT Universitas Melbourne, Australia telah mengembangkan 'baterai air' yang dapat didaur ulang.
-
Siapa yang membuat baterai berbasis air baru? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
Seperti yang dilakukan tiga mahasiswa Universitas Jember, yang mengembangkan aerogel berbahan tanaman rami guna menyerap tumpahan minyak di laut.
Mereka adalah Sofiatul Hasanah dari Program Studi Kimia FMIPA, dan dua mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik, Difka Augustina Diana Sari dan M. Khoirunnafiuddin.
©2022 Merdeka.comSaat diwawancarai awak media, Sofia yang merupakan Ketua Tim menjelaskan sebenarnya banyak cara yang diterapkan untuk mengatasi bencana tumpahan minyak.
Diantaranya metode remediasi kimia, penggunaan oil skimmer, penyemprotan dispersant, dan pembakaran in-situ. Akan tetapi, metode tersebut membutuhkan waktu yang lama, mahal, serta mengandung bahan yang tidak bisa diuraikan oleh alam (nonbiodegradable) sehingga menambah toksisitas terhadap lingkungan.
"Metode yang banyak dikembangkan saat ini dan dianggap efektif yaitu penggunaan bioadsorben yang dinilai ramah lingkungan sehingga tidak berdampak negatif terhadap ekosistem laut. Salah satu bioadsorben yang dikembangkan adalah aerogel, yakni bahan padat namun dengan kepadapatan rendah atau massa jenis rendah sehingga dapat menyerap bahan tertentu seperti minyak. Bedanya kami membuat aerogel berbahan biomassa yakni limbah tanaman rami. Tanaman rami dipilih karena memiliki kandungan selulosa tinggi yaitu mencapai 88,5 persen dan ketersediannya yang melimpah di indonesia," jelas Sofia.
Tidak hanya menggunakan limbah batang rami, ketiga mahasiswa yang dibimbing oleh dosen Program Studi Teknik Kimia FT, Dr. M. Maktum Muharja Al Fajri, lantas menambahkan materi graphene oxide (GO) dan N,N’ Methylenebisacrylamide (MBA). Penambahan kedua bahan tadi dalam sintesis aerogel untuk mendapatkan kapasitas penyerapan minyak yang lebih tinggi.
Penelitian ketiganya berjudul 'Valorisasi Biomaterial Limbah Batang Rami terkombinasi GO/MBA Sebagai Adsorben Kapasitas Tinggi Pada Aplikasi Tumpahan Minyak di Laut' dipresentasikan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2022 bidang Riset Eksakta di Universitas Muhammadiyah Malang, pada 30 November hingga 4 Desember 2022 lalu.
"Secara garis besar cara pembuatannya dimulai dengan penghalusan batang rami dilanjutkan delignifikasi atau menghilangkan kandungan lignin menggunakan larutan soda api. Kemudian dilanjutkan proses pemutihan atau bleaching menggunakan Natrium hipoklorit lalu dicuci dan dikeringkan pada suhu 100 derajat Celsius selama 2 jam. Sintesis aerogel dilakukan menggunakan campuran GO/MBA dan bahan lainnya," imbuh Difka yang bersama koleganya melakukan penelitian selama 4 bulan semenjak bulan Juni di Laboratorium Kimia Organik FMIPA dan laboratorium CDAST Universitas Jember.
Dalam proses selanjutnya di laboratorium, kemampuan aerogel berbahan rami ciptaan ketiganya dicoba dengan cara mencampur solar jenis Dexlite dengan air.
"Ternyata aerogel berbahan rami yang kami kembangkan memiliki kapasitas adsorpsi tinggi, yakni mampu menyerap minyak sebanyak 8,55 gram/gram. Sementara dalam penelitian sebelumnya, aerogel dengan bahan spons luffa hanya mampu menyerap minyak sebanyak 5,2 gram/gram saja," ungkap Khoirun.
Ketiganya berharap hasil penelitiannya bisa menjadi sumbangsih nyata terhadap upaya mengatasi tumpahan minyak di lautan. Mengingat kejadian serupa juga pernah terjadi di Indonesia. Apalagi aerogel berbahan rami terbuat dari biomassa sehingga ramah lingkungan dan mudah didapat di Indonesia.
"Biaya pembuatannya pun murah, jika dihitung ongkos pembuatan aerogel berbahan rami ini hanya sekitar 7.500 rupiah per gramnya," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fokus penelitian untuk peningkatan produksi biogas yang ramah lingkungan melalui tandan kosong kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaAda rahasia yang ditemukan agar baterai berbahan dasar air mampu bekerja.
Baca SelengkapnyaSelain sampah plastik, bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat inovasi itu antara lain semen, pasir, dan oli.
Baca SelengkapnyaMahasiswa ITS ini punya kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan
Baca SelengkapnyaAstra Honda Motor Best Student 2023 mengumumkan para pemenangnya. Alat penjernih air brih tenaga surya karya siswa di Malang juara kategori Invensi.
Baca SelengkapnyaMuryani mengolah limbah menjadi BBM terinspirasi dari menumpuknya sampah plastik.
Baca SelengkapnyaMereka berharap inovasi ini bisa dipatenkan dan diproduksi secara massal.
Baca SelengkapnyaBerikut penemuan-penemuan unik yang disebut bisa selamatkan dunia.
Baca SelengkapnyaBahan bakar yang dihasilkan oleh Muryani dari limbah plastik itu dinamakan BBM Plast.
Baca SelengkapnyaKapal penangkap ikan ini disebut bisa menjaga kualitas ikan hasil tangkapan.
Baca SelengkapnyaUlubelu terus berkembang menjadi 'Negeri Tiga Energi'.
Baca SelengkapnyaAjang IPITEX atau juga dikenal dengan Thailand Inventor’s 2024 digelar di Bangkok 2-6 Februari 2024
Baca Selengkapnya